Berita yang Bermanfaat (Kisah Hudzaifah dan Salman)

0
2298
Hudzaifah dan Salman

Berita yang bermanfaat – Dalam artikel tim Cahayaislam sebelumnya kami telah mengulas beberapa nasihat tentang agar tidak mudah membagikan berita di sosial media dengan beberapa alasan dan landasan hukum. Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan membawakan tema yang serupa, namun dalam bentuk kisah yang kami nukil dari artikel KH. Shobirun Ahkam, tentang berita yang bermanfaat yang dijelaskan dalam cerita Hudzaifah dan Salman dalam riwayat hadist berikut ini:

Berita yang Bermanfaat (Kisah Hudzaifah dan Salman)

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ قَيْسٍ الْمَاصِرُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي قُرَّةَ، قَالَ كَانَ حُذَيْفَةُ بِالْمَدَائِنِ فَكَانَ يَذْكُرُ أَشْيَاءَ قَالَهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لأُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فِي الْغَضَبِ فَيَنْطَلِقُ نَاسٌ مِمَّنْ سَمِعَ ذَلِكَ مِنْ حُذَيْفَةَ فَيَأْتُونَ سَلْمَانَ فَيَذْكُرُونَ لَهُ قَوْلَ حُذَيْفَةَ فَيَقُولُ سَلْمَانُ حُذَيْفَةُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ فَيَرْجِعُونَ إِلَى حُذَيْفَةَ فَيَقُولُونَ لَهُ قَدْ ذَكَرْنَا قَوْلَكَ لِسَلْمَانَ فَمَا صَدَّقَكَ وَلاَ كَذَّبَكَ ‏.‏ فَأَتَى حُذَيْفَةُ سَلْمَانَ وَهُوَ فِي مَبْقَلَةٍ فَقَالَ يَا سَلْمَانُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تُصَدِّقَنِي بِمَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ سَلْمَانُ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَغْضَبُ فَيَقُولُ فِي الْغَضَبِ لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ وَيَرْضَى فَيَقُولُ فِي الرِّضَا لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ أَمَا تَنْتَهِي حَتَّى تُوَرِّثَ رِجَالاً حُبَّ رِجَالٍ وَرِجَالاً بُغْضَ رِجَالٍ وَحَتَّى تُوقِعَ اخْتِلاَفًا وَفُرْقَةً وَلَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَطَبَ فَقَالَ ‏ “‏ أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي سَبَبْتُهُ سَبَّةً أَوْ لَعَنْتُهُ لَعْنَةً فِي غَضَبِي – فَإِنَّمَا أَنَا مِنْ وَلَدِ آدَمَ أَغْضَبُ كَمَا يَغْضَبُونَ وَإِنَّمَا بَعَثَنِي رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ – فَاجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ صَلاَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ‏”‏ ‏.‏ وَاللَّهِ لَتَنْتَهِيَنَّ أَوْ لأَكْتُبَنَّ إِلَى عُمَرَ ‏.‏

Hudhaifah berada di al-Mada’in. Dia biasa menyebutkan hal-hal yang Rasulullah (semoga damai besertanya) mengatakan kepada beberapa orang dari antara para sahabatnya dalam kemarahan. Orang-orang yang mendengar dari Hudhaifah akan pergi ke Salman dan mengatakan kepadanya apa yang dikatakan Hudhaifah. Salman akan berkata: Hudhaifah paling tahu apa yang dia katakan. Kemudian mereka akan datang ke Hudhaifah dan mengatakan kepadanya: Kami menyebutkan Salman apa yang Anda katakan, tetapi dia tidak bersaksi Anda atau memalsukan Anda. Jadi Hudhaifah datang kepada salman yang ada di kebun sayurnya, dan berkata: Salman, apa yang menghalangi Anda untuk bersaksi tentang apa yang saya dengar dari Rasulullah (Semoga damai besertanya)? Salman berkata: Utusan Allah (semoga damai besertanya) kadang-kadang akan marah, dan mengatakan dalam kemarahan sesuatu kepada beberapa sahabatnya; dia kadang-kadang senang dan mengatakan sesuatu dengan senang hati kepada beberapa sahabatnya. Tidakkah Anda akan berhenti sampai Anda menciptakan cinta beberapa orang di hati beberapa orang, dan kebencian terhadap beberapa orang di hati beberapa orang, dan sampai Anda menghasilkan perselisihan dan pertikaian? Anda tahu bahwa Rasulullah (semoga damai besertanya) berbicara, mengatakan: Jika saya melecehkan orang saya, atau mengutuknya dalam kemarahan saya. Saya adalah salah satu dari anak-anak Adam: Saya menjadi marah ketika mereka menjadi marah. Dia (Allah) telah mengutus aku sebagai rahmat bagi semua dunia. (Ya Allah!) Membuat mereka (Penyalahgunaan atau kutukan) memberkati mereka pada hari penghakiman! Saya bersumpah demi Allah. Anda harus berhenti (menyebutkan tradisi-tradisi ini), kalau tidak saya akan menulis kepada ‘Umar. [1]

Hudzaifah dan sabda Rasulullah yang tidak difilter

Dari hadits diatas dijelaskan bahwasanya pernah di sebuah kota Madain (di daerah dataran Persia), salah satu sahabat Rasulullah bernama Hudzaifah sedang memberikan beberapa petuah yang pernah disabdakan sendiri oleh Rasulullah SAW semasa hidupnya. Alih-alih memilah-milah hadits mana yang bisa disebuat berita yang bermanfaat dan mana yang tidak, Hudzaifah mengutarakan sabda-sabda Rasulullah tersebut semuanya (termasuk yang keluar dari mulut Rasulullah SAW ketika beliau sedang marah kepada para Sahabatnya).

Orang-orang yang pada saat itu hadir dan mendengarkan penuturan Hudzaifah sama terkejut. Mereka kemudian bermaksud untuk memastikan benar-tidaknya apa yang diucapkan oleh Hudzaifah tersebut kepada salah satu sahabat Rasulullah yang juga dikenal dengan pengetahuannya tentang sabda-sabda Rasulullah, Yakni Salman.

Sesampainya mereka dirumah Salman, mereka kemudian menghampiri Salman dikebun miliknya dan menanyakan kepadanya apakah yang dikatakan Hudzaifah tersebut memang benar adanya. Dengan hati-hati Salman kemudian menjawab “Sesungguhnya Hudzaifah lebih paham pada apa yang dia bicarakan”

Mendengar jawaban tersebut, kembalilah mereka kepada Hudzaifah untuk kali kedua untuk mengatakan respon Salman tersebut kepada Hudzaifah. Mendengar cerita tersebut, bertandanglah kemudian Hudzaifah kepada Salman sembari berkata “Wahai Salman, apa yang menghalangi engkau untuk membenarkan atau mendustakan apa yang aku ungkapkan?”

Jawaban Salman dan Khutbah Rasulullah SAW

Merespon pertanyaan dari Hudzaifah, Salman menceritakan bahwasanya dahulu Rasulullah pernah bersabda bahwasanya “Beliau adalah anak cucu adam yang bisa marah ketika dalm keadaan marah, jadi mungkin secara tidak sadar telah mengumpat dan memarahi kepada seseorang. Namun hakikinya marah tersebut, hendaklah diartikan sebagai sholawat di hari akhir kelak karena Rasulullah adalah Rahmat yang diberikan kepada Allah SWT pada manusia”

Salman mengatakan bahwa bila Hudzaifah mengungkapkan cerita dan sabda Rasulullah, tanpa memilah-milahnya, maka sama saja dirinya telah menyebarkan perselisihan diantara kaumnya. Hal ini dikarenakan akan menyulut rasa benci kaumnya pada sebagian sahabat Rasulullah.

Apa yang bisa kita petik dari cerita diatas?

Dibelantara zaman modern yang penuh dengan segala jenis fasilitas yang serba praktis ini, kita seharusnya memiliki filter dalam segala hal, terutama pada segala hal yang kita dengar. Mudahnya media masuk disela-sela keseharian kita untuk memberikan informasi terkini, membuat kebenaran sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi abu-abu. Tidak hanya itu saja, banyak fitnah dan cerita yang menggiring kita kedalam lubang kemaksiyatan dan kehancuran.

Kisah Hudzaifah dan Salman diatas jelas menunjukkan bahwa penting sekali untuk kita menyebarkan Berita yang bermanfaat dengan terlebih dahulu melakukan filter-filter yang diperlukan dan mengeliminasi berita-berita yang dirasa bisa menyebabkan hal-hal buruk. Sama halnya di dunia modern seperti sekarang. Kita harus punya filter bila kita menerima sebuah berita. Kita harus bisa menimbang manakah berita yang layak dan memiliki manfaat dan mana yang tidak. Semoga bermanfaat ya sobat Cahayaislam.


Catatan kaki:

[1] H.R. Abi Dawud 4659 (sahihi)

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY