Islam dan Komunisme ala Soekarno

0
1358
islam dan komunisme

Sejarah Islam – Jika sobat cahayaIslam ditanya apakah tahu siapa Soekarno, maka sobat cahayaIslam pasti akan menjawab tahu. Soekarno adalah bapak proklamator sekaligus presiden pertama negeri ini. Tapi ada hal lain yang belum tentu diketahui semua orang yakni bahwa sejarah islam Indonesia mencatat Soekarno sebagai salah satu pemikir Islam yang pada zamannya bisa dianggap sebagai liberal. Yuk bahas Islam dan Komunisme ala Soekarno.

Islam dan Komunisme ala Soekarno

Soekarno sempat mengungkapkan beberapa pemikirannya tentang Islam dalam tulisan-tulisannya, dan tidak semua pemikir keislaman Indonesia yang lain bisa menerima pendapat-pendapatnya itu.

Salah satu gagasan Soekarno yang sempat ramai adalah ketika dia menyodorkan gagasan Nasakom, yakni Nasionalisme, Agama, dan Komunisme sebagai tiga sosok yang duduk bersama menghadapi satu meja. Pandangan umum tentang komunisme dan agama tentu saja bertolak belakang dengan itu.

Agama dan komunisme seringkali memiliki pandangan yang bertentangan, terutama karena menurut pandangan ini, komunisme secara dasar saja sudah menolak Tuhan, lantas bagaimana bisa pula berdamai dengan agama yang pasti mengajarkan manusia untuk menyembah tuhan? Dalam sejarah Islam di mana pun, agama islam dan ateisme pasti selalu bertentangan.

Islam dan Komunisme

Salah satu perbedaan mendasar antara agama Islam dan Komunisme adalah konsep ketuhanan. Ajaran Islam sudah jelas mengajarkan umat Islam untuk menyembah satu Tuhan, Allah SWT. Sementara komunisme memiliki dasar filsafat materialisme sehingga tidak ada tempat bagi Tuhan di sana. Tauhid adalah pondasi ajaran Islam. Dikatakan juga dalam surat dibawah ini yang berbunyi:

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ

Maka berpalinglah kamu dari mereka dan kamu sekali-kali tidak tercela. [1]

Dari ayat tersebut di atas bisa kita ketahui bahwa tujuan penciptaan manusia adalah beribadah. Beribadah dilakukan dengan menyembah tuhan. Tak ada celah dalam sejarah islam, baik sejarah Islam klasik ataupun kontemporer, yang menunjukkan bahwa agama Islam bisa berdamai dengan ajaran lain yang tidak mengakui adanya tuhan untuk disembah.

Dengan demikian, dari segi pondasinya sudah jelas islam dan komunisme memiliki perbedaan mendasar yang tak mungkin dirukunkan. Hal itu juga yang membuat konsep Nasakom yang disodorkan Soekarno dulu mendapatkan tentangan dari umat Islam. Bahkan hal itu juga kemudian dipandang bertentangan dengan pancasila.

Bukankah sejarah islam Indonesia juga mencatat sumbangan umat Islam untuk sila pertama pancasila juga sangat besar sehingga menjadi berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa? Sudah jelas pula bahwa sila tersebut bertentangan dengan konsep dasar komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan.

Pandangan Sosial sebagai Pemersatu

Selain perbedaan mendasar tentang konsep ketuhanan, ada juga poin-poin yang bisa merukunkan antara ajaran Islam dengan Komunisme. Poin yang paling kelihatan adalah poin pandangan sosial. Agama Islam adalah agama yang sangat menghargai manusia. Agama Islam sangat memperhatikan kesejahteraan manusia. Tentu saja agama Islam juga sangat melarang bersikap sewenang-wenang seperti yang dilakukan oleh kapitalisme.

Dalam sejarah Islam misalnya, bisa kita ketahui bahwa agama islam mengajarkan supaya umat Islam mencari nafkah dengan cara yang halal. Memperbanyak kekayaan dengan menindas orang lain tentu saja tidak diperbolehkan. Membayar gaji karyawan dengan sekecil mungkin supaya mendapatkan keuntungan lebih besar seperti yang dilakukan kapitalis jelas dilarang dalam Islam.

Hal itu jugalah yang disepakati oleh komunisme. Komunisme menentang kapitalisme karena memperlakukan manusia dengan sewenang-wenang hanya karena perbedaan kelas ekonomi.

Dalam sejarah Islam zaman Nabi sendiri dikisahkan bahwa para pemeluk Islam generasi awal kebanyakan adalah orang-orang miskin. Para kaum kafir Quraisy yang bangsawan dan kaya raya justru memusuhi Nabi Muhammad.

Belajar dari sejarah islam semacam itu, gagasan sosial yang disodorkan komunisme sebenarnya sudah ada dalam agama Islam. Dengan mempertimbangkan itu, ditambah juga sisi negatif komunisme yang tidak mengakui ketuhanan, maka bisa dikatakan bahwa ajaran islam sebenarnya sudah lengkap.


[1] Q.S. Adz-Dzariyat (51) ayat 54

 

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY