Kenapa Harus Mengucapkan Kalimat Istirja Saat Ada Musibah?

0
429
Kalimat-Istirja

Kalimat Istirja – Seorang muslim biasa mengucapkan انَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ (innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun) saat terjadi musibah pada diri sendiri ataupun orang lain, lebih-lebih berupa kematian. Kalimat tersebut biasa disebut dengan istilah istirja’. Lalu, kenapa kita sebagai umat Islam harus mengucapkannya? Apa makna yang terkadung di dalamnya?

Mengucapkan Kalimat Istirja’ Adalah Ciri Orang Sabar

Dalam Al-Qur’an, Allah menyebutkan sikap orang yang sabar ketika mendapatkan musibah:

وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ . اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

“Kabar gembira bagi orang-orang yang sabar, (yaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah mengucapkan ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un’.” (1)

اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ sendiri artinya ‘sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali’. Pasalnya, segala sesuatu adalah milik Allah. Harta, jabatan, keluarga, dan semuanya hanyalah titipan yang sewaktu-waktu akan kembali pada pemiliknya yaitu Allah. Orang yang sabar adalah orang yang berlapang dada ketika Allah mengambil titipan-Nya.

Kapan Harus Mengucapkan Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un?

Sebenarnya, apapun bentuk musibah yang terjadi, kita sebagai umat Islam sebaiknya mengucapkan istirja’. Misalnya adalah saat sakit, kecelakaan, atau kematian menimpa seseorang seperti keluarga, tetangga, dll.

Jadi, anjuran membaca kalimat ini bukan hanya saat ada seseorang yang meninggal duni, namun saat terjadi musibah berupa apa saja. Misalnya, saat kehilangan uang, maka kita mengucapkan istirja’. Pasalnya, harta kita adalah titipan dari Allah. Jika uang kita hilang, berarti Allah sudah mengambil titipan-Nya sehingga kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada.

Kandungan Makna dalam Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji’un

Istirja’ mengandung sebuah pesan berupa perintah supaya kita sadar bahwa yang kita akui kepunyaan kita di dunia ini pada hakekatnya adalah milik Allah. Jadi, Allah berhak mengambilnya kembali kapan saja.

Sebagai umat Islam, kita harus ikhlas menerima musibah dan ridha terhadap takdir yang sudah Allah tetapkan. Karena dengan itulah kita bisa meraih ridha Allah. Dalam sebuah hadits dari sahabat Annas bin Malik, Rasulullah bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا  

“Jika Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menimpakan ujuan. Barangsiapa yang ridha, ia akan mendapat ridha Allah.” (2)

Oleh karena itu, mulai sekarang kita harus sadar bahwa sebenarnya kita tidak punya apa-apa. Jadi, kita tidak boleh terlalu mencintai apa yang kita miliki di dunia ini karena semuanya akan kembali pada Allah sebagai pemilik sejati.


Referensi:

(1) Q.S. Al-Baqarah Ayat 155-156

(2) Sunan Ibnu Majah 4031

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY