Cara Mengajarkan Kebaikan Terhadap Anak Hingga Menjadi Kebiasaan

0
2303

Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang terbiasa berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang sudah terbiasa berbuat baik tentu saja akan menjadi berkah bagi kedua orang tua karena pasti anak akan tumbuh secara optimal dan terhindar dari pengaruh buruk. Namun, perlu dipahami bahwa anak memiliki sifat imitasi dimana ia akan cenderung meniru apa yang diajarkan dan dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pembahasan terkait Cara Mengajarkan Kebaikan Terhadap Anak Hingga Menjadi Kebiasaan bagi kedua orang tua menjadi sangat penting untuk dibahas pada kajian islam kali ini.

Cara Mengajarkan Kebaikan Terhadap Anak Hingga Menjadi Kebiasaan

Kewajiban mengajarkan kebaikan pada anak

Islam adalah agama yang membahas cara mendidik anak dengan detail dan tegas. Hal ini didasarkan pada pandangan Islam yang menganggap bahwa anak adalah generasi lanjutan yang harus senantiasa dipersiapkan dengan baik sehingga menjadi berkah bagi keluarga.

Terkait mengajarkan kebaikan pada anak, Islam dengan tegas mengatakan bahwa hal tersebut adalah kewajiban dari orang tua. Perintah untuk mengajarkan kebaikan sejak dini pada anak tercantum dalam hadis Nabi Muhammad SAW :

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Telah menceritakan kepada kami [Ismail] Telah menceritakan kepadaku [Malik] dari [Abdullah bin Dinar] dari [Abdullah bin Umar] radliallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.” [1]

Dari hadis tersebut, kita dengan jelas bisa membaca bahwa mengajarkan kebaikan terhadap anak adalah tanggung jawab keluarga, terutama seorang ayah sebagai pimpinan dalam suatu keluarga. Jika mendidik dan mengajarkan kebaikan adalah sebuah tanggung jawab, maka bagi mereka yang tidak melaksanakannya tentu akan mendapatkan dosa dari Allah SWT.

Namun, mengajarkan kebaikan kepada anak-anak yang masih berusia balita tentu saja bukan merupakan hal yang mudah. Hal ini dikarenakan daya tangkap mereka yang masih minim dan belum bisa mengerti apa yang kita bicarakan dengan baik.

cara yang tepat untuk mengajarkan kebaikan terhadap anak:

Menjadi teladan yang baik

Sebagaimana telah disinggung di awal bahwa anak memiliki sikap imitasi dimana ia akan sering meniru apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengajarkan kebaikan yang tepat pada anak adalah dengan menjadi teladan yang baik bagi mereka.

Sebagai contoh, ketika anda ingin mengajarkan anak anda untuk belajar membuang sampah pada tempatnya, maka tentu anda juga harus senantiasa membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Ini juga berlaku pada hal lainnya. Dengan menjadi contoh bagi anak, tentu saja anak akan senantiasa lebih mudah menangkap dan belajar terkait hal-hal baik.

Hati-hati dengan nada berbicara

Selain sebagai peniru yang ulung, seorang anak adalah mereka yang memiliki indera pendengar yang peka dan memiliki perasaan yang tajam. Dalam hal ini, anak akan senantiasa meniru apa yang biasa mereka dengarkan. Perlu diketahui bahwa apa yang anak-anak dengar seringkali akan membentuk pribadi mereka.

Dalam hal ini, tentu, salah satu cara untuk mengajarkan kebaikan terhadap anak adalah dengan berhati-hati pada nada bicara dan apa yang anda katakan setiap hari. Ketika, misalnya, seorang anak mendengar kedua orang tua mereka bertengkar, maka bisa saja anak akan menganggap salah satu dari orang tua mereka sebagai seseorang yang jahat karena suka membentak. Hal ini tentu akan sangat berpengaruh pada proses perkembangan anak dimana ia akan menjadi pribadi yang antipati. Oleh karena itu, mulailah dari diri anda sendiri dengan menjaga percakapan dan nada bicara anda setiap hari.

Ajarkan sopan santun

Apa yang menjadi salah satu tugas utama orang tua perihal mengajarkan kebaikan terhadap anak adalah mengajarkan sopan santun pada anak. Sopan santun adalah hal mutlak untuk dibiasakan sejak kecil karena anak yang tidak terbiasa diajarkan sopan santun akan cenderung susah diatur di kemudian hari.

Dari beberapa penjelasan di atas, kita bisa melihat beberapa cara mengajarkan kebaikan terhadap anak yang bisa dilakukan. Salah satu yang tidak boleh dilupakan adalah mengajarkan ibadah sesuai agama Islam sejak dini.

Dengan langkah dan cara mengajarkan kebaikan terhadap anak sebagaimana di atas, sobat Cahaya islam dapat membangun suatu generasi unggul dan berprinsip pada agama. Namun, tentu, hal tersebut perlu proses yang cukup panjang untuk dilakukan.

[1] HR. Bukhori 6605 (shahih)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY