Benarkah Ghofar Hilman Melakukan Pelecehan Seksual?

0
676
Ghofar Hilman

Ghofar Hilman – Bagi para pecinta siaran pagi di radio sejak dulu, pasti mengenal sosok Ghofar Hilman. Beliau salah satu penyiar terkenal dan sekarang dikenal sebagai Youtuber dengan pengikut sejuta pengguna. Belakangan ini namanya dicatut dalam pembahasan di sosial media akibat tuduhan pelecehan yang dilayangkan padanya. Benar atau tidak, ad baiknya dikaji terlebih dahulu.

Sobat Cahaya Islam, sebagai seorang muslim seharusnya umat memahami bahwa sebuah tuduhan harus menyertakan bukti agar tidak terjadi fitnah. Hanya saja, tak semua kasus ditakdirkan memiliki bukti, apalagi terkait kasus pelecehan. Biasanya, kasus seperti ini lebih sering terjadi dengan perencanaan yang matang sehingga korban tak cukup kuat melampirkan bukti.

Bagaimana Islam Memandang Tuduhan Sang Korban Pada Ghofar Hilman?

Ghofar Hilman

Umat muslim seharusnya tidak langsung meyakini bahwa tuduhan yang dilayangkan adalah suatu kebenaran. Pun, juga tidak menyalahkan sang wanita yang merasa jadi korban pelecehan. Kasus antar keduanya harus dikaji dan didudukkan secara matang.

Sebab, jika membenarkan salah satunya tanpa bukti yang kuat, dikhawatirkan malah menjadi fitnah yang berkepanjangan. Inilah hakikat bertabayyun dalam Islam. Kasus pelecehan seksual ini di Indonesia tidak tergolong baru. Hal ini seakan – akan menjadi momok bagi para kaum wanita.

Tidak hanya menakutkan, tersangka pelecehan seksual seringkali lolos dari kejaran pihak berwenang sebab tak ada bukti yang kuat. Terkait kasus Ghofar dan si wanita tersebut, salah satu hal yang bisa dilakukan yakni dengan duduk bersama dengan seorang mediator terkait penyelesaian kasusnya. Tentu saja hal ini tak semudah yang diucapkan.

Bagaimana Strategi Umat untuk Menghindari Tindakan Pelecehan Seksual?

Ghofar Hilman

Lebih baik mencegah dibanding mengobati, slogan inilah yang selalu menjadi motivasi terkuat bagi seseorang untuk terus berusaha daripada hanya sekedar menunggu saja. Pelecehan seksual bisa saja terjadi pada diri, sehingga terdapat langkah maupun strategi yang harus dilakukan agar umat dapat terhindar dari perilaku demikian. Beberapa hal diantaranya yakni :

1. Menguatkan Aqidah Islam

Salah satu hal utama agar terhindar dari pelecehan seksual yakni menguatkan aqidah dalam diri. Salah satu wujud penguatan dalam diri yakni menghindari hal hal yang berpotensi terjadi pelecehan seksual. Misalnya, mengunjungi tempat yang bercampur baur antar laki – laki dan wanita tanpa urgensitas yang syar’i.

Fakta sekarang menunjukkan bahwa sebagian besar ummat lebih sering untuk berkunjung kesana kemari hanya untuk menghibur diri sebab merasa ada yang kurang secara internal. Padahal jika dikroscek lebih lanjut, perasaan seperti demikian bisa saja hadir sebab umat merasa jauh dari Allah SWT. Oleh sebab itu, aspek aqidah haris selalu ditingkatkan dan dikembangkan.

2. Memahami Peran Wanita dan Laki – Laki

Strategi lainnya yang bisa dilalukan yakni umat saling memahami peran masing – masing. Salah satu yang menjadi konsekuensi dari memahami peran sebagai muslimah dan muslim yakni mereka harus saling membatasi diri. Sebab, hukum awal keduanya adalah terpisah sebelum ada ikatan pernikahan. Dengan strategi ini, semoga generasi umat dapat lebih terselamatkan. Dalil tentang keterpisahan antara laki – laki dan wanita telah Allah SWT jelaskan dalam firmanNya yakni :

وَقُل لِّلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَغۡضُضۡنَ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِنَّ وَيَحۡفَظۡنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنۡهَاۖ وَلۡيَضۡرِبۡنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّۖ وَلَا يُبۡدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوۡ ءَابَآئِهِنَّ أَوۡ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآئِهِنَّ أَوۡ أَبۡنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوۡ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ إِخۡوَٰنِهِنَّ أَوۡ بَنِيٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوۡ نِسَآئِهِنَّ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيۡرِ أُوْلِي ٱلۡإِرۡبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفۡلِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يَظۡهَرُواْ عَلَىٰ عَوۡرَٰتِ ٱلنِّسَآءِۖ وَلَا يَضۡرِبۡنَ بِأَرۡجُلِهِنَّ لِيُعۡلَمَ مَا يُخۡفِينَ مِن زِينَتِهِنَّۚ وَتُوبُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ ٣١

Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) tampak pada diri mereka. Hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Brtobatlah kalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung (QS an-Nur [24]: 31)

Nah Sobat Cahaya Islam, itulah pandangan Islam terkait kasus Ghofar Hilman yang sedang ramai di sosial media. Semoga kasus bertema pelecehan seksual semakin hari kian memudar, sebab tentu hal tersebut akan berefek pada peekembangan generasi peradaban. Jika generasi sudah mulai wajar dengan bahasan ini, ditakutkan malah terjadi kelaziman.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY