Tokoh Islam Yang Banyak Akal Qais Bin Sa’ad Bin Ubadah

0
2579
Qais Bin Sa'ad Bin Ubadah

Cerita Islami – Sahabat, kali ini kita akan mengulas cerita Islami yang diangkat dari cerita sahabat Nabi bernama Qais Bin Sa’ad Bin Ubadah. Qais merupakan orang yang masuk dalam golongan orang Anshar, kendati masih berusia muda tapi dia telah dipandang sebagai seorang pemimpin yang pemberani.

Qais lahir dari keluarga Arab paling dermawan dan dari keturunan yang mulia. Dia sangat dipuji oleh kaumnya, tidak ada kekurangan dari sifat-sifat kepemimpinannya, hanya saja dia tidak memiliki janggut. Wajahnya licin tak berjanggut, (janggut bagi kaumnya melambangkan kejantanan dan penyempurna wajah). Seperti apa cerita Qais tersebut? simak lebih lengkapnya.

Qais Bin Sa’ad Bin Ubadah

Qais Di medan Perang

Cerita Islami tentang Qais, dia tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, banyak akal dan berotak encer, selain itu dia juga dikenal sebagai pemuda yang licik dan cerdik. Meskipun dia menjadi tokoh yang terkenal dengan tipu muslihat, kepiawaian serta kecerdikannya membuat semua orang tidak berani padanya.

Dia pernah berkata “Kalau bukan karena Islam, saya sanggup membuat tipu muslihat yang tidak dapat ditandingi oleh orang Arab manapun!”. Pada zaman tersebut, terjadi sebuah peristiwa perang Shiffin, sebuah peperangan antara Ali dan Mu’awiyah. Saat itu Qais bin Sa’ad bin Ubadah berada di pihak Ali, dia merencanakan sebuah tipu muslihat yang mampu membinasakan Mu’awiyah bersama para pengikutnya.

Akan tetapi ketika tengah merencanakan rencana jahat dan berbahaya tersebut, dia teringat akan firman Allah dalam QS. Fathir ayat 43 :

اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ ۚ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ ۚ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ ۚ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا ۖ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا

karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. [1]

Mengingat akan firman tersebut Qais segera membatalkan rencana tersebut dan memohon ampun pada Allah SWT, seolah mulutnya berkata “Demi Allah, seandainya Mu’awiyah dapat mengalahkan kita nanti, maka kemenangannya itu bukanlah karena kepintarannya, tetapi hanyalah karena kesalehan dan ketakwaan kita”.

Selain perang Shiffin, cerita islami tentang Qais juga berperang dalam peperangan lainnya, keberaniannya membuat dia menjadi pemimpin yang amat disegani. Bukan sekedar kepemimpinannya saja, kepiawaiannya mengatur strategis juga sangat dikagumi.

Masuknya Qais pada Islam

Qais dalam cerita islami ini, dia menjadi pemuda Anshar yang merupakan bagian dari suku khazraj dan berasal dari keluarga pemimpin besar. Dia mewarisi sifat-sifat mulia seorang pemimpin besar, putra Sa’ad bin Ubadah. Cerita sahabat Nabi.

Ayahnya seorang pemimpin Khazraj yang hebat, ketika Sa’ad masuk Islam, dia membawa Qais dan menyerahkan kepada Rasulullah. Ayahnya berkata “inilah pelayanmu, wahai Rasulullah”, Rasul dapat melihat segala tanda keutamaan dan ciri kebaikan pada diri Qais. Karena itu Rasul merangkul dan mendekatkan qais, semenjak itu Qais menjadi seorang yang selalu dekat disisi Rasul.

Sebelum masuk Islam, cerita Islami tentang Qais, dia memperlakukan orang-orang dengan segala kecerdikannya, dan tidak ada satupun orang yang berdaya melawan kelicikan Qais. Sehingga membuat semua orang di madinah dan sekitarnya sangat waspada kepada Qais.

Semenjak masuk Islam, Qais telah berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dia telah memahami bahwa dalam ajaran agama Islam, mengajarkan padanya untuk memperlakukan manusia dengan kejujuran, bukan dengan kelicikan. Qais menjadi pemuda yang berbakti untuk Islam dan membuat jauh kelicikannya dan tidak mengulanginya lagi.

Dari cerita Islami Qais tadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap orang dapat berubah karena agama meneranginya dan mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Selain berubah kearah yang lebih baik, kedermawanannya juga harus dicontoh, dengan sifat dermawan kita dapat membantu orang lain yang membutuhkan.


Catatan Kaki

[1] Q.S. Fatir (35) ayat 43

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY