Film Selesai – Baru-baru ini dunia film tanah air sedang ramai membicarakan film selesai. Bukan tanpa alasan suatu film menjadi buah bibir di kalangan netizen. Sebab, ternyata film yang satu ini menimbulkan cukup banyak komentar negatif terutama bagi penikmat film di Indonesia.
Beberapa akun yang bergerak pada kesetaraan gender, gerakan feminisme, dan sejenis bahkan menyoroti film selesai ini. Mereka menilai film yang mengisahkan tentang kehidupan perselingkuhan dalam rumah tangga tersebut lebih banyak menggunakan “Male Gaze” atau sudut pandang laki-laki daripada perempuan.
Terlebih Tompi sebagai sutradara film tersebut mengatakan bahwa tidak perlu menggunakan sudut pandang perempuan karena semua sudah tahu. Jawab Tompi ketika dirinya menjawab perihal film selesai yang menuai kritik banyak publik.
Sobat Cahaya Islam, mari kita telisik kembali peran perempuan dan bagaimana Islam memandang perempuan itu sendiri. Sebelum itu, sudahkah Sobat menonton film tersebut? Jika sudah apakah yang netizen katakan tentang film tersebut benar?
Film Selesai Garapan Tompi dan Perempuan dalam Sudut Pandang Islam
Sobat, semakin hari semakin banyak perempuan yang berani menyuarakan tanggung jawab yang mereka pilih. Seperti halnya penulis buku Gitasav yang baru-baru ini namanya sempat muncul di trending topik sebab keputusannya untuk tidak memiliki anak.
Hal ini juga dapat kita amati dari Film Selesai garapan Tompi dan Danang Darto. Mengulas sedikit tentang filem tersebut bahwa Gading (sebagai Broto dan suami Ayu) berselingkuh dengan Sri (Anya Geraldine), padahal Broto telah beristri Ayu (Ariel Tatum). Namun, rumah tangga mereka hancur dan seolah penyebab kehancuran adalah dari Ayu.
Meski menuai kritik dan komentar negatif, Tompi dan Imam Darto cukup santai menjawab komentar pedas netizen. Berikutnya mari kita simak bagaimana perempuan dalam pandangan Islam
1. Perempuan Mendapat Hak yang Sama dengan Laki-laki
Jauh sebelum gerakan feminisme dari Barat muncul, Islam telah memberikan hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki. Hal ini dapat Sobat Cahaya Islam lihat pada tafsir surat Al-Baqarah ayat 228 dan surat An-Nahl ayat 97. Allah juga berfirman dalam surat An-Nisa:
“Allah mensyari’atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan,” (QS. An Nisa: 11).
Sering kita temui sebagian orang memandang perempuan lemah tanpa hadirnya sosok laki-laki. Padahal, pemikiran tersebut tidak sinkron jika kita gunakan pada perempuan single parent, perempuan pekerja, perempuan buruh, dan perempuan lainnya yang tetap baik-baik saja meski laki-lakinya berkhianat.
2. Perempuan berhak Menempuh Pendidikan Tinggi
Sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari perempuan yang memutuskan untuk mengejar mimpi dan pendidikan tinggi dicap aneh. Mereka yang menganggap demikian seringnya menempatkan perempuan pada tiga ranah saja, yaitu macak, masak, manak (bersolek, memasak, dan memiliki anak).
Padahal masing-masing perempuan memiliki hak menentukan pilihannya sendiri. Jadi, tidak ada yang lebih unggul antara perempuan rumah tangga dan perempuan karir. Semuanya sama, yang salah adalah pandangan bahwa perempuan tidak boleh mengejar pendidikan tinggi, konon jodoh yang datang akan semakin jauh.
Sebenarnya masih ada banyak sekali ulasan tentang keistimewaan para perempuan. Jika Sobat berkesempatan menonton Selesai yang telah tayang sejak 13 Agustus lalu, Sobat dapat mereview dari sudut pandang pribadi tentang isi filem tersebut. Semoga artikel ini dapat mencerahkan kita untuk tidak menganggap perempuan sebagai pribadi lemah.