Hukum Saling Sindir Seperti Cak Imin dan Khofifah

0
377
Hukum-Saling-Sindir-Seperti-Cak-Imin-dan-Khofifah

Hukum Saling Sindir – Baru-baru ini, Cak Imin yang menjadi Cawapres dan Gubernur Jatim Khofifah yang menjadi bagian dari TKN Prabowo-Gibran saling melakukan sindiran. Awalnya, Cak Imin mengatakan bahwa orang NU pasti memilih pasangan calon Anies-Muhaimin (Amin) dan meragukan ke-NU-an orang yang tidak memilih paslon Amin.

Hukum Saling Sindir Antar Umat Muslim

Sebelumnya, Cak Imin juga pernah menyebut bahwa orang NU yang tidak memilih paslon Amin berarti kebangetan. Padahal, tidak semua warga Nahdlatul Ulama (NU) memilih paslon Amin pada pemilu 2024 ini. Salah satunya adalah Khofifah. Mendengar pernyataan Cak Imin, Ketua Umum (Ketum) PP Muslimat NU ini membalas dengan penegasan bahwa dirinya adalah Ketum PP Muslimat NU sedangkan Cak Imin hanya Ketum PKB. Lalu, bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang sindir-menyindir sesama umat muslim?

Islam adalah agama yang mengajarkan untuk saling menghormati dan saling kasih sayang. Tentu saja, Islam tidak memperbolehkan sindir-menyindir seperti ini. Larangan melakukan saling sindir ada dalam hadits dari Anas bin Malik di bawah ini:

 لاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا

“Kalian jangan saling membenci, jangan saling mendengki, dan jangan saling menyindir.” (1)

Dari hadits di atas, jelas bahwa menyindir orang lain tanpa ada alasan yang jelas merupakan perbuatan yang haram sehingga kita harus menjauhinya. Dari segi sosial, sindiran bisa membuat hati orang lain terluka. Bahkan, luka akibat sindiran biasanya sulit untuk hilang.

Menyindir Adalah Mencela

Pada praktiknya, sindiran umumnya berupa celaan atau olok-olok. Padahal, mencela atau mengolok-olok orang lain termasuk perbuatan yang berdosa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum lain. Boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok).” (2)

Sebagai sesama umat muslim, kita semua bersaudara. Jadi, sangat tidak pantas seorang muslim menyindir atau mencela muslim lainnya. Justru, seorang muslim harus saling menjaga kehormatan masing-masing dan tidak mengumbar aib orang lain.

Menasehati Tidak Harus Menyindir

Kadang, seseorang menyindir orang lain dengan tujuan untuk menasehati. Padahal, menasehati bisa dilakukan dengan cara yang lebih baik. Dalam hal ini, seseorang yang ingin menasehati orang lain sebaliknya tidak memberikan pernyataan yang mempermalukan pihak lain.

Selain itu, memberikan nasehat sebaliknya adalah secara pribadi, tidak mengumbar kesalahan orang lain di depan umum. Yang terpenting adalah memberi nasehat dengan cara yang halus dan sopan.

Kesimpulannya, Islam mengharamkan umatnya saling sindir karena atas dasar iri, balas dendam, menghina, atau semacamnya. Sementara itu, jika tujuannya adalah untuk menasehati, maka hendaknya ia melakukannya dengan adab yang baik.

Dalam kasus Cak Imin dan Ibu Khofifah, meski sebenarnya tidak ada unsur mengejek atau mencela, namun alangkah baiknya jika mereka tidak perlu saling sindir seperti itu. Pasalnya, mereka sama-sama kader NU dan publik figur sehingga seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.


Referensi:

(1) Sahih al-Bukhari 6076

(2) Q.S. Al-Hujuraat Ayat 11

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY