Jangan Meminta dan Mencari Jabatan!

0
3067
jabatan

Benar atau salah sih? – Sungguh miris rasanya ketika melihat banyak para petinggi-petinggi negara ini sama berlomba-lomba bukan untuk kesejahteraan rakyatnya. Malahan mereka berlomba untuk mendapatkan kesejahteraan diri sendiri. Miris rasanya melihat janji-janji mereka ketika berkampanye tidak terdengar lagi kabarnya ketika mereka telah berhasil duduk di kursi singgasana kekuasaan diatas sana. Hasrat dan ambisi yang dibalut dari hawa nafsu mereka telah membutakan mereka. Itulah kenapa Rasulullah pernah bersabda bahwa sungguh agar seseorang tidak meminta atau mencari-cari jabatan (Termaktub dalam hadits riwayat Bukhari 7147, Kitabul ahkam).

حَدَّثَنَا أَبُو مَعْمَرٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ، حَدَّثَنَا يُونُسُ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَمُرَةَ، قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ، لاَ تَسْأَلِ الإِمَارَةَ، فَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا، وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا، فَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ، وَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ

Orang yang mencari dan meminta jabatan akan jauh dari pertolongan Allah

Dalam hadits diatas betapa jelas diterangkan bahwa Rasulullah memerintahkan agar tidak mencari-cari kedudukan. Karena niscaya mereka yang tidak mencari atau menuntut kedudukan, namun ketika mereka pada akhirnya diserahi amanat tersebut. Maka Allah berjanji akan menolongnya dalam hal tersebut. Allah sendiri yang justru akan ikut andil dalam kebijakan dan meringankan beban amanat yang kita pikul dalam jabatan tersebut.

Hadits diatas juga menekankan bahwa betapa amanat sebenarnya bukan hal yang perlu dicari. Bahkan sebisa mungkin kita tidak terbebani oleh hal itu. Karena setiap amanat yang kita pikul akan dimintai pertanggung-jawaban oleh Allah kelak di akhirat. Ketika seseorang menuntut dan mencari-cari amanat dalam bentuk kedudukan atau jabatan. Sebenarnya dia telah memberatkan dirinya sendiri. Dia telah memanjangkan tenggat waktu penghukuman dari Allah atas dirinya, karena semakin banyak yang harus dia pertanggung-jawabkan nantinya di akhirat.

Etika berpolitik bersih ajaran Rasulullah

Dalam hadits diatas sebenarnya ada pula pesan tersirat yang ditekankan oleh Rasulullah. Yakni pesan tentang etika berpolitik yang baik dalam islam. Seseorang sejatinya tidak boleh membawa hasrat dan ambisinya ketika hendak menjadi seorang pemimpin atau orang yang memegang suatu kedudukan. Itulah etika berpolitik bersih dalam ajaran Rasulullah. Yakni tidak berdasarkan hawa nafsu, melainkan secara ikhlas melaksanakan amanat dengan penuh tanggung-jawab dan kebijaksanaan.

Ambisi dan hasrat yang datang dari hawa nafsu tentu tidak akan berujung pada kebarokahan atas kedudukan tersebut. Betapa tidak, dari hawa nafsu dan ambisi untuk mendapatkan kedudukan dan jabatan tersebut, banyak orang yang kemudian menempuh segala macam cara. Mereka tidak peduli apakah cara tersebut telah mendzolimi orang lain atau tidak. Mereka menutup mata tentang apakah jalan yang ditempuh untuk mendapatkan kedudukan tersebut dirahmati dan melewati jalan yang diperbolehkan oleh agama atau tidak. Maka dari itu penting adanya untuk “menjaga hawa nafsu” dalam ranah kedudukan dan jabatan.

Nah, kira-kira itulah sedikit dari ulasan kepemimpinan yang baik dalam perspektif islam. Semoga menginspirasi dan menjadikan anda sebagai pemimpin-pemimpin yang terjaga amanahnya. Amiin!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY