Motivasi Islam – Miris nggak sih bila kawula-kawula muda muslim dan muslimah di era modern ini lebih tahu dan bisa menjawab bila kita bertanya siapa penyanyi lagu yang sedang nge-trend baru-baru ini? Giliran mereka ditanyai tentang Kapan tepatnya perang Badar yang bersejarah dalam islam terjadi? Atau siapa sajakah yang termasuk Khulafaur Rasyidin? Mereka cuman bengong dan menggelengkan kepala sebagai tanda ketidak-tahuan mereka. inilah Alasan Kenapa Kita Perlu Mempelajari Riwayat Kehidupan Rasulullah?
Sebagai orang islam yang mengaku beriman kepada Allah. Penting sekali untuk mempelajari riwayat kehidupan baginda Rasulullah SAW. Kita tidak bisa bertemu langsung dengan sosok beliau yang penuh dengan keagungan itu di dunia ini. Jadi paling tidak kita harus bisa lebih mengenal beliau melalui kajian-kajian islam dalam Al Quran dan Al Hadits, serta kisah-kisah tauladan yang banyak mengkisahkan tentangnya. Berikut ini akan kami rangkum sedikit saja beberapa alasan kenapa kita perlu mempelajari riwayat Kehidupan Rasulullah:
Dengan lebih mengenal Rasulullah, maka semakin kecil pula anda terkena siksa kubur!?
Mungkin sobat pembaca bertanya-tanya apa urusannya mempelajari dan mengenal Rasulullah dengan siksa kubur? – Jawabannya simpel dan bisa diterima secara rasional kok. Dalil haditsnya terkutip dalam Hadits riwayat Muslim (2870) dibawah ini:
حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ قَتَادَةَ، حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ ” . قَالَ ” يَأْتِيهِ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُولاَنِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ” . قَالَ ” فَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ” . قَالَ ” فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الْجَنَّةِ ” . قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ” . قَالَ قَتَادَةُ وَذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا وَيُمْلأُ عَلَيْهِ خَضِرًا إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Hadits tersebut menceritakan tentang keadaan jenazah setelah dikebumikan dan ditinggal oleh sanak keluarga dan handai taulannya. Dua malaikat akan datang dan memerintahkan ruhnya untuk duduk. Mereka akan bertanya ‘apa yang akan kau katakan tentang orang ini (Rasulullah SAW)’ – orang yang beriman akan secara otomatis bersaksi bahwa tidak ada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah utusan dari Allah. [1]
Pertanyaannya adalah: Bagaimana bisa kalian akan bersaksi demikian bila kalian sama sekali tidak mau mengenal dan mempelajari kehidupan Rasulullah? – Kita harus mengenal lebih jauh tentang Rasulullah, sehingga kita bisa secara otomatis akan merespon demikian kepada dua malaikat itu. Jadi sangatlah penting untuk mempelajari dan lebih tahu tentang kehidupan Rasulullah.
Mempelajari riwayat hidup Rasulullah memberikan banyak manfaat
Selain alasan pada poin pertama diatas. Mempelajari Shiroh Rasulullah (riwayat hidup Rasulullah) bisa memberikan manfaat yang teramat sangat banyak untuk kita. Adapun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut ini:
Mendapatkan role model yang tepat untuk menjalani kehidupan kita di dunia
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [2]
Mengenal Rasulullah menjadi perantara mutlak keta’atan kita kepada Allah
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka. [3]
Menjadi sarana peningkatan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [4]
Catatan Kaki
[1] H.R. Muslim no. 2870 (SAHIH)
[2] Q.S. Al Ahzab (33) ayat 21
[3] Q.S. An-Nisa (4) ayat 80
[4] Q.S. Al Baqarah (2) ayat 285