Bentrok di Maluku – Pertikaian yang tak terhindarkan antardesa kembali terjadi, sebuah bentrok di maluku yang berujung pada maut.
Hal ini diduga karena adanya kesalahpahaman yang akhirnya saling serang dari kedua desa yang bertetangga tersebut, tepatnya di Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku.
Kedua kubunya yang terikat adalah warga dari desa Ori dan desa Kariu, bahkan sebagian warga Kariu memilih mengungsi ke pegunungan demi menghindari adanya bentrokan.
Tentunya insiden ini memakan banyak kerugian yang didapat, ini yang disesalkan.
Mulai dari 211 rumah yang terbakar, dua orang warga yang terluka hingga meninggal dunia, serta dua orang lagi dan satu polisi yang mengalami luka berat sampai harus dirawat.
Beredar pula kabar bahwa polisi yang tengah dirawat karena terluka itu usai mengalami tembakan yang menembus pipinya.
Namun hal ini belum mendapatkan klarifikasi lebih lanjut benar atau tidaknya.
Meski kini kedua desa tersebut sudah diamankan oleh aparat namun kondisinya masih memanas dan belum kondusif.
Masalah yang memicu pertengkaran sengit ini diduga karena persoalan sengketa lahan yang ada di perbatasan kedua desa itu.
Yang apabila nantinya tidak bisa diselesaikan secara adat maka harus dibawa ke pengadilan demi adanya kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak desa.
Terjadi Bentrok di Maluku Akibat Salah Paham, ini Tanggapan Islam
Insiden bentrok di Maluku yang mengakibatkan banyak korban terluka bahkan sampai meninggal dunia ini kabarnya disebabkan oleh perselisihan dari suatu kesalahpahaman.
Lantas, bagaimana tanggapan Islam terhadap kejadian tragis di Pulau Haruku tersebut?
Memang, seperti yang kita ketahui bahwa manusia memiliki emosi dalam dirinya yang mana bisa diluapkan dengan amarah, kekecewaan bahkan rasa sedih.
Karena beberapa alasan, emosi manusia bisa memicu terjadinya konflik antar satu sama lain.
Bahkan konflik yang diredakan bisa saja berakibat pada tindakan kekerasan yang saling provokatif.
Bahayanya lagi, bisa menjadi tradisi turun temurun baik antar keluarga, daerah atau adat.
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat ayat 10)
Pertikaian tersebut tentunya harus bisa diselesaikan dengan hati lega yang berkenan untuk saling menerima.
Hal ini membutuhkan pihak ketiga yang bisa membantu untuk mendamaikan kedua kubu yang tengah bermasalah.
Hendaknya ia mampu melembutkan dan melunakkan hati mereka agar umat Islam tidak sampai menjadi terpecah belah.
Kunci Utama untuk Menghindari Perselisihan adalah sebagai berikut:
1. Tidak Berkata Dusta
Orang yang senang berkata dusta hanya akan mendatangkan petaka baik bagi dirinya maupun orang lain.
2. Tidak Bergurau yang Keterlaluan
Jika ada di antara kalian yang bergurau dengan menyakitkan sebaiknya berhenti dan tidak lagi mengulangi hal buruk tersebut.
Karena gurauan seperti itu bisa menyakiti hati orang lain dan juga menghilangkan rasa hormat.
3. Tidak Mengingkari Janji
Mengucapkan suatu janji lalu mengingkarinya hanya akan membuat orang lain murka dan mengundang kehancuran bagi yang terlibat karena ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.
Demikian di atas merupakan ulasan terkait kabar duka yang mana terjadinya bentrok di maluku.
Akibat selisih paham yang memakan banyak korban dan juga kerusakan properti, serta tanggapan Islam mengenai hal tersebut.