Agar Musibah Terasa Ringan – Di dunia ini, roda kehidupan terus berputar. Tak selamanya hidup terasa indah. Namun, ada kalanya seseorang mengalami musibah. Memang, adalah hal yang wajar jika seseorang merasa sedih ketika musibah datang. Namun, hendaknya seorang muslim tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Agar musibah yang menimpa terasa lebih ringan, sabar dan mengucapkan istirja’ adalah kuncinya.
Mengucapkan Istirja’ Tanda Orang Sabar
Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dia pasti akan menguji manusia dengan berbagai macam musibah seperti ketakutam kelaparan, kekurangan harta, dan lain sebagainya. Namun, Allah juga menyampaikan kabar gembira, yakni:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
“Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un’.” (1)
Meski beragam cobaan datang, orang yang beriman hendaknya sadar bahwa segala sesuatu di dunia ini akan kembali kepada Allah, yang memiliki dunia dan seisinya. Maksudnya, semua yang kita miliki hanyalah titipian dari-Nya. Jadi, jika sewaktu-waktu Allah mengambilnya, maka itu sudah sepantasnya dan kita tidak perlu larut dalam kesedihan.
Keistimewaan Mengucapkan Istirja’
Tentu saja, mengucapkan istirja’ tidaklah sulit. Tetapi, yang sulit adalah mengucapkan istirja’ dengan penuh keikhlasan menerima semua cobaan. Dalam sebuah hadits dari Ummu Salamah, Rasulullah bersabda:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ بِهِ: (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
“Seorang muslim yang tertimpa musibah lalu mengucapkan istirja’ dan berdoa ‘Allahumma’jurnii fii mushibatii wakhluf lii khoiran minha’, Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.” (2)
Dalam sebuah riwayat, ketika suaminya meninggal, Ummu Salamah mengucapkan doa tersebut. Ternyata, Allah memberikan ganti suami yang lebih baik lagi, yakni Rasulullah. Oleh karena itu, kita tidak boleh marah ketika Allah menimpakan musibah kepada kita. Karena saat itu, Allah sedang menguji keimanan dan kesabaran kita.
Agar Musibah Terasa Ringan, Bersabarlah!
Hudzaifah ibnul Yaman menjelaskan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari kecil ke besar, kecuali musibah. Pasalnya, Allah menciptakan musibah dari besar ke kecil. Artinya, musibah datang dalam keadaan yang terasa besar atau berat. Namun, lama kelamaan akan terasa semakin kecil atau ringan. Kuncinya adalah jika seseorang sabar menghadapi musibah tersebut.
Oleh karena itu, sebesar apapun musibah yang menimpa kita, kita tidak boleh putus asa, apalagi sampai menyalahkan Allah. Pasalnya, Allah berhak memberi musibah kepada siapapun yang Dia kehendaki. Bagi hamba yang lulus (sabar), Allah akan mengangkat derajatnya.
Referensi:
(1) Q.S. Al-Baqarah Ayat 155-156
(2) Mishkat al-Masabih 1618