Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya, Adakah Kewajiban Membalas Kebaikan Orang Lain Dalam Islam?

0
910
Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya dan Membalas Kebaikan Menurut Islam

Pemuda ancam ulama – Baru-baru ini seorang pemuda diamankan oleh pihak kepolisian setelah perbuatannya mengancam ulama, H Ahmad Tajul Aspia. Diketahui bahwa sebelumnya pemuda ini pernah diobati oleh ustaz Ahmad Tajul karena akan melakukan tindakan bunuh diri. Namun yang terjadi justru ia mengancam akan menggorok sang ustaz. Namun ancaman ini hanya berupa ucapan, karena saat diperiksa tas kecil yang dibawanya tidak ditemukan benda tajam.

Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya dan Membalas Kebaikan Menurut Islam

Tindakan mengancam yang dilakukan pemuda ini tentu saja bukan perbuatan yang baik, bahkan ini sudah melanggar ajaran islam. Apalagi setelah sebelumnya pernah ditolong oleh yang bersangkutan. Sobat CahayaIslam pasti seringkali mendengar istilah hutang budi bukan? Ini yang dinamakan berhutang kebaikan pada orang lain. Lalu adakah kewajiban kaum muslimin untuk membalas kebaikan orang lain?

Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya, Begini Pandangan Islam Tentang Kewajiban Membalas Kebaikan

Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya dan Kewajiban Membalas Kebaikan

Pemuda ancam ulama yang sebelumnya telah membantu mengobatinya, hal ini bertentangan dengan ajaran islam. Sebagai seorang muslim, sudah semestinya berbuat baik kepada orang yang memberikan kebaikan kepada kita. Islam saja menganjurkan berbuat baik meskipun orang lain tidak berbuat demikian. Apalagi terhadap orang yang justru baik terhadap kita, lalu adakah ada kewajiban untuk membalas kebaikan orang lain?

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).(1)

Potongan ayat ini menjelaskan bahwa kebaikan tentu harus dibalas dengan kebaikan juga. Itu artinya kita memiliki kewajiban untuk membalas kebaikan orang lain. Selain menjadi pahala, ini juga akan menjadi kebaikan bagi diri kita sendiri lho sobat CahayaIslam.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ۗ وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba-Nya.(2)

Bentuk Membalas Kebaikan Orang Lain Menurut Islam

Pemuda Ancam Ulama Yang Mengobatinya dan Ini Perlunya Membalas Kebaikan

Sobat CahayaIslam, saat kita menerima kebaikan dari orang lain. Maka kita memiliki kewajiban juga untuk berbuat baik kepadanya juga. Ini menjadi salah satu bentuk membalas kebaikan orang lain. Namun tentu saja, setiap kebaikan belum tentu dibalas dengan kebaikan yang sama. Ini karena setiap orang membalas sesuai dengan kemampuan dan keadaannya. Sebagai contohnya seseorang yang memberikan bantuan berupa uang, sementara untuk membalas kebaikan yang sama kita belum cukup mampu.

Ada beberapa bentuk membalas kebaikan orang lain, apa saja?

Mendoakan Kebaikan

Salah satu membalas kebaikan orang lain adalah dengan mendoakan kebaikan. Jika kita belum mampu untuk membalas kebaikan dalam bentuk materi atau semacamnya. Maka memberikan doa yang baik bagi orang lain sudah cukup. Terlebih dalam ajaran islam, kebaikan tidak harus dimulai dengan hal-hal yang besar. Hal yang terkecil pun bisa menjadi kebaikan, apalagi doa.

Mengucapkan Terima Kasih

Hal yang paling sepele untuk membalas kebaikan orang lain adalah tidak lupa mengucapkan terima kasih. Dalam fenomena  kehidupan saat ini, banyak orang yang lupa untuk mengucapkan terima kasih saat diberikan kebaikan oleh orang lain.

Pemuda ancam ulama – yang sebelumnya mengobatinya adalah bentuk tindakan yang bertentangan dengan ajaran islam. Sobat CahayaIslam, saat menerima kebaikan dari orang lain maka sebisa mungkin menjadi motivasi bagi kita untuk berbuat baik juga.


Catatan Kaki:

(1) – Surat Ar-Rahman Ayat 60

(2) – Surat Fussilat Ayat 46

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY