Barack Obama Dulu Cita-citanya Jadi Presiden, Perlunya Muslim Memiliki Cita-Cita

0
803

Barack Obama – Sosok yang terkenal sebab pernah menduduki kedudukan tertinggi di negara adikuasa yakni Amerika Serikat sebagai presiden ke-44. Di balik kedudukan ternyata ada cita-cita yang sudah didamba lewat karangan bahwa dia memiliki cita -cita tersebut.

Terkait cita-cita menjadi presiden, telah dikatakan oleh guru Barack Obama saat SD Santo Fransiskus Asisi yang bernama Katarina Fermina Sinaga mengatakan bahwa memang dia pernah membuat karangan tentang cita-citanya menjadi presiden dan akhirnya menjadi kenyataan.

Cita-cita harus ada pada setiap manusia. Memiliki cita-cita perlu ditanamkan sedari diri dengan harapan bisa menjadi kenyataan pada akhirnya nanti kelak. Di samping juga berusaha meraihnya tidak lupa juga berdoa.

Sobat Cahaya Islam, memiliki cita-cita, berusaha, dan berdoa. InsyaAllah akan dikabulkan permohonannya  sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah Mu’min ayat 69 yang berbunyi.

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al Mu’min: 60)

Ayat di atas menunjukkan bahwa salah satu cara mewujudkan cita-cita adalah dengan berdoa, namun yang utama yakni bercita-cita terlebih dahulu. Perlunya cita-cita bagi muslim akan dibahas di bawah ini.

Perlunya Muslim Memiliki Cita-Cita seperti Barack Obama

Cita-cita perlu dimiliki setiap muslim, hal ini perlu dimiliki dengan beberapa alasan sebagai berikut.

  1. Memiliki Harapan

Muslim perlu cita-cita sebagai bentuk harapan yang patut diraih. Harapan yang bisa menjadi tujuan hidup. Serta hidup tidak akan terbuang sia-sia karena memiliki harapan yang harus diperjuangkan jika ingin meraihnya.

  1. Agar Hidupnya Terarah

Hidup itu seperti sedang mengendarai mobil di jalanan. Cita-cita layaknya kompas maupun denah yang mengarahkan hal yang perlu dilakukan. Sehingga, hidup terarah dengan pasti.

Islam tidak memperkenankan muslim luntang-lantung tanpa arah yang mengakibatkan terbuangnya waktu secara sia-sia. Di mana Islam menjunjung tinggi pentingnya waktu dipergunakan secara bijak.

Lantas jika muslim menyia-nyiakan waktu bisa tergolong manusia yang rugi dalam hidupnya.

  1. Bisa Menjadi Muslim yang Berguna

Sebaik-baiknya manusia yang berguna. Mempunyai cita-cita dan berujung memperjuangkan cita-cita itu. Alhasil apa yang dicita-citakan terwujud, tentu memberikan nilai positif bagi sekitarnya.

Sebab, tidak mungkin ada cita-cita yang mulia yang tidak berguna untuk kehidupan. Pasti ada gunanya.

  1. Mendapatkan Penghasilan

Hidup dengan deretan kebutuhan yang semakin mengembang. Butuh namanya uang yang bisa diperoleh lantaran bekerja setelah cita-cita terwujud. Pasalnya cita-cita di dalamnya mengandung nilai lebih yang bisa dihargai dengan penghasilan.

Ketika sudah mendapatkan penghasilan, bisa menekankan munculnya sifat tamak (berharap diberi sebagian harta) dari pihak lain, dan menghindari sifat ketergantungan dengan terwujud sikap mandiri.

  1. Bisa Membantu Pihak Lain

Cita-cita tercapai? Punya penghasilan berlebih? Bisa membantu pihak lain dengan kiprahnya baik lewat materi, maupun keahlian atas cita-cita yang dimiliki, serta hal lainnya yang serasa bisa dilakukan.

Saling membantu termasuk cerminan muslim yang menjalankan syariat agama Islam, termasuk mengikuti sunah nabi yang suka menolong terhadap sesama, sekalipun kepada yang pernah membenci beliau.

Lima poin perlunya cita-cita bagi muslim. Semoga kita dapat mengikuti jejak Barack Obama yang biasa mewujudkan apa yang dicita-citakan sejak kecil. Serta semoga kita dapat menghadapi aral melintang di saat memperjuangkan memperoleh cita-cita. Aamiin.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY