Isi Kultum Ba’da Shalat Dzuhur Busyro Muqoddas

0
86
kultum Ba'da Shalat Dzuhur

Kultum Ba’da Shalat Dzuhur – Busyro Muqoddas, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Senin (27/5), berpesan pada kultum Ba’da Shalat Dzuhur di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta. Beliau mengatakan agar tidak melupakan peran besar yang dilakukan oleh pendahulu.

Khususnya,tokoh Muhammadiyah yang telah berkorban banyak untuk negara maupun bangsa Indonesia. Busyro waktu itu juga telah menyebutkan nama yang jarang terdengar ketika Hari Kelahiran Pancasila. Padahal tokoh itu termasuk salah satu aktor yang membidani lahirnya Pancasila, yakni Abdul Kahar Muzakir.

Isi Kultum Ba’da  Shalat Dzuhur

Dalam penuturan Busyro, Tokoh Muhammadiyah kelahiran 16 September 1907 di Kota Yogyakarta itu merupakan sosok yang sederhana, namun kaya spiritualitasnya. Saat menjadi Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Pak Kahar ini seringkali naik andong dari rumahnya hingga ke kampus.

Kesederhanaan ini termasuk ke dalam warisan tokoh Muhammadiyah yang perlu ditradisikan oleh kader Persyarikatan Muhammadiyah. Selain itu, Pak Kahar juga telah menjadi pelopor pendirian Akademi Tabligh Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1958.

1. Dalam Institusi Pendidikan Formal

kultum Ba'da Shalat Dzuhur

Pak Kahar sendiri tidak hanya diwujudkan dalam institusi pendidikan formal maupun perguruan tinggi. Namun,  pada 1939 Pak Kahar juga menjadi salah satu perwakilan  Indonesia yang diundang ke Jepang.

Kegiatan itu untuk menghadiri Konferensi Kebudayaan Islam atau Kaikiyo Seinen Taishintai. Konferensi ini tentu akan melahirkan Barisan Hizbullah sebagai organisasi sayap dari Masyumi.

Pak Kahar juha turut menginisiasi Pendidikan dan Latihan  Barisan Hizbullah yang telah dilaksanakan, tepatnya pada 28 Februari 1945 di Cisarua, Bogor.

2. Pak Kahar Sang Diplomat

Dalam Suara Muhammadiyah, Maarif telah menyebutkan bahwa Pak Kahar ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Darul Ulum Mesir. Dirinya telah bergabung dengan gerakan yang dipimpin oleh Muhammad Amin Al Husaini.

Hal ini untuk menghentikan imigrasi yang telah  dilakukan oleh Orang Yahudi ke Palestina pasca keputusan politik luar negeri Inggris Raya pada 2 November 1917.

Adapun kemampuan berbahasa asing yang dimilikinya, yaitu Bahasa Inggris, Belanda, Arab, Jerman, Hebrew, dan Suryani. Bahasa ini memudahkan Pak Kahar dalam berdiplomasi.

3. Kongres Islam

kultum Ba'da Shalat Dzuhur

Sementara itu, umat Islam juga telah menggelar Kongres Islam Dunia di Yerusalem pada Desember 1931. Acara ini sebenarnya dihadiri 130 delegasi dari 22 negara muslim di dunia.

Bahkan, kongres ini  merupakan perintah dari Mufti Agung Yerusalem, Muhammad Amin al-Husaini serta pemimpin Komite Kekhalifahan India, Maulana Shaukat Ali. Pak Kahar muda waktu itu tentu telah diminta datang karena menjadi mahasiswa Al-Azhar terbaik pada 1925.

Bahkan, dirinya juga memiliki popularitas yang cukup besar di dunia Islam. Hal ini karena keaktifannya menyuarakan semangat anti penjajahan. Terutama, dalam upaya kemerdekaan bagi Indonesia dan Malaysia di berbagai surat kabar Mesir.

Misalnya saja, seperti al-Ahram, al-Balagh, dan al-Hayat. Ketika berusia 24 tahun,  ternyata Pak Kahar juga telah pernah menjadi ketua perwakilan umat Islam dari Asia Tenggara. Pak Kahar sendiri juga pernah menjabat sebagai Ketua Muktamar Alam Islam Cabang Hindia-Timur dimana menggantikan KH. Mas Mansur.

Muktamar Alam Islam juga tergolong sebagai forum penting yang memiliki berbagai tujuan strategis. Hal ini untuk kepentingan umat Islam di seluruh dunia. Baik itu, memperkuat solidaritas dan pendidikan, maupun mengadvokasi kemerdekaan dan keadilan.

Selain itu, juga mempromosikan perdamaian dan hak asasi manusia. Dalam kultum Ba’da Shalat Dzuhur ini juga menjelaskan muktamar ini berperan penting dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh umat Islam.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY