Tawadhu Dalam Islam

0
3366
Tawadhu Dalam Islam

Kehidupan Islami – Islam adalah agama yang mengajarkan kebaikan, mengajarkan kesederhanaan, dan mengajarkan sifat tawadhu. Tawadhu dalam islam adalah salah satu sifat mulia yang sangat disukai oleh Allah subhana wa ta’ala yakni sikap Rendah hati yang juga sangat didambakan oleh kita semua. Karena dengan sikap Tawadhu’ akan dapat melahirkan berbagai sikap-sikap mulia dan menentramkan kehidupan di kalangan masyarakat.

Seseorang yang memiliki sifat tawadhu’ maka dia adalah orang yang jauh dari sifat sombong karena dia mau merendahkan dirinya atas apa yang ada pada dirinya, sifat tawadhu’ juga akan melahirkan rasa saling menghormati, karena pada dasarnya manusia ingin dihormati satu sama lain, sehingga dengan sifat tawadhu’ maka akan meminimalisir persinggungan terhadap lawan bicara, sifat tawadhu’ juga tercermin dari sikap sopan santun seseorang terhadap lingkungan sekitarnya terutama terhadap orang yang lebih tua darinya.

Tawadhu Dalam Islam

Jenis-jenis Tawadhu

Tawadhu’ terdiri dari dua jenis, yaitu tawadhu’ yang terpuji dan tawadhu’ yang tercela. Tawadhu’ yang terpuji adalah sikap rendah diri kepada Allah dan tidak berbuat semena-mena atau memandang remeh terhadap sesama. Tawadhu’ ini benar-benar diniatkan dari hati yang terdalam untuk sikap yang baik dan diridhai oleh Allah SWT. Dan, tawadhu’ yang tercela yaitu sikap rendah diri terhadap manusia yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dengan kata lain bersikap culas atau menjilat demi mendapatkan sesuatu dari orang tersebut. Tawadhu’ yang seperti ini sangat dibenci oleh Allah Subhana Wa Ta’ala.

Keutamaan Sifat tawadhu’

Mendapatkan kemulian didunia dan diakhirat

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Ayyub] dan [Qutaibah] dan [Ibnu Hujr] mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami [Isma’il] yaitu Ibnu Ja’far dari [Al A’laa] dari [Bapaknya] dari [Abu Hurairah] dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” [1]

Orang yang tawadhu’ akan mendapatkan kemuliaan didunia dan terlebih mendapatkan kemuliaan diakhirat.

Sebab adil, disayangi, dicintai di tengah-tengah manusia.

Orang tentu saja akan semakin menyayangi orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Itulah yang terdapat pada sisi Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas pada yang lain.” [2]

Mencontoh Sifat Tawadhu’ Nabi SAW

و حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْوَلِيدِ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سَيَّارٍ قَالَ كُنْتُ أَمْشِي مَعَ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَحَدَّثَ ثَابِتٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ أَنَسٍ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَحَدَّثَ أَنَسٌ أَنَّهُ كَانَ يَمْشِي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ

Dan telah menceritakan kepadaku [‘Amru bin ‘Ali] dan [Muhammad bin Al Walid] keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja’far]; Telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Sayyar] ia berkata; Aku pernah berjalan bersama [Tsabit Al Banani], kemudian kami melewati anak-anak kecil. Maka dia (Tsabit) memberi salam kepada mereka. Setelah itu (Tsabit) bercerita bahwa dia pernah berjalan bersama Anas, kemudian melewati anak-anak kecil dan dia mengucapkan salam kepada mereka. Demikian juga [Anas] bercerita bahwa dia pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian melewati anak-anak kecil, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan salam kepada mereka. [3]

Sahabat cahaya Islam, tawadhu’ adalah sifat yang mulia, yang bahkan baginda Nabi Muhammad SAW selalu bersikap tawadhu’ kepada siapapun tanpa melihat kedudukan orang tersebut padahal beliau adalah orang yang paling mulia tapi tak ada sedikitpun kesombongan dihati beliau. Siapakah kita ini yang hanya manusia biasa lantas enggan untuk tawadhu’. Semoga hati kita selalu menuntun kepada sifat-sifat terpuji. Aamiin.


Catatan Kaki :

[1] H.R. Muslim no. 2588 (shahih)

[2] H.R. Muslim no. 2865 (shahih)

[3] H.R. Muslim no. 4032 (shahih)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY