Motivasi islam – Ungkapan bahwa solat menjauhkan kita dari maksiat sudah menjadi semacam pepatah umum. Ungkapan tersebut sangat sering dikutip baik dalam ceramah agama islam maupun dalam obrolan sehari-hari. Di satu sisi hal itu bisa menjadi bukti bahwa agama islam benar-benar sudah menyatu dalam kehidupan sehari-hari umat Islam di negeri ini. Di sisi lain, hal itu juga bisa menjadi semacam motivasi islam bagi umat islam untuk semakin rajin melaksanakan ibadah solat.
Benarkah Solat Menjauhkan Kita dari Maksiat?
Sayangnya, di sisi lain, kita juga melihat fenomena lain yang mengganggu. Kadangkala kita melihat misalnya ada orang yang sangat rajin solat, selalu pergi ke mesjid, tapi di sisi lain dia juga melakukan maksiat.
Kalau sudah seperti itu, ungkapan tadi sebagai bagian dari motivasi islam bertemu dengan keraguan: kalau memang solat itu mencegah perbuatan maksiat, lalu apa yang terjadi sehingga membuat orang yang rajin solat ternyata rajin juga melakukan maksiat? Ini sepintas seperti hal remeh tetapi pada dasarnya itu berkaitan juga dengan salah satu ibadah wajib dalam islam sehingga tidak bisa diabadikan begitu saja.
Perintah Solat di dalam Alquran
Pertama-tama, kita harus melacak dari mana sebenarnya ungkapan motivasi islam bahwa solat menjauhkan kita dari maksiat. Ungkapan tersebut sebenarnya berasal dari Alquran, surat Al-Ankabut ayat 45 yang berbunyi sebagai berikut:
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [1]
Ayat tersebut memang dengan jelas mengatakan bahwa solat itu mencegah perbuatan keji dan munkar. Pertanyaannya sekarang: ketika solat yang kita lakukan ternyata tidak mencegah perbuatan keji dan munkar, siapakah yang salah? Jelas kita tidak bisa menyalahkan Alquran. Alquran adalah firman Allah yang menjadi sumber ajaran islam semuanya.
Maka apa yang salah sudah pasti ada pada kita sendiri. Saat itulah sudah saatnya kita mendapatkan motivasi islam untuk melakukan introspeksi diri. Sudah saatnya kita bertanya-tanya pada diri sendiri jangan-jangan ada yang salah dengan perilaku solat kita. Jangan-jangan ada yang terlewatkan dari praktik solat yang kita lakukan.
Bisa saja misalnya ada rukun solat yang tertinggal ataupun hal-hal yang lain sehingga pada dasarnya solat yang kita lakukan selama ini tidak sah. Kalau kita misalnya bisa menemukan titik kesalahan kita, maka kita akan menjadi lebih mudah untuk memperbaiki cara solat kita.
Tapi, sobat cahayaislam, bisa saja apa yang salah sebenarnya berhubungan dengan niat kita. Bisa saja selama ini kita selalu pergi solat berjamaah di mesjid hanya karena kita ingin pamer. Ada sifat riya yang diam-diam kita puja dalam diri kita.
Kalau sudah demikian sudah jelas bahwa solat kita akan rusak, sehingga tidak mengherankan pula jika kemudian kita tetap banyak melakukan maksiat. Salah satu dasar motivasi islam untuk melakukan ibadah adalah setiap ibadah yang kita lakukan harus kita niatkan semata karena Allah, bukan karena yang lain, apalagi karena ingin dipuji orang.
Sobat cahayaislam, Firman Allah pasti terbukti benar. Ketika ada firman Allah di dalam Alquran yang tampak tidak sesuai dalam kenyataan, maka tugas kita adalah mendapatkan motivasi islam untuk merenungkan apa penyebab ketidaksesuaian itu. Biasanya kemudian kita akan menemukan bahwa kesalahannya ada pada diri kita sebagai manusia.
Firman Allah sudah dijanjikan kebenarannya sehingga tak mungkin salah. Kitalah manusia yang seringkali masih terkena luput dan dosa. Setelah semua kesalahan tersebut kita perbaiki, biasanya kita kemudian bisa menemukan bahwa firman Allah selalu sesuai dengan kenyataan yang kita temukan.
Catatan Kaki
[1] Q.S. Al-Ankabut ayat 45