Kapan Berhubungan Intim Bernilai Ibadah?

0
78
Kapan Berhubungan Intim Bernilai Ibadah

Berhubungan Intim Bernilai Ibadah – Salah satu hal yang membuat hubungan antara suami dan istri tetap harmonis adalah hubungan badan atau houngan intim. Selain bagus untuk kesehatan, ternyata hal tersebut juga bagus dalam Islam. Dalam Islam sendiri, hubungan badan disebut jimak. Lalu, benarkah hubungan badan suami-istri termasuk ibadah?

Hubungan Suami-istri Bernilai Sedekah

Dalam satu kesempatan, Rasulullah berkata kepada para sahabatnya bahwa banyak perkara yang bisa bernilai sedekah. Salah satunya adalah hubungan suami istri.

وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ »

“Dan hubungan badan di antara kalian adalah sedekah. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana bisa mendatangi istri dengan syahwat (bersetubuh) bernilai pahala? Beliau menjawab: Bagaimana pendapatmu jika ada yang meletakkan syahwat itu pada yang haram (zina), bukankah berdosa? Maka meletakkan syahwat pada yang halal juga mendatangkan pahala.” (1)

Dari hadits inilah kita tahu betapa besar manfaat hubungan suami-istri. Maka, agar pernikahan menjadi langgeng dan hubungan tetap harmonis, hendaknya suami-istri melakukan hubungan intim secara rutin.

Hubungan Badan Suami-istri Bentuk Ibadah dan Ketaatan

Imam Nawawi menjelaskan bahwa sesuatu yang mubah dapat bernilai ibadah dan ketaatan kalau niatnya benar. Begitu pun dengan jimak atau bersetubuh, bisa menjadi ibadah kalau niatnya untuk menunaikan hak istri, mempergaulinya dengan baik, serta melakukan kebaikan sebagaimana perintah Allah.

Selain itu, jimak juga dapat mendatangkan pahala jika niatnya adalah agar mendapatkan keturunan atau anak yang sholeh -sholihah. Tak hanya itu, bersetubuh suami-istri dengan tujuan membentengi diri dari zina maupun hal lain yang haram juga bernilai pahala.

Maka dari itu, hendaknya suami istri melakukan setubuh dengan niat yang benar, bukan semata-mata hanya untuk menyalurkan nafsu syahwat saja. Dengan niat yang benar, suami-istri akan mendapatkan keuntungan ganda, yakni kenikmatan dan pahala.

Hubungan Suami-istri Bukan Sekedar Melampiaskan Syahwat

Memang, tidak ada syarat niat dalam berhubungan badan. Bahkan, hadits di atas juga menyebutkan bahwa memenuhi syahwat pada yang halal mendapatkan pahala. Artinya, sekedar menumpahkan syahwat saja bisa mendatangkan pahala.

Namun, ada juga Sebagian ulama yang mengatakan bahwa hubungan suami istri dengan niat Ikhlas dan mencari Ridha Allah lah yang mendapatkan pahala sedekah. Sementara itu, jika hanya untuk menyalurkan hawa nafsu, maka tidak mendapat pahala.

Oleh karena itu, jika suami istri hendak berhubungan badan, maka niatkan dengan Ikhlas agar meraih pahala dan bernilai sedekah seperti hadits di atas.


Referensi:

(1) Sahih Muslim 1006

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY