Hidup Guyub dan Rukun – Kehidupan yang guyub-rukun merupakan dambaan semua orang, baik di lingkungan keluarga maupun yang lebih luas. Memang, guyub-rukun membuat hidup begitu indah. Sementara itu, congkrah & bercah membuat hidup terasa memilukan. Oleh karena itu, kita sebagai umat muslim harus senantiasa menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat.
Larangan Bercerai-berai
Sebagai manusia sosial, kita harus menerapkan kerukunan hidup dalam berbagai lingkungan seperti lingkungan keluarga, sekolah, kantor, dan Masyarakat. Maka, jangan sampai umat muslim bercerai-berai, sebagaimana firman Allah dalam ayat Al-Qur’an yang sangat populer berikut ini:
وَّلَا تَفَرَّقُوْا
“Dan janganlah kalian bercerai-berai.” (1)
Jadi, kita harus Bersatu. Bahkan, menjaga kerukunan dalam hidup bermasyarakat tidak hanya sesama muslim saja, tapi juga antar umat beragama, antar suku, dll. Jika semua orang dapat menerapkan prinsip hidup yang guyub-rukun ini, tak akan ada lagi permusuhan, kekacauan, dan peperangan di dunia ini.
Hidup Guyub dan Rukun Sesama Saudara Muslim
Jika dengan antar umat beragama saja harus hidup dengan penuh kerukunan, apalagi dengan sesama saudara muslim. Berkaitan hal ini, perhatikan hadits berikut ini:
لاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا وَلاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثِ لَيَالٍ
“Janganlah saling memutus hubungan, saling membelakangi, saling benci, dan saling hasud. Dan jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiami saudara sesama muslim lebih dari 3 hari.” (2)
Agar dapatmewujudkan kerukunan hidup, perlu adanya Upaya-upaya sosial yang harus kita tanamkan. Dan Rasulullah sudah memberikan tips-tips di atas untuk kita terapkan. Intinya, kita harus bisa menjaga perasaan orang-orang sekitar, termasuk dengan keluarga, tetangga, teman, dan orang-orang yang kita temui.
Mewujudkan Kerukunan Hidup dengan Saling Memahami
Islam mengajarkan bahwa sesama muslim harus saling memahami. Bahkan, Rasulullah mengibaratkan satu muslim dengan lainnya seperti satu tubuh. Berikut haditsnya:
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ
“Perumpamaan kaum mukminin dalam saling mencintai, menyayangi, dan bahu-membahu bagaikan satu tubuh. Jika satu anggota tubuhnya sakit, seluruh anggota tubuh lain juga merasa sakit.” (3)
Misalnya, ketika ada orang lain sedih, kita juga merasa sedih dan berusaha menghiburnya. Atau ketika orang lain kelaparan, kita pun ikut merasakannya dan terketuk pintu hati untuk memberinya makan. Kemudian, saat saudara muslim kita sakit, kita menjenguknya sebagai tanda cinta dan sayang ke sesama.
Demikianlah seharusnya kita dalam hidup bermasyarakat. Mudah-mudahan sobat Cahaya Islam senantiasa menjadi muslim yang dapat menjaga kerukunan di lingkungan keluarga, tetangga, saudara, teman, dan bahkan dalam berbangsa & bernegara.
Referensi:
(1) Q.S. Ali Imran Ayat 103
(2) Sunan Abi Dawud 4910
(3) Sahih Muslim 2586