Indikator Kebahagiaan Dalam Islam

0
3968
kebahagiaan dalam islam

Kebahagiaan Dalam Islam – Setiap orang tentu ingin bahagia dalam menjalani kehidupannya. Bahagia dalam hidup menjadi salah satu hal yang ingin dicapai karena akan memberikan kenyamanan dan kehidupan yang tenang tanpa adanya suatu hal yang mengganggu.

Islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk berusaha mendapatkan kebahagiaan dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini, ada beberapa indikator yang menyatakan kebahagiaan dalam Islam. Mari kita simak beberapa indikator tersebut yang sangat berguna bagi kehidupan kita sehari-hari.

Indikator Kebahagiaan Dalam Islam

Ada beberapa indikator untuk mengukur rasa bahagia dalam kehidupan yang Islamis. Beberapa indikator kebahagiaan ini didasarkan pada pendapat Ibnu Abbas RA :

Qolbun Syakirun

Indikator kajian islam yang pertama yaitu untuk menilai sebuah kebahagiaan dalam kehidupan Islam adalah qolbun syakirun atau hati yang bersyukur. Islam memang menempatkan masalah batin di posisi yang lebih tinggi daripada masalah materi. Dalam indikator pertama ini, Islam senantiasa mengajarkan setiap umatnya untuk bisa menerima keadaan dengan baik atau qona’ah. Sifat ini termasuk salah satu yang terpenting karena bisa menahan ambisi yang terlalu berlebihan yang nantinya berujung pada stress. Oleh karena itu, kita harus senantiasa memiliki hati yang bersyukur.

Al Azwaju Sholiha

Selain itu, indikator kebahagiaan dalam kajian Islam yang kedua adalah al azwaju sholiha atau pasangan hidup yang saleh atau salehah. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bisa membina keluarga yang baik yang dekat dengan agama. Dalam hal ini, penting untuk diketahui bahwa pasangan hidup yang saleh dan salehah akan menciptakan suasana keluarga yang tenang dan juga nyaman. Visi dari keluarga tersebut jelas dan tidak terombang-ambing dengan perubahan zaman karena pada dasarnya mereka memiliki pemahaman agama yang luas serta baik. Oleh karena itu, Rasulullah pernah bersabda bahwa dalam memilih pasangan, ada empat kriteria yang harus ditentukan, salah satu yang paling utama adalah agama.

Al Aulaadur Abror

Indikator dari kebahagiaan dalam kajian Islam yang selanjutnya adalah al aulaadur abror atau anak yang saleh dan salehah. Salah satu kebahagiaan orang tua yang terbesar adalah ketika mereka memiliki anak yang taat dalam beragama. Hal ini penting untuk diperhatikan karena agama akan membimbing anak anda menjadi seorang anak yang baik dan bermoral.

Perlu diketahui pula bahwa anak yang saleh dan juga salehah adalah salah satu kunci kebahagiaan dalam Islam. Hal ini didasarkan pada keterangan jika salah satu amal jariyah yang tidak ada putusnya ketika sudah meninggal adalah do’a anak saleh dan salehah.

Al Biatu Sholihah

Al biatu sholihah atau lingkungan yang kondusif untuk masalah keimanan adalah salah satu indikator yang menjadi sebuah tolak ukur kebahagiaan dalam Islam sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbas RA. Lingkungan akan sangat berpengaruh pada kehidupan pribadi seseorang. Dalam hal ini, Rasulullah SAW senantiasa mengajarkan pada kita untuk selalu bergaul dengan orang yang baik yang senantiasa mengajak kita pada hal baik dan benar. Jika lingkungan pergaulan yang salah, bisa jadi di kemudian hari kita akan terbawa dan terpengaruh di dalamnya.

Al Maalul Halal

Hal lain yang perlu diperhatikan sebagai salah satu tolak ukur dari kebahagiaan dalam Islam adalah al maalul halal atau harta yang halal. Terkadang, kita sering mendengar seseorang mengatakan bahwa mencari harta yang haram saja susah, terlebih lagi yang halal. Pandangan keliru seperti ini tentu saja sangat jelas menyesatkan dan berbahaya. Perlu diketahui bahwa harta yang halal akan membawa anda pada sesuatu yang berkah. Dalam hal ini, tentu, anda harus senantiasa menyadari tentang pentingnya harta yang halal dan sebisa mungkin menghindari penggunaan harta yang haram.

Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat beberapa indikator kebahagiaan dalam kajian Islam yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Dengan adanya beberapa indikator dalam kebahagiaan dalam Islam, hidup kita akan lebih terarah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY