Harlah ke-78 Muslimat NU: Muslimat Kuat, Indonesia Kuat

0
382
Harlah-ke-78-Muslimat-NU

Harlah ke-78 Muslimat NU – Perayaan Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama yang ke 78 di stadion GBK Jakarta berlangsung sangat meriah dan penuh semangat. Pada Sabtu (20/01/24), Ketum PBNU Gus Yahya juga ikut menghadiri acara tersebut. Bahkan, beliau sempat menyampaikan semboyan ‘Muslimat Kuat, Indonesia Kuat’. Dalam Masyarakat Islam sendiri, kita sudah tidak asing dengan ungkapan ‘Perempuan adalah tiang negara’. Lalu, apakah ini sesuai dengan pemahaman ajaran agama Islam?

Adakah Hadits Tentang ‘Perempuan Tiang Negara’?

Tak sedikit yang menganggap bahwa ungkapan ‘perempuan adalah tiang negara’ sebagai sebuah hadits. Faktanya, ungkapan tersebut bukanlah sebuah hadits. Setidaknya, ada 2 ungkapan yang cukup populer. Selain ‘perempuan adalah tiang negara’, ada juga ungkapan ‘perempuan adalah tiang masyarakat’.

Tiang sendiri fungsinya adalah untuk menyangga atau menegakkan sebuah bangunan. Umumnya, sebuah bangunan tidak bisa berdiri tanpa adanya tiang. Tentu saja, ungkapan-ungkapan ini bertujuan untuk menerangkan betapa pentingnya posisi Perempuan dalam Islam. Ibarat penyangga bangunan, mereka sangat kuat dan kokoh.

Memang, ungkapan-ungkapan di atas bukanlah berasal dari Rasulullah. Meski bukan hadits, kita tidak bisa menolak bahwa kedudukan Perempuan memang sangat vital sehingga ungkapan tersebut juga benar secara maknanya. Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِي قَالَ ‏”‏ أُمُّكَ ‏”‏‏.‏ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ‏”‏ أُمُّكَ ‏”‏‏.‏ قَالَ ثُمَّ مَنْ قَالَ ‏”‏ أُمُّكَ ‏”

“Ya Rasulullah, siapa orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?” Rasulullah menjawab: “Ibumu”. “Lalu siapa lagi?” “Ibumu”. “Siapa lagi?” “Ibumu”. (1)

Kenapa Perempuan Adalah Tiang Negara?

Meski ungkapan tersebut bukan hadits, tapi tidak ada yang salah dengan maknanya. Apalagi jika kita melihat betapa mulianya kedudukan Perempuan di mata Islam. Namun, kita tidak boleh menyandarkan ungkapan tersebut kepada Rasulullah.

Sebagai seorang istri, Wanita punya tugas berat mendukung suami seperti Khadijah yang mendukung perjuangan Rasulullah. Sebagai ibu, Perempuan adalah madrasah pertama karena ibu-lah yang merawat dan mengajarkan anak mulai dari berbicara, berjalan, dll. Dalam keluarga, jika laki-laki adalah kepala keluarga, Wanita adalah tiangnya. Jadi, Wanita harus kokoh saat badai cobaan menerjang suami atau keluarganya.

Dalam hidup bernegara, mereka yang berasal dari keluarga hebat umumnya lebih mudah berkontribusi untuk negaranya. Di sinilah Wanita memiliki peranan yang sangat penting. Wanita sukses ialah mereka yang berhasil menjalankan perannya, mulai dari keluarga. Dari keluarga itulah yang nantinya muncul pria-pria yang handal atau anak-anak yang cerdas untuk membantu meraih cita-cita negara.

Harlah ke-78 Muslimat NU, Benarkah Muslimat Kuat Membuat Indonesia Kuat?

Sebagai informasi, Muslimat NU adalah organisasi Islam berideologi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Saat ini, ketua umumnya adalah ibu Khofifah. Namun karena menjadi bagian dari tim pemenangan salah satu capres, beliau memutuskan untuk mundur. Fokusnya adalah memperjuangkan hak-hak Perempuan serta cita-cita nasional. Jadi, kiprah organisasi ini untuk NKRI sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Oleh karena itu, tak berlebihan jika Ketum PBNU mengatakan bahwa jika Muslimat NU kuat, Indonesia juga kuat. Mudah-mudahan, Muslimat NU semakin Berjaya dan istiqomah dalam memperjuangkan cita-cita bangsa dan negara. Aamiin.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 5971

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY