Benarkah Sabar Ada Batasnya?

0
303
Apakah-Sabar-Ada-Batasnya

Sabar Ada Batasnya – Sering kita mendengar bahwa kesabaran ada batasnya. Tapi, pernyataan itu muncul dari mulut orang-orang awam. Lalu, apakah pernyataan tersebut benar atau hanya sebatas ucapan tanpa dasar? Untuk mengetahui jawabannya, sobat Cahaya Islam perlu menyimak ulasan di bawah ini.

Apakah Sabar Tidak Ada Batasnya?

Dalam Al-Qur’an, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk menjadikan sabar sebagai penolong:

وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (1)

Dalam urusan apa saja, Allah menyuruh kita untuk minta tolong kepada-Nya melalui sabar dan shalat. Kalau memang sabar itu ada batasnya, tentunya Allah tidak akan menjadikan sabar sebagai penolong. Semakin tinggi ketakwaaan seseorang, semakin besar kesabarannya. Jika ada seseorang yang merasa habis kesabarannya, artinya ia belum bisa memaksimalkan kesabarannya. Buktinya, banyak orang yang mendapat ujian jauh lebih berat dari kita namun tetap bisa sabar.

Macam-macam Hukum Sabar

Imam Al-Ghazali melalui kitab Ihya Ulumuddin menjelaskan beberapa macam hukum sabar. Pasalnya, tidak semua bentuk kesabaran adalah baik. Oleh karena itu, kita harus bisa menempatkan kesabaran pada tempatnya.

Yang pertama adalah sabar yang wajib, yaitu sabar menahan dari berbuat maksiat. Tidak bisa ditawar lagi, sabar dalam hal ini hukumnya wajib bagi setiap orang.

Selain itu, ada juga sabar sunnah, yaitu sabar atau menahan diri dari perkara-perkara yang makruh. Begitu juga sebaliknya, menahan diri dari melakukan perkara-perkara sunnah adalah jenis sabar makruh.

Terakhir, ada sabar yang hukumnya haram, yaitu menahan diri dari apa saja yang bisa membahayakan. Misalnya, ketika melihat orang lain menyakiti istri kita, tapi kita malah menahan diri dari melindungi istri. Maka, inilah sabar yang hukumnya sabar.

Jadi, sabar tidak ada batasnya tapi ada tempatnya. Dalam menghadapi ujian, kita harus terus bersabar karena kesabaran tidak akan ada habisnya. Namun, saat orang lain terkena musibah, kita harus langsung menolongnya.

Tiga Tingkatan Sabar

Dalam kitab As-Shabru wa Tsawab ‘Alaihi halaman 30, terdapat sebuah hadits dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah pernah menjelaskan bahwa sabar memiliki 3 tingkatan. Pertama, sabar menghadapi musibah di mana Allah akan mengangkat 300 derajat orang yang sabar melalui ujian berupa musibah.

Kedua, sabar menjalani ketaatan di mana Allah akan mengangkatnya 600 derajat. Ketiga, sabar dari berbuat maksiat di mana Allah akan mengangkat derajatnya hingga 900 derajat. Sabar yang ketiga inilah sabar yang paling tinggi tingkatannya.

Sebenarnya, kesabaran berkaitan erat dengan kesadaran. Jika kita menyadari tabiat kehambaan kita, maka tidak ada alasan untuk tidak sabar. Yang penting untuk kita ingat, sabar akan membuat hidup terasa lebih mudah. Sebaliknya, ketidaksabaran justru akan membuat urusan hidup semakin sulit. Tentu saja, tidak semua orang mampu bersabar karena memang berat. Itulah kenapa Allah sangat menyukai orang-orang yang sabar. Bahkan, Allah befirman dalam Al-Qur’an:

 إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (2)


Referensi:

(1) Q.S. Al-Baqarah Ayat 45

(2) Q.S. Al-Baqarah Ayat 153

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY