Membantu yang Lemah – Berbuat baik kepada orang lain adalah salah satu akhlak terpuji. Salah satu contohnya adalah membantu orang-orang yang lemah atau membutuhkan. Bahkan, perbuatan ini bisa menjadi kunci untuk membuka rezeki dan meraih Ridha Allah.
Membantu yang Lemah Agar Allah Menolong Kita
Banyak manusia yang tidak sadar bahwa mereka mendapatkan rezeki dan pertolongan karena orang-orang lemah di sekitar mereka. Pada suatu waktu, Sa’d Radhiyallahu ‘anhu merasa bahwa ia punya kelebihan dari orang lain. Kemudian, Rasulullah bersabda:
هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ بِضُعَفَائِكُمْ
“Bukankah kalian ditolong dan diberi rezeki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” (1)
Oleh karena itu, siapapun yang ingin mendapat pertolongan dan rezeki dari Allah, hendaknya ia memuliakan orang lain, terlebih orang-orang lemah, serta berbuat baik dan menolong mereka. Sayangnya, masih banyak orang yang kurang peduli pada mereka yang lemah dan membutuhkan bantuan kita.
Meraih Ridha Rasulullah dengan Menolong Orang-orang Lemah
Selain itu, kita sebagai umat Rasulullah juga dapat meraih ridhanya dengan cara berbuat baik dan menolong orang-orang yang lemah seperti fakir miskin. Dalam sebuah Riwayat, Rasulullah bersabda:
ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
“Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian, karena kalian diberi rezeki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.” (2)
Maksudnya, kita umat Islam hendaknya mencari keridhaan Rasulullah dengan cara berbuat baik (menolong) orang-orang miskin di sekitar kita. Dengan menolong orang-orang miskin, Rasulullah akan meridhai kita sebagai umatnya. Begitu juga Allah akan menolong kita dari para musuh dan akan memberi rezeki serta pertolongan.
Siapa Saja Orang-orang Lemah yang Harus Kita Bantu?
Dalam Islam, kita mengenal orang-orang lemah dengan istilah kaum dhuafa’. Lalu, siapa saja yang termasuk kaum dhuafa’? Selain orang-orang miskin, mereka juga meliputi hamba sahaya (budak), orang lanjut usia (lansia), orang-orang berkebutuhan khusus (kaum difabel), buruh atau pekerja kasar, korban bencana alam, dan rakyat yang tertindas.
Mereka masuk golongan kaum dhuafa atau orang-orang lemah karena tidak punya daya dan kekuatan yang cukup untuk menghadapi kesulitan hidup. Sebagai orang yang lebih mampu, kita punya kewajiban untuk menolong dan membantu meringankan beban hidup mereka.
Karena tidak mudah, pahala orang yang mau membantu kaum dhuafa sangatlah besar. Oleh karena itu, jangan pelit untuk membantu mereka sebisa mungkin, sesuai kadar kemampuan kita masing-masing.
Referensi:
(1) Sahih al-Bukhari 2896
(2) Sunan Abi Dawud 2594