Allah itu Ada (Kisah Imam Abu Hanifah dan Kaum Atheis)

0
3600

Kisah imam Abu Hanifah dan kaum atheis – Tim Cahayaislam memiliki banyak teman yang memiliki kepercayaan dan keimanan yang kuat kepada Allah. Namun, tim Cahayaislam juga memiliki beberapa teman yang tidak mempercayai keberadaan Allah sepenuhnya.

Beberapa dari mereka malahan terdiri dari beberapa orang-orang dengan pendidikan yang tinggi. Mereka mempercayai bahwa segala hal yang ada di alam semesta ini terjadi begitu saja. Mereka juga percaya bila ada tidak adanya Allah tidak mengubah hal apapun. Naudzubillahi mindzalik, semoga kita tidak termasuk orang-orang seperti mereka.

Alam semesta tidak serta merta langsung muncul begitu saja tanpa ada penciptanya. Allah itu ada dan mengawasi kita setiap saat. Kita tidak bisa menggunakan logika manusia untuk membuktikan Allah itu ada, kita seharusnya menggunakan hati sanubari kita untuk menyadari keberadaannya. Untuk itu kami akan memberikan sebuah kisah imam Abu Hanifah dan kaum atheis yang menginspirasi dan terkenal.

Ajakan perdebatan kaum Atheis tentang kepercayaan dengan Imam Abu Hanifah

Dikisahkan datanglah beberapa rombongan dari India yang dikenal dengan kaum Sumaniyah ketanah Irak menemui pemimpin besar umat Islam yang bernama Imam Abu Hanifah. Kaum Atheis itu ingin berdebat tentang keberadaan Allah. Mereka tidak mau mengakui bahwa alam semesta dan isinya ini diciptakan oleh Allah, dan percaya semua itu terjadi secara kebetulan belaka. Imam Abu Hanifah menyetujui dan mempersilakan mereka untuk duduk dan membicarakan hal itu.

Jam demi jam berlalu, matahari bergerak pelan dan pasti kearah barat tetapi perdebatan tersebut belum kunjung paripurna juga. Karena perdebatan tersebut tidak kunjung selesai, ditundalah acara tersebut untuk beberapa hari kedepan.

Mereka menentukan tanggal dan waktu yang kemudian disepakati sebagai hari H untuk melanjutkan perdebatan pada hari itu. Dan ajakan perdebatan kaum atheis tentang kepercayaan itu akhirnya ditunda, meninggalkan rasa gelisah diantara hati kaum islam yang pada waktu itu ikut menyaksikannya.

Imam Abu Hanifah Membungkam kaum Atheis bahkan sebelum mulai berdebat

Beberapa hari telah lewat dan akhirnya tibalah waktu yang ditentukan untuk melanjutkan perdebatan soal kepercayaan antara kaum Sumaniyah dan Imam Abu Hanifah. Semua orang islam yang ingin menyaksikan perdebatan itu telah berkumpul bersama mereka kaum Sumaniyah.

Namun Imam Abu Hanifah tidak kunjung datang pada acara perdebatan itu. Salah satu pemimpin kaum Atheis Sumaniyah berkata “Mana Imam Abu Hanifah?! Dia tidak menepati janjinya untuk datang! Apakah dia takut kepada kami?” – tandas mereka sambil berteriak.

Tak lama kemudian, Imam Abu Hanifah datang. Orang-orang Sumaniyah tersus mencerca keterlambatannya tersebut. “Wahai Abu Hanifah, bukankah Alla itu ada dan memperhitungkan segala gerak-gerikmu? Lalu kenapa Allah malah membuatmu datang terlambat?” – hujam para kaum Atheis tersebut kepada Imam Abu Hanifah.

diceritakan dalam kisah Imam Abu Hanifah tersebut beliau dengan tenang menjawab “Wahai hadirin, janganlah mencercaku, aku sebenarnya bisa datang tepat waktu bila aku menemukan satu perahu di sungai untuk berangkat, dan aku tidak menemukan satu perahupun yang bisa aku pakai untuk perjalananku menyeberang sungai untuk kesini tadi” – mendengar hal itu, kamu atheis bertanya “lalu bagaimana kau bisa sampai disini”.

“Ada hal yang sangat aneh terjadi, ketika aku sedang mencari-cari mungkin saja ada perahu yang tersisa, entah dari mana ada angin yang berhembus kencang disertai dengan kilatan petir yang besar. Petir besar itu menyambar sebuah pohon didekatku hingga terbelah dua. Bongkahan kayu tersebut jatuh kedalam air. Yang lebih aneh lagi adalah ada beberapa potongan besi yang kemudian menghantam bongkahan pohon itu hingga menjadi sebuah perahu. Kemudian perahu itu menepi dengan sendirinya didepanku seolah-olah menyuruh aku untuk naik diatasnya. Segera setelah aku naik keatas perahu tersebut, datanglah dua dahan pohon yang tersambar tadi dan menempel pada kedua sisi perahu tersebut. Lalu mendayunglah dua dahan tersebut dengan cepat hingga sampailah aku disini” – Cerita Imam Abu Hanifah.

Kaum Sumaniyah yang mendengar itu bertanya terheran-heran kepada Imam Abu Hanifah “Apakah engkau gila wahai Imam Abu Hanifah? Ceritamu itu tidak masuk akal! Bagaimana bisa sebuah perahu dengan sendirinya tercipta hanya karena disambar petir kemudian jadi dengan sendirinya! Haruslah dibutuhkan orang yang membuatnya. Dan lagi bagaimana bisa sebuah perahu bisa menepi dan mendayung dengan sendirinya? Haruslah ada nahkoda yang menjalankannya! Kebetulan macam apa itu?”

Dengan menyebut Nama Allah, Imam Abu Hanafi kemudian menjawab “Bukankah kalian menyatakan bahwa seluruh alam semesta dan isinya ini tercipta secara kebetulan? Lalu kenapa kalian tidak percaya kalau ada perahu seperti itu yang tercipta secara kebetulan?” – mendengar jawaban tersebut, Kaum Atheis Sumaniyah terdiam.

Apa yang bisa dipetik dari kisah diatas?

Dari Kisah imam Abu Hanifah dan kaum atheis tersebut kita bisa mengetahui bahwa Allah itu ada. Meskipun kita tidak bisa melihatnya dan segala hal yang berhubungan denganNya tidka bisa dimasukkan kedalam logika manusia. Yang perlu kita lakukan adalah menggunakan hati kita dan melihat sekeliling kita. Segala hal yang kita lakukan dan dapatkan adalah semua atas izin Allah, dan ketika kita mati kelak, kita akan kembali kepadaNya. Semoga bermanfaat ya sobat Cahayaislam.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY