Mengenal Pertanda Bahwa Anda Telah Menjadi Budak Dunia (Bagian 3)

0
1551
Menjadi Budak Dunia

Motivasi IslamArtikel kali ini merupakan ulasan lanjutan dari beberapa pertanda bahwa seseorang telah menjadi budak dunia yang telah kami sampaikan dalam dua bagian di kesempatan sebelumnya. Lalu kriteria atau pertanda semacam apa lagi yang bisa menjadi indikasi bahwa anda merupakan golongan dari budak-budak dunia? Mari kita cek ulasannya lebih dalam lagi.

Mengenal Pertanda Bahwa Anda Telah Menjadi Budak Dunia (Bagian 3)

Dunia mungkin merupakan tempat yang indah. Banyak hal yang bisa kita eksplor dan nikmati. Namun dunia memiliki satu label yang akan membuat segala hal indah miliknya menjadi tak berarti. Label tersebut adalah “kefanaan” yang bersanding pada namanya. Sedangkan akhirat, meskipun wujudnya baru kita dengar dari hadits-hadits dan kutipan-kutipan ayat Allah saja. Keberadaannya bahkan jauh melebihi dunia karena dia memiliki satu label yang bersanding disempingnya. Label “kekal abadi selama-lamanya”.

Kehidupan di dunia ini sangatlah singkat bila kita bandingkan dengan akhirat. Dan kehidupan akhirat tak memiliki masa penghabisan. Akhirat terus akan berlangsung tanpa mengenal jeda dan kata berhenti. Sedangkan dunia akan berakhir dalam hembusan nafas kita yang terakhir. Oleh karena itu, sebagai orang islam yang beriman kepada Allah dan mengharapkan kekekalan di akhirat kelak dengan akhir yang bahagia. Melepaskan diri dari perbudakan dunia atas diri anda adalah hal yang harus dilaksanakan.

Anda melihat dan menilai seseorang hanya sebatas dari kelas sosialnya saja

Mata hati anda telah dibutakan oleh perbudakan dunia bila anda adalah seseorang yang melihat dan menilai orang lain hanya dalam batas status kelas sosialnya saja. Kita semua tahu bahwa sebaik-baiknya manusia adalah dia yang paling baik ketaqwaannya kepada Allah.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. [1]

Dengan menghilangkan perspektif itu dan menggantinya dengan status sosial dalam penilaian pada orang lain. Anda menjadi budak dunia yang hanya terpaku pada “status dunia” pula. Anda hidup bukan berdasarkan “status akhirat” lagi. Dan itu merupakan satu gejalan anda masuk sebagai budak dari dunia.

Anda menjadi geram ketika seseorang menasihati kesalahan-kesalahan anda

Pernahkah anda mengatakan “jangan ikut campur soal hidup saya!” kepada seseorang yang memberikan nasihat kepada anda? – Jika pernah, maka anda wajib introspeksi diri lebih dalam. Menolak nasihat adalah bentuk kesombongan dan kerasnya hati, karena kita sebagai orang islam haruslah tahu bahwa agama adalah nasihat. Kita tidak boleh melihat siapa yang memberikan nasihat, namun kita perlu melihat apa isi nasihatnya. Bila itu merupakan nasihat yang bisa meluruskan apa yang salah dari anda, maka hal itu patut untuk di syukuri.

Namun bila anda malah marah dibuatnya, maka sudah jelas anda telah terjerat pada perbudakan dunia. Dalam hadits dibawah ini. Rasulullah menyatakan bahwa mereka dengan kesombongan walaupun sebesar biji sawi takkan bisa masuk ke surga Allah. Karena sombong adalah sifat penolakan atas kebenaran dan merendahkan orang lain.

وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ دِينَارٍ، جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى بْنِ حَمَّادٍ، – قَالَ ابْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، – أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبَانَ بْنِ تَغْلِبَ، عَنْ فُضَيْلٍ الْفُقَيْمِيِّ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ النَّخَعِيِّ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏”‏ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً ‏.‏ قَالَ ‏”‏ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ ‏”‏

Ini diriwayatkan atas otoritas Abdullah b. Mas’ud bahwa Rasulullah (ﷺ), mengamati: Barangsiapa yang memiliki dalam hatinya bobot biji sesawi tidak akan masuk surga. Seseorang (di antara pendengarnya) berkata: Sesungguhnya seseorang suka bahwa pakaiannya harus baik-baik saja, dan sepatunya harus baik-baik saja. Dia (Nabi Suci) berkomentar: Sesungguhnya, Allah itu rahmat dan Dia mencintai rahmat. Pride meremehkan kebenaran (karena kesombongan diri) dan menghina orang-orang. [2]

Nah, itulah dua lagi pertanda bahwa anda menjadi orang-orang yang telah berperan aktif sebagai budak dari dunia. Semoga dengan ini kita bersama bisa introspeksi diri dan mengubah diri dan perspektif kearah yang benar kembali agar kita menjadi orang-orang yang rendah hati dan zuhud. Amiin. Semoga bermanfaat ya!


Catatan Kaki:

[1]  Q.S. Al Hujurat (49) ayat 13

[2] H.R. Muslim nomer 91 a (shahih)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY