Masa Depan Politik Islam di Nusantara

0
1152
politik islam

Ceramah agama – Politik, sobat cahayaislam, adalah salah satu hal yang pembahasannya di dalam Islam tak pernah selesai. Pertanyaan-pertanyaan semacam seperti apakah konsep politik islam sampai ke seperti apakah bentuk negara dalam pandangan islam merupakan pertanyaan-pertanyaan yang selalu menjadi sumber perdebatan hangat.

Sangat disayangkan bahwa tidak sering kita temukan pembahasan semacam itu dalam dakwah islam. Kadangkala kita hanya menemukannya disinggung sepintas lalu sehingga tidak memberikan pemahaman yang memuaskan.

Masa Depan Politik Islam di Nusantara

Padahal dalam praktiknya, dakwah islam seringkali tidak terlepas dari politik. Di dalam sejarah islam klasik misalnya, kisah hijrahnya Nabi Muhammad bersama kaum muhajirin dari Mekkah ke Medinah merupakan satu upaya politik juga.

Baru di Medinahlah saat itu umat Islam bisa mendapatkan kebebasan politik, sementara saat di Mekkah mereka menjadi pihak yang ditindas dan tidak mendapatkan hak-hak politik sebagaimana para penganut non-muslim.

Relasi politik yang dibangun oleh Nabi Muhammad di Medinah juga merupakan suri tauladan politik islam yang sangat bagus dan harus ditiru.

Politik, dengan demikian, memiliki hubungan yang erat bukan hanya dengan dakwah islam tetapi juga dengan kesejahteraan umat. Hal ini jauh berbeda dengan pandangan umum kini tentang politik. Saat ini di Indonesia misalnya, politik cenderung dimaknai sebagai upaya memperoleh kekuasaan. Jika sudah berpandangan demikian, apa yang dipikirkan terutama bukanlah umat, melainkan kemakmuran individu pemegang kekuasaan politik. Hal semacam itu sudah jelas bertentangan dengan pandangan politik islam.

Politik Kesejahteraan Umat

Perilaku politik jelas menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kita bisa meneladani misalnya poin-poin yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam menyebarkan dakwah islam melalui politik. Tetapi apa yang kita teladani tersebut adalah poin-poin dasarnya, bukan poin keseluruhan.

Karena praktik politik pada zaman dulu juga jelas situasi dan kondisi sangat berbeda dengan yang dihadapi umat Islam kini. Tanpa bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi kekinian, politik tidak akan berkembang dan justru kita yang akan terseret dalam wacana politik kotor yang jauh dari ajaran Islam.

Salah satu poin politik dakwah islam yang bisa ditiru dari Nabi Muhammad adalah perihal manajemen konflik. Nabi Muhammad adalah pendatang ke Medinah waktu itu. Bagaimana cara beliau kemudian mendapatkan kepercayaan dari otoritas politik, bagaimana beliau memperjuangkan umat Muhajirin yang ikut berhijrah ke sana supaya mendapatkan hak-hak yang merdeka, semua itu beliau lakukan dengan halus, tanpa ada pertumpahan darah.

Politik yang tenang seperti itulah yang diajarkan oleh Islam. Dengan demikian, politik islam adalah politik damai tapi bukan berarti pasif. Umat islam justru tetap berperan aktif dalam politik, terutama ketika hanya lewat cara itulah kehidupan umat bisa menjadi lebih baik.

Salah satu ayat Alquran yang menyiratkan bagaimana umat Islam harus berpolitik adalah :

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. [1]

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. [2]

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa umat islam harus mematuhi ulil amri. Umat islam juga diperintahkan untuk menetapkan sesuatu dengan adil. Adil di sini jelas merujuk pada kemaslahatan umat. Jangan sampai umat islam berlaku tidak adil dalam apapun. Dalam pandangan ini, jelas ketika orang terjun ke dunia politik, kemudian dia berujung dengan memakmurkan diri sendiri maka dia sudah berlaku tidak adil.

Dalam posisi seperti itu, sebagaimana juga dijelaskan dalam ayat di atas, segala hal dikembalikan kepada Alquran dan Sunnah. Dengan meneladani bagaimana Nabi Muhammad berpolitik sambil menyebarkan dakwah islam, jelas akan berujung dengan tuntunan bagaimana kita bisa bersikap adil kepada sesama.


Catatan Kaki

[1] surat Annisa (4) ayat 58

[2] surat Annisa (4) ayat 59

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY