Gempa Jogja 2006, Sebuah Peringatan Dari Allah

0
2267

Gempa Jogja 2006 – Setiap tanggal 27 Mei, masyarakat Jogja selalu memperingati Gempa Jogja 2006. Pada saat itu Jogja dan sekitarnya diguncang gempa besar berkekuatan 5,9 SR. Pusat gempa ada di Bantul dengan kedalaman 10 km.

Puluhan ribu orang meninggal karena gempa besar tersebut. Banyak bangunan yang roboh dan mengalami kerusakan berat. Para warga pun harus tidur di tenda darurat dan di dalam bangunan yang masih kokoh. Suasana Jogja saat itu sungguh mencekam.

Sudah 14 tahun yang lalu gempa Jogja 2006 terjadi. Sekarang Jogja sudah normal kembali seperti sediakala. Meskipun, masih ada rasa trauma yang dirasakan sebagian warganya. Gempa bumi bisa kapan saja datang kembali. Kita harus menyiapkan diri kita jika suatu saat terjadi gempa besar lagi. Karena Indonesia memang merupakan wilayah yang berada di jalur cincin api. Yang berarti, semua weilayah bisa terkena gempa kapanpun.

Gempa Jogja 2006, Teguran Allah Untuk Manusia?

Allah sangat menyayangi makhluk-makhluk-Nya. Hanya saja kadang kita kurang peka bahwa Allah selalu mencintai dan mengawasi. Jika kita sudah terlalu jauh dari Allah, maka Dia akan mencoba untuk menarik kita untuk mendekat dengan-Nya. Allah mempunyai banyak cara agar hamba-hamba-Nya kembali dekat dan mengingat-Nya.

Musibah seperti gempa bumi, gunung meletus, tsunami, bisa menjadi sebuah peringatan, teguran dan juga sebuah azab. Sebuah musibah dikatakan sebagai sebuah azab apabila korban bencana sedang melakukan perbuatan maksiat. Orang baik juga terkena azab jika mereka membiarkan kemaksiatan terjadi di sekitar mereka.

Dan juga, musibah bisa menjadi sebuah teguran sekaligus peringatan dari Allah. Saat terjadi bencana tak ada tempat berlindung lebih baik daripada perlindungan Allah. Sobat Cahaya Islam, bencana dan musibah memberi peringatan bagi kita semua bahwa manusia bisa mati kapan saja. Apakah kita sudah siap dipanggil Allah?

Manusia yang merugi adalah manusia yang menghabiskan waktunya di dunia hanya untuk maksiat. Tidak menggunakan waktu untuk mengingat Allah adalah sia-sia. Gempa Jogja 2006 adalah teguran bagi kita semua.

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396).

Allah menegur manusia dengan gempa bumi yang dahsyat agar manusia kembali ke jalan yang benar. Manusia jika tidak ditegur pasti akan terus melakukan perbuatan maksiat dan munkar lainnya.

Hikmah Gempa Jogja 2006

Di setiap musibah pasti ada hikmahnya. Tak terkecuali gempa Jogja di tahun 2006. Gempa ini menyisakan kepedihan bagi warga Jogja pada umumnya. Dibalik kepedihan yang dirasakan, ada banyak hikmah yang bisa diambil pelajarannya.

1. Menumbuhkan Kembali Semangat Gotong-Royong

Pasca gempa besar Jogja, para warga saling bergotong-royong membangun rumah mereka kembali. Semangat gotong-royong yang makin hari makin hilang bisa tumbuh kembali. Islam mengajarkan untuk saling bahu-membahu berbuat kebaikan. Gotong-royong adalah budaya masyarakat Jawa yang harus dipertahankan.

2. Ingat Allah

Suatu musibah adalah peringatan dari Allah untuk manusia agar ingat Allah kembali. Manusia disibukkan oleh urusan duniawi, sehingga sering lupa pada Allah. Allah mengirim bencana semata-mata agar manusia mengingat bahwa mereka adalah hamba-hamba Allah. Dengan adanya gempa Jogja 2006, kita tahu bahwa selama ini kita jarang mengingat Allah dan hanya fokus mengejar materi dunia yang tidak abadi.

Apabila ada suatu bencana, hendaknya sobat Cahaya Islam menjadikan bencana tersebut sebagai tanda peringatan Allah. Allah ingin agar setiap diri manusia bermuhasabah dan berserah diri hanya kepada Allah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY