Perang Hamas vs Israel Kembali Berkecamuk, Adakah Aturan Perang yang Diajarkan Islam?

0
472
Perang Hamas vs Israel

Perang Hamas vs Israel – Perang berkepanjangan yang melibatkan Israel dan Palestina seperti tidak ada tanda-tanda akan selesai. Malahan, konflik yang awalnya disebabkan oleh gerakan zionisme ini makin memanas.

Perang Hamas vs Israel belakangan ini semakin membuat rakyat Palestina di Gaza menderita. Banyak korban yang jatuh mayoritas dari warga sipil, bayi hingga wanita banyak yang meninggal.

Gerakan Zionisme yang menjadi sebab-musabab perang ini memang punya tujuan untuk mendirikan negara Israel. Sejak tahun 1948 para zionis merebut paksa tanah milik penduduk Palestina kemudian mengusir bahkan membunuh mereka.

Kekejaman itu terus berlangsung hingga saat ini. Wilayah yang dulunya milik penduduk Palestina, kini sebagian besar menjadi pemukiman Yahudi yang kita kenal dengan negara Israel.

Perang Hamas VS Israel Kembali Memanaskan Konflik Palestina-Israel

Beberapa minggu terakhir, milisi Hamas yang merupakan sayap militer salah satu partai politik di Palestina melancarkan serangan ke wilayah Israel. Serangan mereka cukup masif dan intensif sehingga menimbulkan kerusakan bangunan hingga korban jiwa di pihak Israel.

Seperti biasa, Israel langsung membalasnya dengan menghujani Gaza dengan rudal-rudalnya. Banyak bangunan seperti rumah sakit, masjid, dan sekolah yang hancur. Akibatnya, ribuan warga sipil banyak yang meninggal.

Selama puluhan tahun, Israel banyak melakukan pelanggaran HAM di Palestina. Tetapi, dunia internasional banyak yang diam dengan aksi tersebut, maksimal mereka hanya mengecamnya.

Aturan Perang dalam Islam

Perang yang terus berkecamuk membuat siapapun menderita, baik moril maupun materi. Tentu saja yang paling menderita adalah rakyat Palestina. Pelanggaran perang yang Israel lakukan tidak bisa dibiarkan terus. Dalam perang, ada peraturan-peraturan yang harus dipatuhi oleh kedua belah pihak. Sobat Cahaya Islam sudah tahu apa saja aturannya?

1. Jangan Melakukan Mutilasi pada Musuh

Selama masa perang, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa pasukannya dilarang untuk melakukan mutilasi atau memotong pada tubuh lawan. Mutilasi jelas sangat sadis dan tidak manusiawi, oleh karena itu tindakan ini tidak diperbolehkan saat perang.

“Nabi melarang perampasan dan memutilasi (musuh).” (HR. al-Bukhari 2342, ath-Thayalisi dalam Musnad-nya 1070, dan al-Baihaqi dalam Sunan Al Kubra 14452).

Perang Hamas vs Israel

2. Dilarang Membunuh Anak, Wanita, Orangtua, dan Orang Sakit

Rasulullah dengan tegas melarang membunuh orang-orang ini yaitu; anak, wanita, orangtua, orang yang sedang sakit ketika sedang berperang menghadapi musuh. Seperti yang termaktub dalam sebuah hadits shahih:

وَلاَ تَقْتُلُوا شَيْخًا فَانِيًا، وَلاَ طِفْلاً، وَلاَ صَغِيرًا، وَلاَ امْرَأَةً…

“Janganlah kalian membunuh orang tua yang sudah sepuh, anak-anak, dan wanita…” (HR. Abu Dawud 2614, Ibnu Abi Syaibah 6/438, dan al-Baihaqi dalam Sunan al-Kubra 17932).

Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Israel. Selama perang, justru tentara Israel membunuh banyak anak-anak, wanita, hingga orangtua. Padahal, tindakan mereka melanggar aturan perang dalam Islam yang juga ada di aturan hukum perang Konvensi Jenewa.

3. Perlakukan Tawanan Perang dengan Baik

Israel selalu melakukan tawanan perangnya dengan tidak manusiawi, Sobat pasti mengetahuinya dari banyak sumber informasi. Mereka melakukan berbagai macam jenis penyiksaan bahkan sampai tawanan meninggal.

Tindakan menyiksa tawanan sebenarnya tidak boleh dan masuk pelanggaran hukum perang internasional yang aturannya tertulis dalam Konvensi Jenewa. Berikut isinya:

Pasal 13 Konvensi Jenewa III 1949 menjelaskan bahwa tawanan perang harus selalu diperlakukan secara manusiawi. Mereka tidak boleh dibunuh secara sewenang-wenang.  

Pun demikian dalam aturan perang dalam Islam, yang sama-sama tidak boleh menyiksa tawanan dan harus memperlakukan tawanan secara manusiawi. Aturan ini sesuai ayat di Al Qur’an

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan orang yang ditawan.” (QS: Al-Insaan | Ayat: 8).

4. Tidak Merusak Bumi

Peperangan hendaknya tidak merusak apapun yang hidup di bumi, seperti pepohonan, hewan ternak, dan bangunan. Tetapi kenyataannya, peperangan di era sekarang malah abai terhadap aturan ini. Penggunaan senjata modern memaksa setiap pihak yang berperang untuk menghancurkan segala sesuatu termasuk hewan, bangunan, dsb.

Perang Hamas vs Israel

5. Jangan Lari Saat Perang

Pantang untuk setiap prajurit atau pasukan lakukan, yaitu lari saat sedang berperang. Hendaknya, semua pasukan mematuhi setiap komando dari pemimpin perang. Jika maju, harus maju, saat waktunya mundur dari peperangan, pasukan juga harus mundur semua.

Lari saat perang tanpa adanya perintah dari pemimpin itu namanya pengecut. Rasulullah SAW tidak menyukainya dan melarang setiap pasukan untuk meninggalkan laga perang untuk keselamatan dirinya sendiri. Sementara, anggota pasukan lain sedang bertempur membela agama Allah dan tanah air mereka.

Rasulullah SAW bersabda: “Jangan kalian lari dari medan perang” (HR. Muslim 1731, Abu Dawud 2613, at-Tirmidzi 1408, dan Ibnu Majah 2857).

6. Tidak Boleh Membunuh Para Rahib

Rasulullah juga melarang pasukannya membunuh rahib atau pemilik biara. Pesan ini beliau sampaikan saat pasukannya hendak berangkat berperang.

“Berperanglah dengan menyebut nama Allah dan di jalan Allah. Perangilah mereka yang kufur kepada Allah. Berperanglah, jangan kalian berlebihan (dalam membunuh). Jangan kalian lari dari medan perang, jangan kalian memutilasi, jangan membunuh anak-anak, perempuan, orang tua yang sepuh, dan rahib di tempat ibadahnya.” (HR. Muslim 1731, Abu Dawud 2613, at-Tirmidzi 1408, dan al-Baihaqi 17935).

Sebagai agama yang memberikan rahmat bagi semua makhluk di bumi ini, Islam secara detil mengatur semua lini kehidupan. Sampai masalah peperangan, Islam mempunyai aturan sedemikian rupa. Pihak yang berperang harus mengutamakan sisi manusiawi.

Konflik perang Hamas VS Israel harusnya jadi perhatian dunia, apakah mereka perang sudah sesuai aturan islam maupun Konvensi Jenewa atau belum. Tentunya sambil mengusahakan resolusi damai bagi kedua belah pihak.  

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY