Alasan-alasan Kenapa Kita Perlu Lakukan Muhasabah?

0
2725
Muhasabah

Kehidupan Islami – Ketika kita membicarakan kesalahan orang lain, waktu serasa tidak cukup dan kata-kata kita seolah tidak ada habisnya. Akan tetapi ketika tiba waktunya untuk kita membicarakan dan introspeksi diri, kebanyakan dari kita enggan atau bahkan merasa benar tanpa kesalahan sedikitpun. Untuk itulah, penting bagi kita orang islam beriman yang ingin mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah untuk melakukan muhasabah.

Alasan-alasan Kenapa Kita Perlu Lakukan Muhasabah?

Ada kata seorang bijak yang mengatakan bahwa ketika kita ingin mencari kesalahan-kesalahan. Yang perlu kita miliki bukanlah teropong super canggih ataupun kacamata pengamat yang sophisticated dan memiliki fitur-fitur hebat. Namun, hal yang perlu kita miliki adalah sebuah kaca besar untuk melihat refleksi diri kita sendiri.

Muhasabah sendiri secara etimologi bisa bermakna perhitungan dimana definisinya banyak dijelaskan oleh para ulama sebagai wujud refleksi dan evaluasi diri secara menyeluruh baik berupa kebaikan maupun kejelekan yang ada pada diri kita. Berikut kami akan coba menjabarkan 3 buah alasan kenapa muhasabah itu penting untuk kehidupan kita sebagai orang yang beriman.

Muhasabah dekat jaraknya dengan bertaubatan

Dikisahkan bahwa suatu ketika Rasulullah pernah bersabda tentang dekatnya muhasabah dengan taubat. Hadits tersebut bisa dilihat dalam riwayat ibnu Majjah 4252 dalam kitab zuhd yang menyatakan bahwa penyesalan adalah taubat.

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ الْجَزَرِيِّ، عَنْ زِيَادِ بْنِ أَبِي مَرْيَمَ، عَنِ ابْنِ مَعْقِلٍ، قَالَ ‏:‏ دَخَلْتُ مَعَ أَبِي عَلَى عَبْدِ اللَّهِ فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏:‏ ‏”‏ النَّدَمُ تَوْبَةٌ ‏”‏ ‏.‏ فَقَالَ لَهُ أَبِي ‏:‏ أَنْتَ سَمِعْتَ النَّبِيَّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ يَقُولُ ‏:‏ ‏”‏ النَّدَمُ تَوْبَةٌ ‏”‏ ‏.‏ قَالَ ‏:‏ نَعَمْ

“Saya masuk dengan ayah saya pada‘ Abdullah, dan saya mendengarnya berkata: ‘Utusan Allah (ﷺ) berkata:” Penyesalan adalah pertobatan. ” Ayah saya berkata: ‘Apakah Anda mendengar Nabi (ﷺ) berkata:” Penyesalan adalah pertobatan? ” Dia berkata: “Ya.” [1]

Saat seseorang melakukan muhasabah, dirinya akan dihadapkan pada jelasnya dosa dan kesalahan yang dimilikinya tepat dihadapannya. Setelahnya, dengan muhasabah lebih dalam lagi, keimanannya akan tergugah dan dia akan merasa menyesal atas perbuatan dosa dan kesalahan yang telah dia lakukan. Hal ini tentu merupakan hal yang baik, melihat diluar sana ada mereka orang-orang yang tidak menyadari dosa-dosa yang mereka lakukan dan tidak mau bermuhasabah. Itu yang oleh para ulama disebut sebagai penangguhan kebinasaan dari Allah (Istidraj). Seperti yang sudah difirmankan oleh Allah dalam surat Al A’raf ayat 182.

وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ

Dan orang yang sama mendustai ayat-ayat Kami Allah, kelak akan kami tarik mereka dengan perlahan (menuju kebinasaan), dengan cara yang mereka tak sadari/ketahui [2]

Bermuhasabah merupakan perintah Allah kepada hambaNya

Selain alasan bahwa melaksanakan muhasabah adalah karena hal itu erat dengan taubat yang mengarahkan pada kebaikan. Muhasabah juga ternyata merupakan perintah dari Allah lho! Hal ini dijelaskan dalam firman Allah yang tertera pada surat Al Hasyr ayat 18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. [3]

Dalam surat tersebut dengan gamblang, Allah memerintahkan kita untuk bertaqwa kepadaNya dengan jalan memperhatikan pada apa-apa yang telah dia lakukan untuk kampung akhirat kelak. Yang secara tidak langsung merupakan perintah kita untuk bermuhasabah dan mengevaluasi diri tentang dosa-dosa dan kesalahan kita. Semoga kita selalu menjadi hamba Allah yang sadar akan dosa-dosa kita dan mau berubah kearah yang lebih baik lagi. Amiin.


Catatan Kaki

[1] H.R. Ibnu Majjah no. 4254 (hasan)

[2] Q.S. Al-A’raf (7) ayat 182

[3] Q.S. Al-Hasyr (59) ayat 18

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY