Fenomena Fetish Merajalela, Generasi Bangsa Kritis

0
675
fetish

Fetish – Beberapa hari yang lalu, kasus fetish mulai bermunculan bahkan sudah menyasar hampir segala elemen. Dilansir dari beberapa berita, bahkan kasus terbarunya sampai menyasar iklan perdagangan baik itu baju, mukenah maupun produk kecantikan.

Sobat Cahaya Islam, kasus fetish yang merambah negeri ini tentu sangat meresahkan. Sebab, kaum muslim pun juga terlibat sebagai pelaku maupun menjadi korban itu sendiri.

Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, karena bisa berdampak panjang pada kehidupan generasi. Misalnya, menyebabkan trauma tersendiri pada si korban. Naudzubillah.

Bagaimana Umat Menyikapi Persoalan Fetish tersebut?

fetish

Sobat Cahaya Islam, persoalan fetish bukanlah hal biasa. Jika tidak segera teratasi, maka kerusakan generasi tentu ada di depan mata.

Kondisi jaman yang semakin canggih ini malah menyebabkan umat tak lagi mudah menyaring segala informasi kebaikan yang ada. Alih – alih menjadi generasi teladan, malah terseret dengan arus pergaulan bebas.

Kelainan menyimpang tersebut mulai menjamur dan menjangkiti seluruh elemen masyarakat. Kondisi ini semakin menjamur di kala pandemi melanda bangsa.

Dalam Islam, manusia memang memiliki fitrah untuk berkasih sayang baik dalam konteks keluarga, lawan jenis dan para sahabat.

Namun, rasa kasih sayang di jaman sekarang malah merambah pada sesama jenis. Naudzubillah. Selain itu, orientasi seksual yang menyimpang tentu bukanlah hal yang sesuai dengan aturan berdasar syariat Islam.

Mengapa Trend Fetish Malah Menjamur di Kalangan Muda?

fetish

Sobat Cahaya Islam, menjamurnya persoalan perilaku orientasi menyimpang tersebut tidak terjadi karena kebetulan saja.

Hal tersebut tentu terjadi karena beberapa faktor. Pertama, kurangnya ketahanan aqidah dalam diri umat.

Aqidah yang kuat dalam diri umat akan menjadikan imannya semakin kokoh dan menghindar dari perbuatan maksiat bahkan seperti orientasi seksual yang menyimpang.

Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalam surat Ali Imran ayat 103 yakni :

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya : Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

Namun, menguatkan aqidah di kehidupan serba bebas hari ini tentu tidaklah mudah. Alih – alih menghindar, malah banyak umat yang terjerumus. Aqidah hanya sekedar formalitas dalam diri umat.

Padahal, aqidah Islam yang kuat dalam diri tentu akan memimpin umat dalam memilah antara akhlaqul karimah dan madzmumah.

Kedua, ketidakmampuan umat dalam menyaring informasi yang sesuai dan tidaknya dengan Islam.

Islam selain sebagai agama, juga merupakan pandangan hidup yang sanga kompleks dan luas bila umat pelajari.

Makanya, menjadi suatu hal yang wajar bila sebagian umat merasa kesulitan mempelajarinya. Namun, idealnya umat akan terus belajar agar segala aktivitas bisa sesuai dengan Islam.

Namun, malah yang sering terlihat umat meninggalkan ajaran Islam bahkan terkesan mengacuhkannya.

Selain itu, informasi yang berisikan dukungan terhadap orientasi seksual yang menyimpang semakin banyak beredar dan mudah untuk umat akses baik dalam bentuk e-book maupun hard file.

Kedua faktor ini tentu akan memiliki pengaruh besar pada keberlangsungan umat dalam hal regenerasi keturunan.

Nah Sobat Cahaya Islam, demikianlah ulasan mengenai fetish yang sedang marak di kalangan umat muslimin. Jika hal tersebut tak segera mendapatkan solusi, maka generasi yang harus menanggung dampaknya.

Padahal, generasi ini adalah calon pemimpin serta penegak peradaban Islam. Jika generasinya rusak, maka peradaban pun juga akan rusak. Naudzubillah.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY