Nikmat Allah Manakah yang Engkau Hendak Dustai?

0
4009
Nikmat Allah Manakah yang Engkau Hendak Dustai?

Ceramah Agama – Sudah bersyukurkah kita hari ini? Seberapa besarkah kesyukuran kita kepada Allah yang sudah kita tuangkan dalam bentuk amal shalih kali ini? Seharusnya itulah pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dibenak seorang mukmin yang bertaqwa kepada Allah. Bukan statemen dan pertanyaan yang bersifat tak tahu diri dan banyak mengeluh. Lalu Nikmat Allah Manakah yang Engkau Hendak Dustai?

Memang sih kehidupan ini memiliki banyak sekali problematika yang harus kita hadapi. Tapi bukan berarti kita tidak bisa bersyukur dan malah menjadikan kita selalu mengeluh setiap saat.

Nikmat Allah Manakah yang Engkau Hendak Dustai?

Dalam surat Ar Rahman, ada kalimat yang bermakna “nikmat Allah manakah yang engkau dustai?” (فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) diulang sebanyak sekitar 31 kali dalam surat tersebut. Ayat ini terus-menerus diulang-ulang sebagai pengingat untuk kita agar selalu bersyukur kepada Allah dan menyadari bahwa sungguh besar karunia Allah yang telah diberikanNya kepada kita setiap harinya. Kami akan mencoba memberikan gambaran sekaligus tips yang jitu agar kita bisa menelaah lebih dalam soal ayat tersebut.

Bayangkan bila apa yang biasa kita miliki lenyap / kita tidak memilikinya lagi

Sederhana saja! Bayangkan kehidupan anda berjalan seperti biasanya. Anda terbangun dari tidur lelap anda tadi malam. Anda membuka mata sembari menghirup udara pagi yang segar. Menggeliat diatas tempat tidur anda yang empuk sampai beberapa saat kemudian anda berdiri dan berjalan menuju dapur untuk meminum segelas kopi pagi.

Di keesokan harinya anda terbangun kembali. Anda tersadar namun mata anda tidak bisa terbuka. Keduanya tetap terkatup meski tak peduli seberapa besar usaha anda untuk membukanya. Dada anda sesak, hidung anda berhenti berfungsi dalam menghirup udara pagi seperti sebelumnya. Badan anda kaku dan anda merasakan sesuatu yang aneh di bagian badan anda yang bawah. Anda mencoba untuk merabanya, dan ternyata kedua kaki anda sudah tidak ada lagi.

Akankah pagi itu masih terasa segar untuk anda? Tidakkah anda merasa panik? – bayangkan saja hal-hal remeh yang anda miliki sekarang dilenyapkan oleh Allah seketika. Tentu anda pasti akan introspeksi diri dan mencoba untuk lebih bersyukur lagi pada banyak hal yang diberikan oleh Allah kepada anda setiap hari.

Bila barometer anda adalah uang, coba hitung nikmat Allah dengan Uang!

Banyak orang yang mematok sebuah kebaikan dengan nominal uang. Uang sudah menjadi hal yang membutakan kita sehingga banyak orang yang memiliki perspektif bahwa dia yang memiliki lebih banyak uang adalah orang yang dipenuhi kenikmatan dan penuh kebahagiaan. Jika uang yang menjadikan anda hamba Allah yang enggan bersyukur. Coba deh nominalkan nikmat Allah dengan uang. Penggambarannya sebagai berikut.

Manusia normal rata-rata membutuhkan sekitar hampir 3000 liter oksigen dan lebih dari 10.000 liter Nitrogen. Coba kita nominalkan ya! Harga Oksigen sekitar 29.000 Rupiah dan Nitrogen sekitar 11.000 per liter di pasaran. Bila kita gunakan sistem perkalian maka hasilnya adalah kita paling tidak membutuhkan uang sekitar hampir mencapai 200 juta untuk bernafas. Seberapa banyak dalam waktu seminggu? sebulan? setahun? – Bila kita mencoba untuk menghitung nikmat Allah, niscaya kita tidak bisa menghitungnya. Seperti yang dijelaskan dalam surat Ibrahim 34:

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Itu belum termasuk nikmat yang lain seperti mata, mulut dan indera-indera kita yang lain. Tetapi Allah tetap memberikan kita kenikmatan itu dengan cuma-cuma. Tanpa meminta biaya sedikitpun. Lalu nikmat Allah mana yang hendak engkau dustai? [1]


Catatan Kaki :

[1] Q.S. Ibrahim (14) ayat 34

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY