Kisah Nabi Nuh AS Lengkap

0
4699
baca lengkap kisah nabi nuh dalam seri cerita nabi dan cerita islami untuk menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah

Kisah Nabi Nuh Alaihisalam – Pastinya sobat cahayaislam mengetahui atau paling tidak telah mendengar secara singkat ya, kisah kehebatan dan sepak terjang Nabi yang satu ini. Nabi yang dikenal luas di kalangan orang islam karena masuk dalam satu julukan Ulul Azmi ini merupakan Nabi keempat dari total 25 Nama Nama Nabi dan Rasul yang wajib diketahui dan diimani ceritanya oleh kita semua (terlepas dari banyaknya utusan Allah lainnya yang tidak disebutkan).

FYI – Nabi Nuh, menurut sebuah hadits tentang syafaat di hari kiamat disebut sebagai Rasul pertama untuk manusia.

يَا نُوحُ إِنَّكَ أَنْتَ أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ وَقَدْ سَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا شَكُورًا اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلاَ تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ 

“Wahai Nuh, engkau adalah rasul pertama yang diutus kepada penduduk bumi, dan Allah telah menamakanmu hamba yang bersyukur. Maka mintalah syafaat untuk kami kepada Tuhanmu. Tidakkah engkau melihat keadaan kami? (HR. Bukhari – Kitabu tafsir – 4712)

Mengenal Silsilah Nabi Nuh dan Diutusnya Nuh Menjadi Utusan Allah

Dari pendalaman kisah Nabi Nuh pada banyak riwayat dan kitab tafsir tentang kisah para Nabi. Ditemukan fakta bahwa Nabi Nuh adalah keturunan kesembilan (9) dari Nabi Adam. Dengan itu diestimasikan jarak antara Nabi Adam dan Nabi nuh terpaut sekitar hampir 1000 tahun lamanya atau 10 Abad.

Diutusnya Nabi Nuh karena tersesatnya manusia kala itu

Menurut beberapa sumber sejarah, Diutusnya Nuh sebagai utusan Allah adalah dikarenakan sudah begitu rusaknya akhlak manusia kala itu. Manusia sudah menjadi terbiasa dengan kelakuan – kelakuan yang tidak sesuai dengan ajaran Tuhan. Dan yang pasti adalah menyekutukan Tuhan dengan berhala – berhala yang pada dasarnya merupakan representasi dari orang orang Sholeh terdahulu yang merupakan pewaris dari ajaran Nabi Idris yang sebenarnya juga penyebar agama Allah.

Salah kaprah dalam melakukan pengkultusan, orang orang terdahulu, yakni kaum Nuh kemudian justru menganggap figur figur itu sebagai sosok Tuhan dan tersesatlah mereka. Dalam beberapa catatan perkamen ahli sejarah menjelaskan bahwa berhala – berhala itu dinamai Wadd dan Shuwa. 

Rentang Usia dan Garis Keturunan Nabi Nuh

Terkait usia dari Nabi nuh, hal ini sudah dijelaskan secara lengkap pada Firman Allah pada surat Al Ankabut ayat 14:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

Dinukil dari ayat tersebut. Dinyatakan bahwa Nabi Nuh berada diantara umatnya (Hidupnya) selama sekitar 1000 tahun kurang 50 tahun. Dalam artian sederhana Nabi Nuh dianugerahi umur yang panjang sekitar 950 tahun lamanya. Namun Nabi Nuh baru diangkat sebagai utusan Allah di usianya yang menginjak 480 tahun.

Para ahli sahih dan sejarah menjelaskan silsilah Nabi Nuh yang merupakan cucu turunan ketiga dari Nabi Idris. Dan inilah yang kemudian dipercaya oleh banyak ahli sejarah sabagai alasan kenapa Nuh diangkat sebagai Nabi. Ada beberapa penjelasan peneliti bahwa Nama Nabi Nuh sebenarnya adalah Yasykur. Namun sumber ini belum bisa dipastikan secara jelas oleh tim Cahayaislam.

إِنَّا أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ أَنْ أَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sungguh kami telah mengutus Nuh kepada Kaumnya dengan membawa perintah dari Allah kepada mereka sebelum tiba sebuah adzab besar yang teramat sangat pedih (Surat Nuh ayat 1).

Raja Lalim Darmasyil dan Kaum Kufur yang sudah terlalu jauh dalam Kesesatan

Dalam penjelasan lebih lanjut tentang tafsir surat Nuh tersebut diatas. Dijelaskan bahwa Malaikat Jibril yang mendatangi Nuh untuk menyampaikan wahyu amanah kepadanya sebagai seorang Rasul. Di diberikan pesan untuk berdakwah kepada musuh Allah di muka bumi waktu itu yang dinamakan Darmasyil (bin Fumail).

Dalam silsilah, Darmasyil ini merupakan keturanan Nabi Adam keempat dari garis silsilah Fumail bin Jij dan Qabil bin Adam. Konon ceritanya, Darmasyil ini merupakan manusia yang menciptakan budaya berjudi, meminum minuman yang memabukkan dan menciptakan pakaian dan busana kemewahan yang bergelimang emas (yang mana emas merupakan hal yang dilarang untuk dikenakan seorang laki laki).

Raja Darmasyil ini pula merupakan pemimpin yang menggerakkan budaya penyembahan 5 berhala dan menyesatkan orang orang dikala itu. Berhala berhala itu adalah Wad, Ya’uq, Siwa’, Nasr dan Yaghuts. Karena banyak hal buruk telah dilakukannya dan perilakunya sebagai pionir dalam larangan dan pelanggaran agama Allah. Allah mengutus Nabi Nuh untuk menyampaikan ancama siksa Allah jika dia terus melanjutkan perbuatan sesatnya itu.

Dan yang terjadi adalah Nabi Nuh dihardik dan bahkan dikucilkan… perjuangan berat sebagai utusan Allahpun dilalui Nabi Nuh hari demi hari, hingga akhirnya Nabi Nuh pun berdoa kepada Allah untuk didatangkan sebuah keajaiban.

Perintah Allah untuk Membuat Bahtera Besar

Berangkat dari rasa putus asa Nabi Nuh dalam menghadapi cemoohan dan hardik dari kaumnya sendiri. Nabi Nuh kemudian meminta kepada Allah agar melimpahkan saja adzab yang pedih kepada mereka semua yang tidak mau diajak pada kebaikan dan jalan lurus menuju agama Allah. Kisah Nabi Nuh pun kemudian memasuki babak baru, karena Allah kemudian memberikan sebuah mukjizat kepadanya, yakni kemampuan dalam membangun sebuah bahtera karena akan datang sebuah adzab berupa banjir bandang terbesar yang pernah terjadi di dunia ini.

FYI – Menurut beberapa sumber sejarah sahih kisah Nabi Nuh dijelaskan bahwa bahtera Nabi Nuh dibuat dengan memakan waktu sekitar 40 (empat puluh) tahun hingga siap digunakan. Dijelaskan pula bahwa detail ukuran Bahtera tersebut diestimasikan memiliki luas sekitar 1200 hasta dan lebar kira kira 600 hasta (kurang lebih 500 meter luas dan lebar 300 meter).

Struktur bahtera tersebut terdiri dari 3 level yang berbeda. Level paling bawah untuk para hewan, level tengah atau kedua diperuntukkan untuk Nabi Nuh dan para pengikutnya, dan level paling atas untuk bangsa aves / makhluk yang terbang.

Proses panjang dan ujian pembuatan bahtera

Dianggap sebagai orang yang kehilangan akal. Nabi Nuh dan pengikutnya yang terus percaya dan gigih membangun bahtera yang telah diperintahkan oleh Allah terus mendapatkan banyak cemooh dan hinaan. Kaum zalim menganggap hal itu sia sia dan tak ada gunanya sama sekali. Karena mereka hidup pada dataran yang kering dan air cukup sulit untuk ditemukan.

Hinaan dan cemooh dari kaum Nabi Nuh kepada Nabi Nuh berserta pengikutnya terjadi setiap hari selama 40 tahun proses pembuatan Bahtera itu. Sobat cahayaislam bisa bayangin gak tuh? betapa sabar dan tabahnya Nabi Nuh dan pengikutnya waktu itu?

Setelah bahtera Nuh selesai dibuat dengan sempurna, tak berselang lama Allah memerintahkan Nabi Nuh dan pengikutnya untuk bersiap baik jasmani dan rohani. Mereka mengumpulkan perbekalan dan melakukan persiapan agar selamat dari bencana itu. Hingga semuanya paripurna, Nabi Nuh diberi sebuah pertanda bahwa adzab banjir besar akan tiba dengan munculnya semburan air dari tungku panas di rumahnya.

Bencana Banjir Besar nan Dahsyat dan Pemutihan Umat Manusia

Dengan keluarnya semburat air dari tungku panas dirumah Nabi Nuh itulah, Nabi Nuh kemudian terkesiap, bergerak cepat karena menyadari hari yang dijanjikan Allah tentang datangnya adzab kian semakin dekat. Nabi Nuh kemudian membuka pintu Bahteranya agar pengikutnya segera masuk dan melindungi diri dengan masuk kedalamnya.

Kisah Nabi Nuh berlanjut dan dan dengan izin Allah, Malaikat Jibril kemudian ikut serta dalam mengumpulkan segala jenis fauna untuk masuk ke dalam bahtera dengan berpasang – pasangan. Semua binatang yang hidup kala itu, dari mulai yang buas, hewan yang terbang, hewan melata, hingga hewan hewan kecil maupun besar. Hal ini dilakukan agar hewan hewan tersebut tetap bisa melanjutkan rantai spesies mereka di bumi Allah.

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ ۚ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ

Dalam Al Quran surat Hud ayat 40 diatas dijelaskan bahwa ketika sudah mulai muncul semburan air dari tungku, maka Nabi Nuh diperintahkan oleh Allah untuk mengumpulkan orang orang yang beriman yang mengikutinya beserta keluarganya. Termasuk juga hewan hewan dengan berpasang pasangan.

Menurut riwayat dan penuturan ahli sejarah tentang Kisah Nabi Nuh ini. Hanya sebatas sekitar 80 orang beriman saja yang akhirnya masuk kedalam Bahtera Nuh tersebut. Ironis dan Nahasnya adalah Nabi Nuh tidak bisa meyakinkan Istri dan anak lelakinya yang bernama Kan’an untuk turut serta masuk ke dalam bahtera tersebut.

Kisah Nabi Nuh Fase Akhir: Adzab Allah datang! Semua celah bumi mengeluarkan air tanpa henti

Setelah semua orang mukmin pengikut Nabi Nuh masuk ke dalam Bahtera. Pintu bahtera kemudian tertutup dengan sendirinya dan setelahnya. Allah dengan segala kekuasaanNya memerintahkan langit dan Bumi yang diciptakan-Nya untuk mengeluarkan air.

Hujan turun dengan dahsyat dan begitu kerasnya. Setiap celah di dunia seolah tak berhenti pula untuk menyemburkan air tanpa henti. Ombak lautan bergejolak dengan hebat menebarkan buih dan terjangan tinggi gelombang – gelombang pasang yang menggetarkan setiap jiwa. Orang – orang kufur yang selama ini mencemooh Nabi Nuh dan pengikutnya mulai kalut. Berlari tunggang langgang kesana kemari berusaha untuk lari dari kemungkinan terburuk yang akan menimpa mereka. Adzab Allah telah tiba!

Nabi Nuh dan Kan’an – Anak tercinta yang memendam kekufuran

Peristiwa hebat yang merupakan adzab itu telah terjadi. Nabi Nuh yang menyaksikan kejadian itu mencari cari anaknya dalam kacau balaunya kumpulan manusia saat itu. Dikisahkan dalam surat Hud ayat 43 dan 44, diceritakan Kisah Nabi Nuh lebih detail tentang percakapan Nabi Nuh kepada Kan’an anaknya:

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

الَ سَآوِي إِلَىٰ جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ ۚ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ ۚ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Wahai anakku, Naiklah ke Bahtera ini agar kau selamat! – ucap Nabi Nuh kepada anaknya

Tidak ayah! Aku akan menaiki puncak gunung tertinggi dan aku akan selamat dari banjir ini! – jawab Kan’an yang tidak percaya bahwa tiada yang bisa melindungi seorangpun dari ini kecuali Allah

***

Dan pada akhir Kisah Nabi Nuh, anak Nabi Nuh yang tercinta terhempas adzab Allah karena memendam kekufuran atas Allah dalam hatinya. Sungguh ironi, namun itulah Takdir dari Allah. Semoga kita bisa petik hikmah dari kisah Nabi Nuh ini ya sobat cahayaislam semuanya!

baca lengkap kisah nabi dan cerita rasulullah dan sahabatnya

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY