Permintaan Maaf Peneliti BRIN Muhammadiyah Dianggap Tidak Tulus

0
361
peneliti BRIN Muhammadiyah

Peneliti BRIN Muhammadiyah – Jika ada kesalahpahaman ataupun kesalahan yang tak sengaja, meminta maaf adalah hal penting. Hal ini seperti yang dilakukan oleh peneliti BRIN Muhammadiyah.

Namun permohonan maaf dari peneliti BRIN kembali menjadi sorotan tajam. Bukan tanpa sebab, ada anggapan bahwa permintaan maaf tersebut tidak tulus.

Permintaan Maaf dari Peneliti BRIN Muhammadiyah

Beberapa waktu lalu, LBH Pimpinan Pusat Muhammadiyah menganggap permohonan maaf dari peneliti BRIN yakni Andi Pangerang Hasanuddin tidak tulis. Permintaan maaf dari peneliti BRIN Muhammadiyah tersebut merupakan buntut dari komentar ancaman yang ia lakukan sebelumnya.

Pihak LBH Muhammadiyah menilai bahwa seharusnya ia menyampaikan permintaan maaf secara langsung. Hal itu disampaikan oleh Kepala Riset dan Advokasi Kebijakan Publik LBH PP Gufroni ketika menyambangi kantor BRIN beberapa waktu lalu. Gufroni menuturkan bahwa permintaan maaf Andi hanya ia sampaikan melalui media.

Menurut Gufroni, jika peneliti BRIN ingin menyampaikan permohonan maaf, sebaiknya ia datang langsung ke kantor PP Muhammadiyah.

Walaupun menilai tidak tulis, Gufroni menuturkan bahwa pihaknya telah memaafkan Andi Pangerang serta peneliti senior BRIN yakni Thomas Djamaluddin yang telah membuat unggahan terkait penentuan 1 Syawal 1444 H.

Selain itu, Gufroni turut menilai bahwa unggahan Thomas tersebut cenderung menyerang Muhammadiyah.

Saling Memaafkan dalam Islam

Sobat Cahaya Islam, sebuah permintaan maaf seperti yang disampaikan oleh peneliti BRIN Muhammadiyah merupakan hal bagus. Sebab manusia merupakan makhluk biasa yang tak lepas dari kesalahan.

Selain itu, manusia juga tak luput dari ketidaksempurnaan dalam semua perbuatannya. Walaupun begitu, Allah SWT turut membekali manusia dengan sifat untuk memperbaiki kesalahannya.

Salah satu sifat yang dianjurkan untuk manusia miliki yaitu sifat pemaaf. Perlu Anda ketahui, sifat pemaaf merupakan sifat yang mulia.

Pasalnya tak semua manusia bisa berbesar hati dengan mudah untuk memaafkan semua kesalahan orang lain. Kendati demikian tak ada salahnya manusia saling meminta dan memberi maaf supaya tidak ada masalah di masa mendatang.

Anjuran Saling Memaafkan dalam Islam

Sobat Cahaya Islam, berikut ada beberapa anjuran dalam agama islam agar umatnya saling bermaaf-maafan:

1.       Anjuran Menjadi Pemaaf

Dalam QS Al Araf ayat 199, Allah SWT berfirman:

. “Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas angit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” ( Ali Imran [3]: ayat 133-134)

Dari ayat di atas, Allah SWT meminta langsung hamba-Nya untuk menjadi orang yang pemaaf. Selain itu, Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk menyuruh orang lain mengerjakan amal ma’ruf.

peneliti BRIN Muhammadiyah

Dengan demikian, tercipta manusia yang damai dan saling memaafkan tanpa ada dendam satu sama lain.

2.       Memaafkan Akan Mendapat Pahala

Bukan hanya itu, dalam agama islam, orang yang memaafkan kesalahan orang lain akan mendapatkan pahala setimpal. Hal ini tertuang dalam QS Asy Syura ayat 40 yang berbunyi:

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ ﴿ ٤٠﴾

“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.”

3.       Mendapat Surga-Nya Allah SWT

Orang yang mudah memaafkan kesalahan orang lain maka akan berada di surga kelak. Tentu saja ini menjadi tempat tinggal idaman semua orang terutama kaum muslimin yang beriman.

peneliti BRIN Muhammadiyah

Allah SWT berfirman:

 “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.” (Surat Al-A’raf [7]: ayat 199)

Itulah pemahaman tentang permohonan maaf dalam islam yang penting dipahami semua muslimin. Dengan begitu, kejadian seperti peneliti BRIN Muhammadiyah tak terulang kembali.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY