Hikmah Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits

0
3749
Hikmah Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits

Pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits – Tim Cahayaislam memiliki beberapa teman yang merupakan kritikus serta pengkaji sejarah kebudayaan islam. Dalam suatu waktu, tim Cahayaislam dan teman kami tersebut sedang menikmati makan malam bersama sembari bertukar ilmu tentang islam.

Teman kami tersebut berceloteh tentang kehidupan Rasulullah, amirul mukminin yang memiliki banyak istri. Dia mengatakan bahwa banyak pendapat yang keluar dari para akademisi sejarah islam yang menyatakan bahwa Rasulullah hanyalah orang yang menggunakan kekuasaannya untuk menikahi wanita-wanita rupawan yang beliau inginkan.

Namun, dalam perbincangan seru kami malam itu, kami mendapatkan kesimpulan bahwasanya pernikahan Rasulullah dengan istri-istrinya itu memiliki banyak hikmah dan beberapa tujuan yang baik dibelakangnya.

Para akademisi-akademisi yang melontarkan pendapat tersebut seharusnya mengkaji lebih dalam tentang sejarah yang berkaitan dengan pernikahan-pernikahan Rasulullah tersebut. Seperti contohnya saja pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits.

Perang Muraisi’ antara Orang islam dengan bani Mushthaliq

Cerita pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits ini tidak bisa lepas dari kisah perang Muraisi’ yang melibatkan kubu orang islam di Madinah dengan bani Mushthaliq.

Al Harits sebagai pemimpin bani Mushthaliq telah merencanakan serangan ke Madinah, namun karena isu itu sampai ketelinga Rasulullah perang tersebut bisa dimenangkan oleh orang islam pada waktu itu. Pemimpin bani Musthaliq tunggang langgang melarikan diri dari kota mereka, sedangkan orang-orang yang selamat kemudian menjadi tawanan.

Kemenangan orang islam dan ditawannya Barrah (Anak Pemimpin Bani Mushthaliq)

Kemenangan orang islam pada perang Muraisi’ tersebut menghasilkan banyak sekali tawanan perang yang kemudian dijadikan budak. Salah satu penduduk kaum banu Mushthaliq yang ditawan dan hendak dijadikan budak pada waktu itu adalah Barrah, yakni anak dari pemimpin Bani Mushtaliq. Barrah ini adalah nama dari Juwairiyah binti Al Harits sebelum masuk islam. Karena dirinya menyadari akan dijadikan budak, lalu dirinya mengajukan pembebasan diri (Mukhatab) kepada Rasulullah.

Menikahnya Rasulullah dengan Juwairiyah binti Al Harits

Singkat cerita bertandanglah Barrah (Juwairiyah binti Al Harits) kepada Rasulullah. Beliau memohon kepada Rasulullah agar ditolong dan dibantu untuk menebus dirinya (Mukhatab). Rasulullah pun menjadi iba melihat kejadian itu. Rasulullah kemudian berkata “Maukah engkau mendapatkan solusi yang jauh lebih baik dari itu?” – sambil mengangguk Barrah (Juwairiyah binti Al Harits) kemudian bertanya apakah solusi yang lebih baik tersebut kepada Rasulullah. Rasulullah kemudian berkata “aku akan menyelesaikan persoalan kemerdekaanmu, dan aku akan menikahi dirimu”

Pembebasan budak dan masuknya islam para kaum bani Mushthaliq

Setelah itu menikahlah Barrah dengan Rasulullah. Barrah kemudian masuk islam dan Rasulullah mengganti namanya menjadi Juwairiyah binti Al Harits. Berita pernikahan Rasulullah itu kemudian menyebar dikalangan orang islam. Mendengar hal itu para orang islam yang menawan kaum bani Mushthaliq sama meneriakkan “lepaskan orang-orang ini! Mereka adalah para ipar Rasulullah” – beberapa budak yang memiliki hubungan keluarga dengan Juwairiyah pun kemudian dimerdekakan.

Tidak hanya itu saja, dalam beberapa riwayat lain dikatakan bahwa ayah dari Juwairiyah binti Al Harits, yakni Al Harits yang melarikan diri dari peperangan pun akhirnya kembali dan menyatakan islam kepada Rasulullah setelah mendengar bahwa Rasulullah telah memperistri anaknya. Sungguh pernikahan yang mendatangkan kebarokahan baik kaum bani Mushthaliq maupun orang-orang islam pada waktu itu.

Dari cerita singkat pernikahan Rasulullah dengan Juwairiyah Binti Al Harits diatas, kita bisa mengambil hikmah bahwasanya pernikahan Rasulullah SAW dengan Juwairiyah memiliki hikmah dan tujuan untuk kemaslahatan umat islam.

Manfaat itu dirasakan dalam kemerdekaan beberapa budak bani Mushthaliq dan masuk islamnya kaum tersebut. Ini jelas merupakan bentuk pernikahan atas dasar kebaikan yang tersirat dari kisah ini. Namun banyak orang-orang dan akademisi yang melihat pernikahan Rasulullah sebagai sesuatu hal yang tabu. Semoga kita selalu diberi pencerahan oleh Allah SWT.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY