Materai 6000 Digunakan untuk Perjanjian Sebelum Pacaran Oleh Pasangan Ini, Islam Jelas Larang Pacaran! Ketahui 4 Alasannya

0
1148

Materai 6000 – Baru-baru ini publik kembali dihebohkan dengan sebuah video TikTok dua sejoli remaja yang tengah membuat sebuah surat perjanjian sebelum mereka resmi berpacaran, dan di tanda tangai di atas materai 6000 oleh kedua belah pihak.

Sontak saja video yang diunggah oleh akun @gapernahhfyp0 ini menuai reaksi warganet, tak sedikit yang mengatakan dua sejoli ini alay dan terlihat menggelikan. Pasalnya tidak pernah ada perjanjian pra-nikah dalam bentuk apapun yang diakui oleh negara, sekalipun ditanda tangani di atas materai 6000.

Jika melihat bagaimana pergaulan remaja masa kini sangatlah memprihatinkan. Seolah tidak ada lagi “dinding” yang membatasi pergaulan antara pria dan wanita. Mereka dengan bangga memperlihatkan bagaimana kedekatan satu sama lain kepada media, padahal belum ada ikatan pernikahan di antara keduanya.

Jangan tanyakan bagaimana Islam memandang pacaran, hal ini jelas tidak dibenarkan. Lantas, bagaimana Islam memandang pacaran? Apa hukum berpacaran sebelum adanya ikatan pernikahan? Mari kita simak!

Tak Peduli Materai 6000, Pacaran Haram dalam Islam!

Bukan hanya dalam konteks agama, istilah pacaran telanjur memiliki konotasi negatif dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pacaran dianggap sebagai sesuatu yang memiliki citra buruk dan menyebabkan bobroknya generasi bangsa.

Pacaran kerap kali digunakan sebagai dalih untuk saling mengenal sebelum melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan. Tidak ada istilah pacaran dalam agama Islam. Secara tegas Allah memerintahkan untuk menjauhi segala sesuatu yang mendekati zina. Larangan ini tertulis dalam Al-Qur’an, surah Al-Israa’ ayat 32:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”

Zina merupakan perbuatan terlarang dan diharamkan syariat. Jangankan untuk berbuat, sekedar mendekati-pun tidak dibenarkan. Pacaran merupakan hubungan antara pria dan wanita yang menjurus kepada zina. Hal inilah yang menjadikan pacaran tidak dibenarkan dalam agama Islam.

Memiliki ketertarikan kepada lawan jenis memanglah fitrah dari Allah yang tak dapat dibantah oleh manusia. Untuk itu Allah memerintahkan untuk melangsungkan pernikahan dan berpuasa bagi mereka yang belum siap untuk menikah.

Lantas mengapa Islam melarang keras pacaran sebelum menikah? Berikut alasan mengapa Islam melarang berpacaran:

  1. Mendekatkan Diri Pada Perbuatan Zina

Sobat cahaya Islam, sungguh tak ada satupun nilai positif yang didapatkan dari pacaran. Tingginya kasus pelecehan serta tindak kejahatan seksual yang terjadi pada bangsa ini kerap kali di awali dengan pacaran. Bermula dengan dalih ingin dekat dan saling mengenal, berujung menjadi sarana pemuas hawa nafsu belaka. Naudzubillaah.

  1. Membawa Pada Kerugian

Pacaran hanya akan membawa kerugian bagi Anda sobat cahaya Islam, terlebih pada perempuan. Sudahlah rugi waktu, fisik, boros terhadap keuangan ditambah lagi dengan dosa yang terus bertambah. Alangkah lebih baik, waktu dan kesempatan yang ada digunakan untuk menuntut ilmu dan kegiatan positif lainnya.

  1. Memanjakan Hawa Nafsu

Apa yang mereka cari melalui pacaran? memberi makan pada hawa nafsu setan. Pacaran hanya akan memancing hawa nafsu pada masing-masing diri. Hawa nafsu inilah yang kemudian akan membawa pada perbuatan zina.

  1. Masa Depan Terancam

Sekalipun telah disepakati diatas materai 6000, tidak ada yang menjamin pacaran akan membawa pada pernikahan. Selama berpacaran, kita akan dekat dengan godaan setan. Dengan dalih pembuktian rasa sayang pada pasangan, kerap kali wanita tanpa ragu menyerahkan apa yang seharusnya ia jaga untuk suaminya kelak.

Jika sudah begini, tentu saja wanita yang akan diragukan. Masa depan terancam dan belum tentu laki-laki akan bertanggung jawab atas perbuatannya. Nudzubillaah.

Sesungguhnya, Allah telah melarang kita untuk mendekati segala sesuatu yang tidak dianjurkan oleh syariat. Percayalah, selalu ada kebaikan dan pahala dibaliknya. Wallahua’lam bissawaab.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY