Cerita Islami – Indonesia merupakan bangsa yang memiliki banyak kekayaan budaya dan tradisi yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Banyak sekali hal-hal dalam kebudayaan yang memiliki filosofi mendalam soal kehidupan. Salah satu yang terkenal adalah tembang jawa tradisional yang bernama tembang Macapat.
Perjalanan Hidup Manusia dari Tembang Macapat (Bagian 1)
Menurut penelisikan sejarah, ada yang mengatakan bahwa tembang macapat ini merupakan tembang yang tercipta sejak zaman Majapahit saat gencarnya penyebaran islam oleh para Walisanga yang melegenda. Namun ada pula yang menyatakan bahwa karya ini ada jauh sebelum itu.
Menurut beberapa pakar kebudayaan dan sejarah. Tembang ini digunakan sebagai media ajaran islam oleh Sunan Kalijaga dan beberapa wali di tanah Jawa. Hal ini karena memang dalam tembang Macapat ada makna yang menjelaskan tentang perjalanan hidup manusia dari sejak Allah menyematkan Ruh-nya dalam janin di kandungan ibu, hingga masuk ke liang lahat yang gelap. Mari kita pelajari bareng-bareng.
Tembang Maskumambang yang menggambarkan tentang keadaan Janin
Yang pertama dari rentetan sebelas tembang Macapat, sebagai pembukanya adalah tembang yang berjudul Maskumambang. Dalam tembang ini dikisahkan sebagai pertanda awal mula kehidupan manusia. Tembang ini memberikan gambaran bagaimana perkembangan sebuah janin dalam bait-bait sastranya yang disebut Gatra.
Kehamilan merupakan rahmat dan anugerah dari Allah dan proses pembuahan, penempatan ruh, pembentukan organnya telah dijelaskan pula oleh Allah dalam firman-Nya yang termaktub dalam Al Quran al Karim.
Dalam tembang Macapat kehamilan tersebut sedikit banyak mengungkapkan perasaan cemas pada jabang bayi yang dikandung tersebut akan kehidupannya setelah lahir di dunia. Dari sini juga kita bisa mengambil hikmah betapa besar pengorbanan dan perjuangan seorang ibu dalam mengandung anaknya. Secara tersirat memberikan petuah agar menghargai dan berbakti kepada orang tua.
Allah menjelaskan siklus terciptanya manusia dalam Al Quran
Dalam Al Quran, Allah sendiri telah menggambarkan keadaan ini dengan gamblang di beberapa surat. Salah satunya adalah Surat As Sajdah dalam ayat 7 hingga 9:
الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ ۖ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. [1]
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. [2]
ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. [3]
Dimana Allah menjelaskan dalam Firmannya bagaimana Dia dulu menciptakan manusia dari tanah. Lalu selanjutnya menciptakan mereka dari sari pati mani yang hina dan membentuknya hingga menjadi sebuah jabang bayi. Meski begitu banyak dari kita manusia yang kurang bersyukur.
Dalam ayat tersebut ada sebuah nasihat penting tentang bersyukur kepada Allah. Kita sebagai manusia haruslah sadar bahwa kita sebenarnya datang dari hal yang remeh. Kita tidak boleh bak kacang lupa kulitnya. Apakah kita hingga kita berani lupa kepada Allah? Apakah kita hingga kita tidak mau bersyukur kepada-Nya? – Semoga dengan ini kita bisa mengambil banyak manfaat ya! Amiin
Catatan Kaki
[1] Q.S. As Sajdah (32) ayat 7
[2] Q.S. As Sajdah (32) ayat 8
[3] Q.S. As Sajdah (32) ayat 9