Meneladani Ustadz Abdul Shomad, Wujud Kecintaan Generasi Pada Ilmu

0
277
ustadz Abdul Shomad

Ustadz Abdul Shomad – Siapa yang tidak kenal dengan ustadz Abdul Shomad? Beliau adalah seorang pemuka agama dengan segudang ilmu yang beliau miliki, Masya Allah ya. Hampir sebagian umat mengetahui profil dan ingin meneladani beliau.

Sobat Cahaya Islam, meneladani seorang pembawa kebenaran seperti Ustadz Abdul Shomad tentu adalah hal yang positif. Semakin banyak yang diteladani dari perilaku beliau, maka semakin banyak keilmuan yang bisa diraih.

Ustadz Abdul Shomad, Pembela Kebenaran

Beberapa tahun belakangan ini, nama Ustadz Abdul Shomad sudah terkenang di hati umat. Bahkan sebelum nama beliau banyak tersebar melalui kecanggihan teknologi, kehadiran beliau selalu dinanti umat untuk bisa memberikan petuah tentang kehidupan.

Gaya dan pembawaan beliau ketika berdakwah, tentu patut mendapat acungan jempol. Sebab, sebagian besar analogi yang beliau sampaikan tentang kehidupan memberikan banyak arti dan dapat dipahami dengan mudah oleh semua kalangan umat.

Kecintaan pada para pencari ilmu memang harus selalu ditingkatkan. Namun, kecintaan (hubbun dunya) tersebut tidak boleh sampai menjadikan diri lupa akan kehadiran Allah Ta’ala.

Terkadang, begitu banyak yang memiliki idola tersendiri dan malah membuat lupa akan Pencipta.

Selain itu, meneladani seseorang tidak boleh sampai memiliki asumsi bahwa yang kita teladani adalah sosok yang sempurna. Sebab kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta’ala.

Seringkali didapati fenomena bahwa ketika sang teladan melakukan kesalahan, maka caci dan makian bahkan rasa penyesalan kerap bercokol di hati. Tentu hal ini sama saja berharap yang berlebihan pada sang teladan.

Tips Meneladani Idol agar Tak Kebablasan

Agar tak sampai kebablasan dalam meneladani idola, tentu ada beberapa hal yang harus dipahami. Beberapa diantaranya yakni sebagai berikut :

1.    Meneladani Keilmuannya

Hal pertama yang perlu dilakukan yakni dengan senantiasa meneladani keilmuannya. Bayangkan, seberapa banyak jalan yang ditempuh untuk mendapatkan segudang pengetahuan tersebut? Tentu keberhasilan capaian ilmu yang idola Sobat miliki diatas rata – rata.

ustadz Abdul Shomad

Tentu semua itu didapatkan dengan cara belajar. Itulah mengapa belajar sangatlah penting. Hal ini sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam surat Thaha ayat 114 yakni :

فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا

Artinya : Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ”

2.    Meneladani Perilakunya

Kesuksesan yang diraih oleh idola, tentu juga dari perilaku yang idola lakukan. Apa saja yang dapat diteladani dari idola? Maka tirulah hal tersebut.

Bahkan mengamalkan apa yang Rasulullah ajarkan pada umat mendapatkan poin tersendiri di sisi Allah Ta’ala. Perilaku sendiri bukanlah hal yang dapat dilakukan dengan pura – pura. Meneladani perilaku juga sesuai dengan firman Allah Ta’ala dalm surat Al ahzab ayat 21 yakni sebagai berikut :

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

Artinya :  Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.

Terkadang hal tersebut murni lahir dari pemikiran yang dimiliki seseorang. Bila perilakunya menunjukkan akhlaq yang baik, maka bisa dipastikan keseluruhan ilmu yang dimiliki bersumber dari informasi yang baik bahkan bisa memberikan kebermanfaatan bagi umat lain untuk lebih banyak belajar Islam.

3.    Melakukan hal yang Positif

Kemudian, hal lain yang dapat dilakukan yakni sering melakukan hal positif. hal positif harus dinilai dan diukur dari baik buruknya Islam. Bukan sekedar berdasar perasaan pribadi. Sebab keimanan sendiri harus disandingkan dengan akal yang sehat.

ustadz Abdul Shomad

Sebagai contoh, sobat menganggap membeli makanan yang berlebih adalah hal yang positif untuk self-reward.

Namun dalam Islam, membeli makanan berlebihan dengan tujuan memuaskan diri dan bahkan tidak mampu menghabiskan sama saja akan membuat makanan tersebut bersisa. Mubazir kan?

Nah Sobat Cahaya Islam, demikian ulasan yang berkaitan dengan Ustadz Abdul Shomad dan keteladanan beliau bagi umat. Semoga bermanfaat ya.

TIDAK ADA KOMENTAR

LEAVE A REPLY