Kota Saranjana menurut Islam – menjadi salah satu bentuk besarnya kekuasaan Allah Swt. Mengapa demikian? Sebab Kota Saranjana dikenal sebagai kota gaib, mengutip dari detik.com. Sebutan kota gaib dengan dalih bahwa Kota Saranjana disebut sebagai kota tak kasat mata serta terdapat di peta kuno.
Kota gaib merupakan salah satu bentuk kuasa Allah Swt. Kuasa Allah berkali-kali dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai bentuk muhasabah (introspeksi diri) serta sebagai upaya mendekatkan diri (penelitian). Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Imran ayat 190 di bawah ini.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
Berdasarkan ayat di atas dijelaskan terkait tanda-tanda kekuasaan Allah Swt. Untuk lebih jelasnya kita perlu membaca alam semesta, seperti hal-hal yang terjadi di langit dan bumi serta pergantian siang dan malam.
Kota Saranjana Menurut Islam Tanda Kekuasaan Allah, Simak Kekuasaan Allah Lainnya
Tanda-tanda kekuasaan Allah banyak sekali, untuk mengetahuinya bisa kita telaah bersama dengan merujuk pada Al-Qur’an yang berstatus sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad Saw.
1. Perkembangan Anak di Kandungan
Perkembangan anak di kandungan ibu dijelaskan dari mulai setetes mani hingga menjadi bayi. Ada pun perkembangannya bisa diketahui dari gambar berikut ini.
Gambar di atas benar-benar menunjukkan bahwa, Al-Qur’an menjadi petunjuk hal-hal yang bersifat tak kasat mata.
2. Proses Pergantian Siang dan Malam
Rotasi bumi dan revolusi matahari menjadi pedoman adanya pergantian siang malam, serta perubahan cuaca seperti di Indonesia sebagai negara tropis ada dua musim, yakni musim kemarau dan musim penghujan.
3. Seputar Makanan Haram dan Halal
Haram dan halal menjadi pertimbangan bagi Sobat Cahaya Islam menikmati hidangan. Makanan haram seperti daging babi, bangkai, darah, dan minuman keras diteliti bisa mengganggu kesehatan tubuh. Hal ini menyebabkan kerusakan atau kehilangan keseimbangan organ tubuh.
Sedangkan, makanan halal seperti susu, madu, buah-buahan dipercaya membantu dalam meningkatkan metabolisme tubuh. Oleh karena itu, sebagai umat Islam perlu teliti sebelum makan. Biasanya makanan halal ada sertifikasi produk halal.
Umat Islam juga perlu mengetahui lebih dalam jika tidak selamanya makanan halal itu baik, baik tidaknya makanan itu juga ditinjau berdasarkan konsumennya. Semisal, gula itu halal tetapi tidak baik untuk dikonsumsi oleh konsumen yang punya kadar gula tinggi.
4. Tujuan Diciptakan
Manusia diciptakan oleh Allah Swt. tidak lain untuk mengabdi seperti dalam sejarah para nabi. Dalam kisah para nabi, barang siapa menentang ajaran agama mendapatkan azab. Begitu pun sebaliknya, kisah para sahabat yang teguh keimanannya akan mendapatkan nikmat.
5. Cinta Alam
Rusaknya alam pada hakikatnya dikarenakan atas ulah manusia. Makanya dalam Al-Qur’an dijelaskan untuk cinta alam dengan cara melakukan kerusakan alam. Mencintai alam dengan mengaplikasikan pada kehidupan, manusia akan mendapatkan timbal balik, seperti ranumnya buah-buahan.
Lima poin di atas menunjukkan ada banyak kebesaran Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an. Hal ini sama halnya kita belajar meyakini adanya Kota Saranjana menurut Islam dengan dalih berpedoman pada sumber hukum utama. Sumber hukum utama adalah Al-Qur’an.
Sobat Cahaya Islam, mari kita kuatkan iman dengan membaca kekuasaan-kekuasaan Allah dengan mempelajari Al-Qur’an dan ilmu-ilmu lainnya. Sebab, Al-Qur’an tidak mungkin habis untuk dikupas dari berbagai sudut bidang keilmuan. Semoga bermanfaat!