Motivasi Islam – Menuntut ilmu itu wajib hukumnya bagi orang-orang islam (طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ). Kenapa demikian? Karena dengan ilmu-ilmu yang kita pelajari itulah kita kemudian bisa paham dan mengerti pengaplikasian suatu hal. Kita belajar hadits tata cara shalat agar kita bisa tahu betul bagaimana sih sebenarnya tata cara shalat yang benar ala Rasulullah. Berikut ini Kebajikan yang Dijanjikan oleh Allah untuk Mereka yang Haus Ilmu!
Kebajikan yang Dijanjikan oleh Allah untuk Mereka yang Haus Ilmu!
Dengan menuntut ilmu pula kita bisa menjadi insan yang lebih berhati-hati (mutawari’) pada hal-hal yang dapat merusak amal kita. Misalnya kita belajar dari Qur’an dan Hadits perihal hal-hal yang membatalkan puasa, agar ketika kita berpuasa, kita bisa lebih berhati-hati agar puasa kita menjadi sempurna dan tidak batal.
اَلْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ
ilmu adalah yang pertama sebelum berkata dan berbuat
Seorang muslim haruslah haus akan ilmu dan hobi mendengarkan nasihat Agama untuk memperkaya keimanan. Bila kita mundur ke zaman Rasulullah, kita bisa mencontoh para sahabat Nabi yang selalu antusias untuk bisa selalu berada disisi nabi. Contohnya sahabat Abu Hurairah dengan ilmunya yang banyak misalnya.
Antusiasme itulah yang kemudian tidak lain tidak bukan dilakukan sebagai bentuk keinginan dalam pencapaian keimanan, ketaqwaan dan kefahaman agama. Lalu dengan antusiasme kita untuk menuntut ilmu, kebajikan lain apa yang bisa kita peroleh selain kefahaman agama? – ada kok!
Kebajikan-kebajikan orang yang antusias dalam mencari ilmu
حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، سَمِعْتُ عَاصِمَ بْنَ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ، يُحَدِّثُ عَنْ دَاوُدَ بْنِ جَمِيلٍ، عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ، قَالَ كُنْتُ جَالِسًا مَعَ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَجَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنِّي جِئْتُكَ مِنْ مَدِينَةِ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم لِحَدِيثٍ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا جِئْتُ لِحَاجَةٍ . قَالَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ “ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Kathir ibnu Qays berkata: Suatu ketika aku sedang duduk dengan Abu Darda di masjid Damaskus. Kemudian seorang lelaki mendatanginya dan berkata: Wahai Abu Darda, aku telah datang padamu dari kota Rasulullah untuk sebuah hadits yang pernah kudengar dari Rasulullah (belajar). Aku tidak punya maksud lain selain itu.
Lelaki itu berkata: aku telah mendengar bahwa Rasulullah bersabda: jika seseorang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu, Allah akan membuatnya untuk melakukan perjalanan di jalan menuju Surga. Para malaikat akan merendahkan sayap-sayap mereka dengan senang hati untuk mereka. Penghuni langit dan bumi, serta ikan-ikan dilautan akan memintakan maaf untuknya. Keunggulannya dalam keta’atan bagaikan sinar rembulan purnama diantara kerlip bintang. Mereka adalah pewaris para Nabi yang tidak meninggalkan dirham atau dinar, namun hanya meninggalkan ilmu. Barang siapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil suatu hal yang berlimpah ruah. [1]
Dalam hadits Sahih riwayat Abu Dawud (kitabul ilmi) 3641 yang tertera pada Bab kebajikan penuntut ilmu diatas menjelaskan bahwa betapa polnya keagungan mereka orang-orang yang getol dalam mencari ilmu. Dimana mereka digambarkan bagai melakukan perjalanan ditaman surga, dimintakan ampun pada Allah dan masih banyak lagi. Tentu sobat Cahayaislam pengen dong bisa mendapatkan keutamaan yang semacam itu. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama semangat dalam mencari ilmu. Semoga memberi manfaat!
Catatan Kaki
[1] H.R. Abu Dawud (kitabul ilmi) 3641 (SAHIH)