Mencium Istri Ketika Berpuasa, Bolehkah?

0
2332
Arabic couple together

Ada satu cerita lucu dari salah satu teman Tim Cahayaislam, sebut saja namanya Ahmad. Dia adalah seorang muslim yang sholeh dan selalu berusaha menta’ati peraturan-peraturan Allah dan Rasul. Tim Cahayaislam selalu bangga memiliki teman-teman yang seperti Ahmad, Namun tidak hanya karena keshalehannya Ahmad saja yang membuat kami salut. Salah satu sifat Ahmad yang selalu membuat kami berdecak kagum adalah kehidupan rumah tangganya yang romantis. Ketika Ahmad dan istrinya tampak berdua, seolah-olah ada merpati-merpati yang terbang disekelilingnya karena begitu indahnya kehidupan Cinta mereka.

Dibulan Ramadhan yang suci ini, beberapa waktu lalu Ahmad terlihat duduk lesu ketika berkumpul dengan kami, dan ketika kami tanya mengapa? Jawaban Ahmad mengejutkan: Aku takut beromantis-romantis dengan istriku, takut kecolongan kalo pas puasa begini. Mendengar jawaban Ahmad, seperti itu sontak kamipun tertawa. Rupa-rupanya dia menahan keinginannya untuk beromantis-romantis dengan istrinya karena takut akan membuat Allah kecewa. Luar biasa! Hal pasti yang menjadi pertanyaan disini adalah, apakah beromantis-romantis dengan istri (dalam bahasan kali ini mencium istri ketika berpuasa) diperbolehkan ketika puasa?

Rasulullah tidak berhenti bersikap romantis kepada istrinya ketika puasa

Larangan keras untuk orang-orang yang berpuasa ditujukan pada larangan untuk menjima’ (bercinta) istri dalam keadaan puasa (banyak orang menyebutkan dengan istilah “kebakaran”), bukan larangan pada sikap romantisnya. Ketika seorang muslim berpuasa, maka hendaklah dia bisa menahan hawa nafsunya untuk tidak menjima’ (bercinta) istrinya kecuali ketika waktu berbuka telah tiba. Selain beratnya konsekuensi yang harus dijalani, yaitu puasanya batal, namun harus tetap melanjutkan puasanya sampai adzan Maghrib, orang yang ‘kebakaran’ pada waktu puasa juga harus membari makan kira-kira 60 orang miskin. Ketika Berpuasa, rasulullah tidak berhenti bersikap romantis kepada istri-istrinya, termasuk mencium istri ketika berpuasa. Bahkan dalam kutubus Shaum (Catatan puasa) yang diriwayatkan oleh rowi Bukhori menyatakan bahwa Rasulullah mengecup Aisyah dan mendekapnya ketika tidur ketika beliau sedang berpuasa.

كان رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُ وهُو صَائِمٌ وَيُباشِر وَهُو صَائِمٌ ولَكِنَّه كَان أَملَكَكُم لأَرَبِه

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mencium dan memeluk istrinya ketika puasa, namun beliau adalah orang yang paling kuat menahan nafsunya

Melihat hadits-hadits diatas, bisa disimpulkan bahwasanya beromantis-romantis dengan istri, termasuk mencium istri ketika berpuasa itu diperbolehkan, dengan catatan keromantisan itu kemudian tidak membawa sobat Cahayaislam pada kebatalan puasa. Rasulullah saja tidak berhenti bersikap romantis kepada istrinya ketika puasa! Kenapa anda harus berhenti bersikap romantis? Lalu bagaimana bila sobat Cahayaislam adalah termasuk orang yang memiliki hasrat yang kuat, dimana bahkan dengan satu kecupan saja anda bisa lepas kendali? Bila demikian, maka ada baiknya anda menahannya sampai waktu tiba seperti pada bahasan dibawah ini.

Fokus bekerja disiang hari! Baru Berbukalah dengan yang manis-manis Kemudian!

Cara kedua adalah alternatif bila dalam kasus sobat Cahayaislam tidak bisa menahan hasrat tinggi yang bahkan bisa ditimbulkan dari satu kecupan. Bila hal itu terjadi dan anda khawatir akan keselamatan puasa anda, maka tunggu saja sampai waktunya buka untuk beromantis-romantis dengan istri anda. Gunakan waktu siang hari anda untuk fokus pada pekerjaan atau melakukan banyak ibadah, hingga saat berbuka tiba. Ketika waktu berbuka tiba, jangan lupa berbukalah dengan “yang manis-manis”. Yang manis-manis yang bertanda kutip disini secara literal bukan berbuka dengan kolak atau es buah ya, namun memiliki arti figuratif yang kalian sobat Cahayaislam yang telah berkeluarga pasti mengerti. Baiknya menunggu waktu buka datang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. 😀

Nah, itu saja kira-kira penjelasan tentang beromantis-romantis dengan istri, termasuk mencium istri ketika berpuasa. Kesimpulan yang didapatkan adalah ada batasan adab suami istri ketika berpuasa, yaitu tidak boleh sampai melakukan Jima’ (bercinta). Adapun seperti mencium istri saat puasa ataupun memeluk istri dan bermesraan diperbolehkan. Jangan lewatkan beberapa artikel dari tim Cahayaislam selanjutnya yang masih berhubungan dengan bulan Puasa ya. Semoga bermanfaat!

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY