Nabi Zulkarnain – Al Qur’an adalah kitab suci umat islam yang mengandung berbagai pengajaran dan kisah suri tauladan para nabi maupun rasul. Tak heran jika Al Qur’an menjadi pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Salah satu kisah yang patut umat islam teladani dalam Al Qur’an adalah cerita Nabi Zulkarnain.
Banyak sekali kisah Zulkarnain yang tersirat di dalam Al Qur’an. Oleh sebab itulah, umat islam bisa mencari tahu cerita Zulkarnain semasa hidupnya langsung dari Al Qur’an. Dengan begitu, kaum muslimin dapat meneladani atau meniru nilai positif dari cerita Zulkarnain.
Kisah Teladan Nabi Zulkarnain di Al Qur’an
Sobat Cahaya Islam, Nabi Zulkarnain terkenal sebagai sosok pengembara yang kuat, bersifat bijaksana, dan senantiasa menyeru kepada kebaikan. Walaupun begitu, banyak perbedaan pandangan dan pendapat diantara sejarawan serta penafsir tentang sosok Zulkarnain. Bahkan tidak sedikit yang menganggap bahwa Zulkarnain bukanlah nabi, melainkan orang yang saleh.
Di dalam Al Quran memang tidak terdapat penjelasan detail tentang identitas Zulkarnain dan lokasi tinggalnya. Bagi Sobat Cahaya Islam yang penasaran dengan sepenggal cerita Zulkarnain, bisa simak pembahasannya di bawah ini.
1. Zulkarnain adalah Seorang Nabi
Seperti yang disinggung sebelumnya, tidak sedikit orang menganggap bahwa Zulkarnain bukanlah seorang nabi. Memang banyak perbedaan pendapat tentang status kenabian Zulkarnain. Tetapi pendapat yang paling kuat atau rajih mengemukakan bahwa Zulkarnain itu seorang nabi.
Sebagian besar ulama memang mengatakan bahwa Zulkarnain adalah hamba dan raja yang shalih. Namun, zhahir dari ayat Al Quran menunjukkan bahwa Zulkarnain merupakan salah satu nabi. Oleh sebab itu, Allah SWT berfirman,
وَيَسْأَلونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ قُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُمْ مِنْهُ ذِكْراً إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَباً
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya“. Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu.” (Q.S. Al Kahfi: 83-84)
2. Perjalanan Zulkarnain
Al Quran juga sudah menguraikan sifat utama Nabi Zulkarnain dengan gambaran yang cukup detail. Banyak orang menyebut Zulkarnain mempunyai pribadi yang bertauhid, bertakwa, dan menjunjung tinggi nilai belas kasih serta keadilan. Hal itu tergambar saat Zulkarnain melakukan sebuah ekspedisi atau perjalanan penting.
Dalam Al Qur’an, diceritakan bahwa Zulkarnain memang melakukan tiga ekspedisi penting. Ekspedisi tersebut yakni ke bumi belahan timur, barat, sampai ke daerah yang memiliki barisan pegunungan. Setiap melakukan ekspedisi, Zulkarnain selalu berhadapan dengan bermacam kaum berbeda-beda.
Salah satu ayat yang menceritakan perjalanan Zulkarnain yakni,
ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَمْ نَجْعَلْ لَهُمْ مِنْ دُونِهَا سِتْرًا
“Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu” (QS Al-Kahfi 89-91)
3. Ya’juj dan Ma’juj
Sebagian ahli tafsir juga percaya bahwa Zulkarnain berekspedisi dari arah timur ke utara, sampai akhirnya tiba di sebuah gunung. Adapun gunung tersebut merupakan penghalang antara Ya’juj dan Ma’juj dengan umat manusia. Di tempat itu, Nabi Zulkarnain menemukan sebuah kaum yang hampir tak mengerti dan memahami percakapan.
Lalu Allah SWT memberi hidayah kepadanya sampai dapat mengerti bahasa yang kaum itu pakai. Kaum itu kemudian mengeluh kepada Zulkarnain tentang kejahatan Ya’juj dan Ma’juj yang sudah merusak bumi. Mereka pun meminta kepada Zulkarnain untuk membuat penghalang dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj.
Cerita itupun tertuang dalam ayat Al Qur’an yang berbunyi,
“Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata: “Hai Dzulqornain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?”
Dzulqornain berkata: “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi”.
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqornain: “Tiuplah (api itu)”. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu”.
Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulqornain berkata: “Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar”(QS Al-Kahfi 92-98)
Sobat Cahaya Islam, itulah beberapa cerita Nabi Zulkarnain yang tertulis dalam Al Qur’an. Sebagai muslim yang bertakwa, hendaknya Sobat mengimani cerita tersebut dan meneladaninya.