Hemat Pangkal Kaya – Ada pepatah mengatakan ‘hemat pangkal kaya’. Faktanya, hidup hemat sudah berhasil membuat banyak orang sukses. Tak hanya itu, kebiasaan baik ini juga termasuk salah satu ajaran dalam agama Islam. Oleh karena itu, umat muslim harus terbiasa menerapkan pola hidup hemat dan sederhana (muzhid).
Hemat Pangkal Kaya, Boros Temannya Setan
Karena sangat menganjurkan hidup sederhana dengan cara menghemat harta benda, Islam juga melarang dan membeci pemborosan. Bahkan, Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِ
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros adalah saudaranya setan.” (1)
Maksudnya, orang-orang yang suka menghambur-hamburkan hartanya memiliki sifat yang menyerupai sifat setan. Dalam hal ini, Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud menjelaskan bahwa pemborosan (tabdzir) ialah menginfakkan sesuatu pada jalan yang salah. Jadi, seseorang yang menginfakkan hartanya di jalan yang benar tidaklah termasuk golongan orang-orang yang pemboros.
Allah Memurkai Orang yang Membuang-buang Harta
Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyampaikan bahwa Allah sangat murka terhadap beberapa hal. Ternyata, Salah satunya adalah membuang-buang harta, sebagaimana dalam hadits di bawah ini:
وَكَرِهَ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ، وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ، وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
“(Allah) murka jika kalian suka berdesas-desus, banyak bertanya yang tidak berguna, dan membuang-buang harta.” (2)
Tentunya, Ada banyak sekali contoh membuang-buang harta di jalan yang tidak benar seperti untuk minum minuman keras, berjudi, dan lain sebagainya. Jadi, alangkah lebih baik jika kita menyimpan harta yang kita miliki untuk kebutuhan yang penting dan bermanfaat seperti kebutuhan sehari-hari, Pendidikan anak, dll.
Hidup Sederhana Tanpa Berlebih-lebihan
Dalam hidup ini, dapat kita jumpai bahwa Sebagian orang menjadi budak perutnya. Artinya, mereka hanya memimirkan bagaimana bisa makan kenyang dan enak terus. Selain itu, ada juga hatinya penuh dengan ketidakpuasan sehingga selalu hidup dengan berlebih-lebihan. Di sini, Rasulullah menggambarkan golongan tersebut melalui hadits berikut:
سَيَكُونُ رِجَالٌ مِنْ أُمَّتِي يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ، وَيَشْرَبُونَ أَلْوَانَ الشَّرَابِ، وَيَلْبَسُونَ أَلْوَانَ اللِّبَاسِ، وَيَتَشَدَّقُونَ فِي الْكَلامِ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ أُمَّتِي
“Akan datang menimpa umatku banyak orang yang makan secara berlebihan serta minum dan berpakaian yang berlebihan. Merek aitu orang paling buruk dari umatku.” (3)
Maksudnya, jangan sampai kita sebagai umat muslim hanya mengikuti dorongan perut saja. Lebih dari itu, seorang muslim juga harus selalu bersyukur, bukan malah tidak pernah puas dengan keadaan sehingga membuatnya berlebih-lebihan dalam hidup.
Hemat Pangkal Kaya, Tapi Jangan Pelit!
Jadi, hemat adalah hidup sederhana di mana kita mengontrol pengeluaran dengan cara memprioritaskan hal-hal yang benar-benar kita butuhkan saja. Namun, seseorang yang terlalu hemat bisa menjadi pelit. Itulah kenapa Allah berpesan dalam Al-Qur’an:
وَلَا تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُوْلَةً اِلٰى عُنُقِكَ وَلَا تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُوْمًا مَّحْسُوْرًا
“Janganlah tanganmu terbelenggu pada lehermu (terlalu pelit) dan jangan pula terlalu mengulurkannya (terlalu royal) karena bisa membuatmu tercela dan menyesal.” (4)
Kesimpulannya, penting bagi kita semua untuk hidup hemat dan sederhana namun tetap menjadi orang yang dermawan. Dengan begitu, kita bisa menjadi orang kaya yang berkah dan berguna untuk orang lain. Aamiin.
Referensi:
(1) Q.S. Al-Isra’ Ayat 27
(2) Sahih al-Bukhari 5975
(3) H.R. Thabrani no. 439
(4) Q.S. Al-Isra’ Ayat 29