iPhone 12 Bukti Perkembangan IPTEK, Tidak Lepas dari Pengaruh Ilmuwan Islam

0
776

iPhone 12 – Lahir, di tahun 2020, tepatnya diluncurkan pada 14 Oktober lalu, yang menjadikan salah satu bukti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkhusus di bidang teknologi. Produk ini merupakan satu dari sekian banyak produk dari Perusahaan Apple.

Pada tahun ini, Apple telah memperkenalkan produk baru iPhone 12 dengan empat model yang berbeda, dan memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya antara lain, lebih cepat karena telah menggunakan teknologi 5G, lebih cerdas, serta lebih menjamin keamanan dan kerahasiaan.

Sobat Cahaya Islam, seiring perkembangan zaman ilmu pengetahuan dan teknologi pun semakin maju. Baik di bidang transportasi, media komunikasi, media kesehatan, dan lain sebagainya. Tahukah kalian terkait asal muasal perkembangan IPTEK di zaman sekarang?

Perkembangan IPTEK yang ada, tidak lepas dari pengaruh beberapa tokoh ilmuwan Islam. Bahkan, agama Islam pernah menorehkan masa keemasan di zaman Daulat Abbasiyah. Sebab, pada zaman itu muncul banyak ilmuwan di berbagai cabang ilmu.

iPhone 12 Bukti Perkembangan IPTEK, 5 Ilmuwan Islam yang Berpengaruh

Ada banyak ilmuwan Islam yang berpengaruh untuk dunia, hanya saja yang akan kita bahas lima ilmuwan Islam saja.

  1. Jabir Ibnu Hayyan

Ahli kimia dari Timur Tengah ini berhasil menemukan berbagai cairan asam, yang mengembangkannya untuk melarutkan emas. Buku hasil karyanya berjudul “Kitab Al-Rahmah al- Kabir” (Buku Besar Belaskasih).

  1. Ibnu Sina

Dunia kedokteran patut memberikan penghargaan kepada beliau. Ibnu Sina menghasilkan sebuah karya yang digunakan sebagai rujukan di kedokteran yang berjudul “Al-Qanun fi at-Tibb” dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan nama “Canon of Medicine”.

Kiprah Ibnu Sina atau yang dikenal sebagai Avicenna bagi orang barat, beliau mendapatkan julukan sebagai “Bapak Kedokteran Modern”.

  1. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi

Siapa yang suka pelajaran matematika? Al Khawarizmi beliau pakarnya, penemuan terbesarnya yakni ilmu al-jabar yang membantu mengelola berbagai permasalahan dalam kehidupan dengan sistem menggunakan variabel x atau y untuk memecahkannya.

Sobat Cahaya Islam, al-jabar dapat diibaratkan sebagai perumpamaan untuk memecahkan suatu permasalahan, dalam bahasa sastra layaknya majas. Allah SWT sendiri menggunakan majas dalam menerangkan syariat Islam dalam Al-Qur’an. Salah satunya ayat berikut.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat-gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261)

Berdasarkan ayat di atas Allah SWT memberikan perumpamaan orang yang memberikan hartanya untuk orang lain ibarat sebutir benih, yang bisa menghasilkan beribu benih lantaran menjadi pohon. Hal itu menyangkal dari ilmu logika bila memberikan harta maka pasti berkurang.

Itulah kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya yang mengasihi sesama makhluk, harta yang diberikan tidak berkurang justru bertambah.

  1. Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun merupakan sosiolog pertama dari umat Islam. Selain di bidang sosiologi, beliau juga berkiprah sebagai peletak dasar filsafat sejarah, perintis ilmu ekonomi, bahkan juga sebagai penggagas teori politik.

  1. Ibnu Batutah

Menyeberangi samudera, menyelusuri benua, beliau lakukan hingga menghabiskan 29 tahun semasa hidupnya untuk mengelilingi dunia di abad pertengahan. Setelah, penjelasannya beliau pulang dan menulis sebuah buku berjudul “Rihla” yang berarti pembaraan.

Itu lima tokoh ilmuwan Islam yang berpengaruh terhadap perkembangan IPTEK, seperti halnya munculnya berbagai produk baru salah satunya iPhone 12. Semoga kita dapat mengikuti perjalanan mereka setidaknya mempelajari ilmu yang hasil karyanya.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY