Cerita Islami – Ada sebuah cerita yang cukup memberikan inspirasi. Beberapa hari yang lalu tim cahayaislam mempelajari sedikit banyak tentang sejarah-sejarah istri para khalifah pada masa kejayaan islam di dunia. Dalam kumpulan buku-buku nan tebal tersebut, ada satu sosok yang menarik perhatian kami. Sosok yang diceritakan di dalam buku tersebut adalah istri seorang khalifah Umar bin Abdul Aziz yang namanya termashur, Fatimah binti Abdul Malik
Kisah Menakjubkan Fatimah binti Abdul Malik dengan Sifat Qona’ah-nya
Mengisahkan cerita tentang sosoknya, maka kita tidak bisa meninggalkan penjelasan tentang betapa kayanya dia dan keluarganya. Tidak hanya sebagai seorang istri dari khalifah yang kaya raya dan pemimpin islam yang menjabar sekitar tahun 680an hingga 720. Dia juga merupakan saudari dari empat khalifah besar dan merupakan anak dari seorang penguasa jazirah arab yang terbentang dari daerah Syam hingga Spanyol bagian barat dan dataran Afrika Nigeria.
Harta kekayaan yang melimpah dalam hidup yang tidak membuatnya lupa daratan
Dalam buku tersebut diceritakan bahwa ketika proses pernikahannya dengan khalifah Umar bin Abd Aziz. Fatimah menuju ke kediaman suaminya dari rumahnya dengan diiringi kotak-kotak yang dipanggul oleh beberapa unta berisikan perhiasan yang menakjubkan. Perhiasan tersebut terdiri dari emas, intan, permata dan perhiasan lain yang bahkan terkenal namanya di seluruh penjuru dataran Arab. Dia adalah wanita yang memiliki harta terhebat di muka bumi ini.
Rumah tangga mereka (Fatimah dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz) bisa dibilang bermandikan kemewahan. Dalam buku itu dijelaskan bila jika saja dia meneruskan cara hidupnya yang demikian, maka niscaya dia akan bisa menikmati segala bentuk kenikmatan yang ditemui manusia di dunia ini. Namun, tidak demikian.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang dikenal dengan sifatnya yang Zuhud tersebut khawatir akan keadaan itu. Dia khawatir bahwasanya harta-harta yang melimpah itu akan membuatnya dan keluarganya diperbudak oleh syahwat dan nafsu untuk mencintai dunia dibandingkan akhirat. Oleh karena itu, beliau kemudian meminta istri dan keluarganya sebuah kesediaan untuk dengan ikhlas menerima ketetapan beliau bahwa pengeluaran rumah tangga setiap hari tidak lebih dari beberapa dirham.
Keridhaan Fatimah dan Kerelaannya memberikan perhiasannya kepada sabilillah
Allah memberikan rahmat kepada keluarga itu yang bisa dengan ikhlas dan ridho menerima permintaan Umar bin Abdul Aziz tersebut. Keluarga raja terbesar kerajaan islam saat itu hidup dalam kesederhanaan dan sikap Qona’ah yang menakjubkan. Hingga Fatimah sendiri menjadi sosok wanita yang dikagumi oleh banyak orang karena sikap sederhana yang dia lakukan.
Dalam buku tersebut dicantumkan bahwa Umar bin Abdul Aziz senantiasa menasihati istrinya Fatimah untuk menjadi wanita yang tegar dan sabar dalam menjalani hidup, serta tidak menjadi orang yang manja dan kekanakan. Hingga pada suatu titik Fatimah dengan ikhlas menanggalkan perhiasan-perhiasannya yang melimpah dan mendonasikannya ke baitul mal untuk memenuhi kesejahteraan rakyat.
Keikhlasan Fatimah sendiri ditujukkan saat kewafatan sang suami pada usianya yang ke 38 tahun tanpa meninggalkan kekayaan barang sedikitpun. Karena semasa hidupnya, keluarga tersebut selalu getol dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah demi kemaslahatan ummat. Usut punya usut ternyata orang dari baitul mal yang dulu pernah diberinya perhiasan-perhiasannya datang mengunjunginya.
Orang tersebut berkata bahwa perhiasan-perhiasan itu masih utuh dan selama ini dianggapnya sebagai amanah untuk dijaga. Mereka berniat membantu keadaan Fatimah yang waktu itu sedang dalam keadaan kekurangan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Namun Fatimah yang menakjubkan menolaknya dengan halus dan berkata bahwa itu adalah harta yang dihibahkannya atas dasar keta’atan pada suaminya dengan mengharapkan ridho dari Allah. Sungguh sangat mulia!