Pentingnya Mewujudkan Generasi Alim Faqih di Zaman Akhir

0
34
Mewujudkan Generasi Alim Faqih

Mewujudkan Generasi Alim Faqih – Di zaman akhir ini, semakin sulit mencari orang-orang yang mau belajar agama Islam dengan sungguh-sungguh. Padahal, hanya dengan belajar dengan sungguh-sungguh, akan terwujud generasi-generasi penerus yang berpengetahuan luas (alim) dan memahami hukum-hukum fiqih (faqih).

Urgensi Mewujudkan Generasi Alim Faqih

Dalam Islam, orang alim bukan hanya disegani tapi juga dihargai. Pasalnya, keberadaan orang alim sangat penting. Sampai-sampai Rasulullah menyebutkan betapa tingginya kedudukan orang alim dalam banyak kesempatan. Salah satunya adalah hadits berikut ini:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمُ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ فَإِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Allah tidak mencabut ilmu begitu saja dari diri manusia, tapi mencabut ilmu dengan cara mewafatkan ulama. Jika orang alim tidak tersisa, manusia akan mengambil pemimpin-pemimpin bodoh. Saat ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu. Mereka sesat & menyesatkan.” (1)

Agar tidak terjadi pada negara kita tercinta, peran ulama sangat penting dengan cara mendekati para pemimpin agar dapat menasehati mereka supaya tidak menyimpang dari syariat Islam. Terkadang, orang alim juga perlu memberanikan diri menjadi pemimpin.

Kewajiban Menuntut Ilmu pada Guru yang Benar

Dalam hadits lain, Rasululullah menjelaskan betapa pentingnya menuntut ilmu bagi umat Islam agar menjadi orang yang alim.

 طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَوَاضِعُ الْعِلْمِ عِنْدَ غَيْرِ أَهْلِهِ كَمُقَلِّدِ الْخَنَازِيرِ الْجَوْهَرَ وَاللُّؤْلُؤَ وَالذَّهَبَ

“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. Orang yang meletakkan ilmu bukan pada ahlinya, bagaikan mengalungkan Mutiara, intan, dan emas ke leher babi.” (2)

Selain kewajiban menuntut ilmu, Rasulullah juga menjelaskan pentingnya mencari ilmu kepada ahlinya. Jadi, jangan sampai sembarangan memilih guru. Kalau salah guru, alih-alih menjadi orang alim, justru bisa menjadi orang yang tersesat.

Belajar Ilmu Agama untuk Mencari Ridha Allah

Namun, menjadi orang alim tidak boleh dengan niat untuk kepentingan dunia. Pasalnya, orang yang menuntut ilmu hanya karena menginginkan dunia, ilmunya tidak akan dapat mengantarkannya ke surga. Rasulullah bersabda:

 لَا يَطْلُبُ هَذَا الْعِلْمَ أَحَدٌ لَا يُرِيدُ بِهِ إِلَّا الدُّنْيَا إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah seseorang menuntut ilmu ini dan ia tidak menghendaki kecuali dunia, melainkan Allah mengharamkan aroma surga baginya.” (3)

Oleh karena itu, kita harus menuntut ilmu secara Ikhlas dengan niat ingin memperjuangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam dan mencaeri ridha Allah.

Keutamaan Orang Alim

Betapa tinggi dan utamanya orang alim bisa kita lihat dari sabda Nabi berikut ini:

 فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ

“Keutamaan seorang alim dari seorang abid (ahli ibadah) seperti keutamaanku dari orang paling rendah di antara kalian.” (4)

Dari hadits di atas, kita tahu betapa utamanya menjadi orang alim. Maka dari itu, hendaknya kita benar-benar memperhatikan anak-cucu kita dalam belajar ilmu agama supaya kelak menjadi generasi-generasi yang alim dan memiliki pemahaman fiqih yang luas.


Referensi:

(1) H.R. Ibnu Majah No 51

(2) H.R. Ibnu Majah No 220

(3) H.R. Darimi No 259

(4) H.R. Tirmidzi No 2609

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY