Kenapa Hampa?

0
33712
kenapa hampa?

Mau Tau kan? – Ada yang hilang, hatinya kosong, dan seseorang itu berusaha mencari jawabannya, kenapa hampa? Padahal sebagian manusia menghabiskan banyak waktunya untuk mencari kesenangan, menghabiskan waktu bersama teman-temannya, bersama kerabat, ke tempat-tempat wisata, bahkan ke tempat hiburan.

Namun ada hal yang essensial yang terkadang tak didapatkan oleh manusia dengan melakukan hal-hal tersebut yaitu ketenangan hati. Walau berada di tempat yang menyenangkan tapi hati tetap merasa ada yang lain, walau berada di tempat yang ramai tapi hatinya terasa hampa.

Hidup di dunia ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, berjuang melewati setiap harinya dengan memenuhi segala tuntutan hidup. Manusia berlomba-lomba menjadi yang terbaik, manusia berlomba-lomba untuk mencari nafkah, manusia berlomba-lomba untuk mengejar dunia.

Sahabat cahaya Islam, tak sadarkah kita bahwa Allah SWT sedang merindukan kita, sedang mencari hambanya yang telah lama tak pernah menghadapnya, sedang menunggu hambanya datang kembali padanya. Itulah mengapa terkadang seseorang merasa hatinya kosong walau berada dikeramaian.

Allah SWT tak berada di hatinya, Allah jauh darinya, itulah sebabnya ada yang mengganjal di hidupnya. Hampanya hidup disebabkan karena jauh dari Allah, Sang pemilik kehidupan, Sang pemilik hati, begitu sibuknya hingga melupakannya. Seperti seorang anak yang jauh di tanah rantau, walaupun dia memiliki teman yang banyak, banyak aktivitas yang dilakukannya, tapi tetap saja ada yang berbeda, dia merasa hampa karena jauh dari orang tuanya, jarang menghubunginya, jadi secara tidak sadar dia merindukan orang tuanya.

Kenapa Hampa?

Hati yang hampa akan membuat hati gelisah, lau kita akan mencari penyebab kegelisahan tersebut.

أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا ۖ فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Apakah orang yang dihiasi perbuatannya yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya” [1]

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” [2]

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ

Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata[3]

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu (al-Qur’an) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” [4]

Sahabat cahaya Islam, Allah tak pernah meninggalkan hambanya tapi manusialah yang terlalu sibuk dengan urusan dunianya hingga lupa pada Allah, hingga lupa tujuan dia diciptakan. Sebagian manusia menganggap kekayaan, teman yang banyak, kepintaran, tampang yang rupawan, yang membuat mereka bahagia tapi sesungguhnya bukanlah itu yang menjadi kebahagiaan hakiki.

Jika Allah berada di hati manusia maka hanya kepada Allah lah bermuara segara perasaan. Ketika bahagia dia mengingat Allah, bersyukur akan kenikmatan yang diberikan, jika bersedih dia juga mengingat Allah bersabar akan ujiannya, dan yang pasti hatinya tak akan merasa hampa atau kesepian karena dia tahu bahwa Allah selalu ada bersamanya. Semoga hati kita selalu mengingat Allah hingga kita tak lalai karena urusan dunia, sesungguhnya hanya kepada Allah kita kembali.


Catatan Kaki :

[1] QS Faathir (35) ayat 8

[2] QS ar-Ra’du (13) ayat 28

[3] Q.S. Ali ‘Imraan (3) ayat 164

[4] Q.S. Yuunus (10) ayat 57

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY