Berbohong Demi Kebaikan, Bolehkah?

0
98
Berbohong Demi Kebaikan bolehkah

Berbohong Demi Kebaikan – Pada dasarnya, bohong hukumnya haram karena termasuk sifat tercela.. Maka, berdosalah orang-orang yang suka bohong. Namun, apakah larangan berbohong berlaku dalam semua keadaan? Pasalnya, ada kalanya seseorang harus berbohong untuk tujuan kebaikan.

Bohong untuk Kebaikan Berdasarkan Hadits

Bohong untuk tujuan kebaikan maksudnya adalah demi tujuan terpuji secara syar’i. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk kemaslahatan yang jelas. Berkaitan dengan hal ini, perhatikan hadits Nabi dari Ummu Kultsum berikut:

لَيْسَ الكَذَّابُ الَّذِي يُصْلِحُ بيْنَ النَّاسِ، فَيَنْمِي خَيْرًا، أوْ يَقُوْلُ خَيْرًا

“Bukanlah seorang pendusta, orang yang memperbaiki hubungan di antara manusia (yang sedang bertikai), yaitu dia menyampaikan atau mengatakan kebaikan.” (1)

Dalam hubungan antara suami dan istri, terkadang ada kondisi di mana seseorang harus berbohong, yaitu jika berkata jujur justru menimbulkan mudharat nyata yang besar seperti halnya konflik besar, permusuhan, hingga kehancuran rumah tangga.

Bagaimana Hukum Berbohong Demi Kebaikan?

Secara umu, hukum berbohong adalah haram dan termasuk dosa & aib yang keji. Oleh karena itu, ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat ada pengecualian hukum berkata bohong. Imam Nawawi dalam kitab Riyadhus Shalihin mengatakan bahwa setiap tujuan terpuji yang dapat dicapai tanpa kebohongan, maka berbohong dalam hal ini adalah haram. Namun jika tujuan terpuji itu tidak mungkin dicapai kecuali dengan kebohongan, maka boleh untuk berkata bohong.

Salah satu contoh kondisi yang membolehkan berkata bohong adalah untuk memperbaiki hubungan di antara pihak-pihak yang sedang bertikai. Selain itu, berkata bohong dalam erang juga boleh karena pada dasarnya peperangan adalah tipu daya. Begitu juga dalam rumah tangga, ada kalanya seorang suami perlu mengucapkan kata-kata manis yang dapat meningkatkan rasa cinta di antara mereka, meski ada sedikit dusta.

Apa Maksud Berbohong untuk Kebaikan?

Maksud berbohong untuk tujuan kebaikan ialah berkata bohong demi tujuan yang sudah pasti kebaikannya, bisa berupa menghilangkan mudharat yang nyata maupun meraih maslahat yang nyata yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Contoh mudharat yang nyata adalah ada orang dzalim yang hendak merampas harta seorang muslim atau membunuhnya. Ketika orang dzalim itu bertanya tentang orang yang hendak didzaliminya, kita boleh bahkan wajib berbohong demi menyelamatkan harta maupun nyawa. Bisa juga dengan memakai kata-kata multitafsir agar tidak perlu sampai berkata bohong.

Contoh meraih maslahat ialah untuk menghindari konflik suami istri. Namun, hal ini tidak berlaku untuk menutupi kesalahan atau perbuatan maksiat. Intinya, kebolehan berbohong hanya berlaku jika dalam kondisi yang dibenarkan oleh syariat Islam. Wallahu a’lam.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 2692

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY