Maraknya Tindak Korupsi = Tinggal Menunggu Hari Kiamat Datang

0
2198
Maraknya Tindak Korupsi = Tinggal Menunggu Hari Kiamat Datang

Tafsir Al Quran dan Sunnah – Ada beberapa tanda-tanda kiamat yang mulai tampak di sekitar kita. Beberapa telah oleh tim cahayaislam ulas dalam artikel sebelumnya dengan tajuk tanda-tanda hari kiamat yang semakin dekat (DISINI). Diantara beberapa tanda-tanda hari kiamat yang telah kita ulas bersama pada kesempatan sebelumnya, sebenarnya masih ada berjibun tanda-tanda lain yang sangat tampak dan bahkan diindikasikan kepada kita sebagai Maraknya Tindak Korupsi = Tinggal Menunggu Hari Kiamat Datang

Maraknya Tindak Korupsi = Tinggal Menunggu Hari Kiamat Datang

Dalam salah satu hadits yang dijelaskan ternukil dalam kitab Ar-Riqaq menyatakan bahwa salah satu tanda “tinggal menunggu” nya hari kiamat yang akan datang secepatnya kepada kita adalah mulai hilangnya amanah dari muka bumi ini. Berikut haditsnya:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ، حَدَّثَنَا فُلَيْحُ بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنَا هِلاَلُ بْنُ عَلِيٍّ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ـ رضى الله عنه ـ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ إِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ ‏”‏‏.‏ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ ‏”‏ إِذَا أُسْنِدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ، فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ ‏”‏‏.‏

Diceritakan Abu Huraira: Utusan Allah (ﷺ) berkata, “Ketika kejujuran hilang, maka tunggu saatnya.” Ditanya, “Bagaimana kejujuran akan hilang, wahai Rasulullah (ﷺ)?” Dia berkata, “Ketika otoritas diberikan kepada mereka yang tidak layak mendapatkannya, maka tunggulah saat kiamat.” [1]

Hadits ini sebenarnya dituturkan oleh Rasulullah untuk menjawab seorang Badui yang sedang bertanya kepada Rasulullah pada satu majelis. Rasulullah menekankan dalam sabda beliau bahwa ketika amanah mulai dianggap enteng dan menghilang, maka pada saat itulah kamu tinggal menunggu hari kiamat datang. Orang Badui tersebut kemudian bertanya kembali kepada Rasulullah tentang bagaimana amanah tersebut bisa hilang?

Amanah hilang karena pemimpin umat bukanlah orang yang mumpuni

Dalam hadits tersebut Rasulullah menjelaskan bahwa sikap amanah bisa hilang dari muka bumi ini dengan cara kekuasaan atau kepemimpinan diserahkan kepada para pemimpin-pemimpin yang tidak mumpuni. Yang perlu digaris bawahi disini adalah kata “mumpuni” dari seorang pemimpin umat. Mumpuni disini bukan berarti mereka yang memiliki kecerdasan atau kepintaran, namun lebih kepada kriteria mumpuni yang disematkan oleh Rasulullah.

Pemimpin yang mumpuni haruslah memiliki akhlak yang baik dan fakih dalam pemahamannya soal ajaran Allah dan Rasul. Sehingga dengan begitu dia bisa bersikap adil dan selalu siaga agar hawa nafsunya tidak menguasai dirinya. Dengan begitu, secara otomatis pemimpin dengan kriteria tersebut akan dengan berhati-hati dan waspada dalam menjaga kepercayaan dan amanah dari orang-orang yang dipimpinnya.

Maraknya tidak korupsi di Indonesia sebagai bentuk indikasi kiamat semakin dekat

Dari penjelasan itu, mari kita berkaca. Mari kita lihat sekeliling kita. Indonesia telah terjerembab jauh kepada jalur yang mendekatkan pada kehancuran. Jalur yang membuat kiamat menjadi semakin dekat. Lihat saja bagaimana perilaku para pemimpin-pemimpin negara kita. Setiap hari selalu saja ada kasus korupsi yang diusut oleh komisi pemberantasan korupsi. Berita-berita kasus penyalahgunaan kekuasaan dari mereka yang seharusnya menggenggam teguh amanah dari rakyatnya.

Semisal penggambaran itu terlalu jauh. Mari kita coba lihat diri kita sendiri. Apakah kita benar-benar sudah terbebas dari tindakan korupsi seperti demikian? Masih banyak dari kita yang bekerja sering membolos dengan alasan tidak jelas. Masih banyak dari kita menggunakan uang pelicin untuk melancarkan urusan-urusan kita. Banyak dari kita mengambil harta yang bukan merupakan hak kita dan lain sebagainya. Oleh karena itu, marilah kita semua mulai membenahi diri menjadi pribadi yang sebaik-baiknya. Bukankah perubahan harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu?


Catatan Kaki:

[1] Shahih Bukhari no. 6496

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY