Dibalik Anjuran Menjadi Muslim yang Mandiri

0
114
Muslim yang Mandiri

Muslim yang Mandiri – Rasulullah menganjurkan umatnya agar mandiri, termasuk secara ekonomi. Dampaknya sangat luas. Dengan kemandirian, seseorang tidak akan terbebani hutang budi orang lain. Itulah kenapa kita harus berusaha menjadi seorang muslim yang memiliki sifat mandiri.

Larangan Meminta-minta

Anjuran untuk bersikap mandiri adalah agar umat Islam tidak bergantung kepada orang lain dan meminta-minta. Pasalnya, Islam melarang umatnya untuk meminta-minta. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

مَنْ سَأَلَ مِنْ غَيْرِ فَقْرٍ فَكَأَنَّمَا يَأْكُلُ الْجَمْرَ

“Barangsiapa meminta-minta padahal dirinya tidak fakir, ia seakan-akan memakan bara api.” (1)

Jadi, selama kita masih mampu mencari rezeki, usahakan tidak meminta-minta karena ini termasuk perbuatan yang hina. Apalagi jika hanya karena kita malas bekerja.

Keutamaan Hidup Mandiri

Hidup mandiri artinya mau bekerja keras dengan jerih payahnya sendiri untuk mengais rezeki. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menggambarkan betapa mulianya orang yang mau bekerja mandiri.

‏ مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ

“Tak ada seseorang makan makanan yang lebih baik dari makanan hasil kerja keras tangannya sendiri.” (2)

Hadits di atas menjelaskan bahwa bekerja keras atau hidup mandiri termasuk salah satu pekerjaan yang terbaik. Dan para nabi terdahulu juga telah mencontohkannya.

Menjadi Muslim yang Mandiri Seperti Harapan Rasulullah

Dalam hidup, kita tidak boleh menjadikan meminta-minta atau menerima pemberian orang lain sebagai kebiasaan. Dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, diceritakan ada pengemis yang datang ke Rasulullah. Rasulullah pun menanyakan apakah ia punya pakaian dan cangkir di rumah. Karena pengemis itu punya, Rasulullah menyuruh pengemis itu untuk mengambilnya.

Setelah itu, Rasulullah melelangnya kepada para sahabat dan melepaskannya pada penawaran tertinggi. Lalu, Rasulullah pun memberikan uang hasil lelang tersebut ke pengemis dan berpesan untuk membeli makanan untuk keluarganya dan jangan lupa menyisakannya untuk membeli kapak. Rasulullah juga menyuruhnya untuk mencari kayu sebanyak-banyaknya yang bisa ia jual.

Setelah 2 pekan, pengemis itu datang lagi ke Rasulullah dan membawa 10 dirham hasil berjualan kayu. Melihat hal ini, Rasulullah merasa lega. Beliau mengatakan bahwa hal ini jauh lebih baik karena meminta-minta hanya membuat noda di wajah di akhirat kelak.

Ternyata, di balik anjuran Rasulullah untuk hidup mandiri, ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya. Selain rasa puas karena mendapatkan rezeki dari hasil keringatnya sendiri, kemandirian juga dapat mengangkat harkat seseorang, baik di dunia maupun di akhirat.


Referensi:

(1) H.R. Ahmad 4: 165

(2) Sahih al-Bukhari 2072

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY