Asatidz Artinya Para Orang Berilmu, Pentingnya Menjadi Pemuda Peradaban yang Bijak

0
3666
asatidz artinya

Asatidz artinya – Dalam berbagai literatur Islam, para asatidz artinya orang – orang yang diberikan keleluasan ilmu terlebih dalam hal keagamaan. Tentu saja, kehadiran mereka akan memberikan kesejukan sekaligus memberikan ketenangan bagi umat muslimin di dunia.

Sobat Cahaya Islam, asatidz artinya juga bisa dimaknai dengan para alim ulama’ yang mana lebih identik dengan keilmuan Islam.

Memaknai Asatidz Artinya Bijak dalam Berilmu

Menurut para ulama’, asatidz artinya jamak dari kata ustadz. Lazimnya, kosakata “ustadz” biasanya disematkan pada guru, orang alim maupun yang berpengalaman dalam bidang tertentu.

Bahkan di Arab saja, kosakata ini juga disematkan pada seorang professor, montir maupun fotografer yang memiliki segudang prestasi untuk menjadi inspirasi bagi yang lain.

Selain itu, pada versi lainnya, penggunaan kata “asatidz” ini juga sudah banyak dan lazim digunakan. Maka tak heran, di beberapa kamus bahasa Arab ada kata asatidz.

Menurut Ustadz Taufiq Munir, salah satu ulama MUI Sukadiri asatidz digunakan jika di dalamnya berkumpul ustadz yang lebih dari sebelas orang. Sebab kata ini mewakili defini dari jamaknya jamak.

Dalam maknanya yang luas, seorang ustadz tentu tidak hanya cakap dalam keilmuan utamanya akhirat namun juga piawai dalam menjadikan syariat sebagai sumber solusi permasalahan.

Sebab, sebagian realita menunjukkan banyak yang menjadi ustadz, namun tak banyak yang memahami cara untuk menjadi sosok ustadz yang bijak. Lantas, bagaimana seharusnya pemuda bersikap?

Tips Menjadi Pemuda Peradaban yang Bijak

Menjadi seorang yang berilmu tentu menjadi dambaan bagi setiap insan. Namun, untuk menggapainya, dibutuhkan usaha yang esktra dan perjuangan yang militan.

Sebab akan ada banyak godaan dan cobaan di masa depan sebagai wujud konsekuensi keilmuan. Selain memiliki keilmuan yang tinggi, pun pemud juga perlu menjadi sosok yang bijak dalam bersikap.

Berikut beberapa tips yang bisa ditingkatkan oleh para pemuda untuk menyiapkan diri sebagai ustadz dan ustadzah terbaik :

1.    Meningkatkan Keilmuan

asatidz artinya

Hal pertama yang perlu dilakukan yakni dengan meningkatkan keilmuan. Keilmuan dalam diri penting sebab hal ini akan menjadi landasan dasar untuk mewujudkan orientasi tindakan.

Selain itu, orang yang berilmu adalah orang yang dicintai Allah dan diberikan tempat yang istimewa sebagaimana umat Rasulullah yang lain. Hal ini sebagaimana yang ada di surat Al Mujadilah ayat 11 yakni :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.

2.    Memperbanyak Amalan Nafilah

asatidz artinya

Selanjutnya yakni dengan memperbanyak amalan nafilah. Setiap pemuda tentu tidak punya keyakinan untuk dapat memasuki surgaNya. Maka dari itu, memperbanyak amalan nafilah dapat menjadi pemberat amalan sekaligus upaya untuk meningkatkan kebijaksanaan dalam diri. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Al Baqarah ayat 148 yakni :

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Artinya : Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

3.    Meningkatkan Kecakapan Sosial

Kemudian, pemuda juga perlu meningkatkan kecakapan sosial. Yakni bagaimana seseorang dapat merespon suatu hal dengan baik dan bersikap bijaksana.

Hal ini tentu tidak mudah. Sebab seringkali pemuda terjebak dengan ego masing – masing. Walhasil, alih – alih menjadi bijak malah jatuhnya menjadi overproud. Naudzubillah.

Padahal sikap ini adalah sikap yang Allah benci. Kesombongan juga bukan merupakan bagian dari kebaikan dalam Islam. Hal ini sebagaimana apa yang Allah firmankan dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 yakni :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Nah Sobat Cahaya Islam demikianlah ulasan yang berkaitan dengan asatidz artinya dan beberapa tips bagi pemuda untuk menyiapkan diri sebagai asatidz terbaik.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY